Mewaspadai Gejala Pradiabetes Agar Tak Berkembang Menjadi Diabetes

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 29 Nov 2021

Mungkin sahabat pernah mendengar istilah pradiabetes? Pradiabetes adalah kondisi kesehatan yang serius di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2. Dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), mereka yang menderita pradiabetes sebagian besar (84 persen) tidak tahu bahwa mereka mengidapnya. Pradiabetes menjadi kondisi serius karena dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.

Bagaimana pradiabetes bisa muncul? Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang bertindak seperti kunci yang membiarkan gula darah masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Pada orang dengan pradiabetes, sel-sel di tubuh tidak merespons insulin secara normal. Pankreas akan membuat lebih banyak insulin untuk mencoba membuat sel merespons hal ini. Lambat laun gula darah akan naik. Bila hal ini berlangsung dalam waktu lama dan tidak dikendalikan, ancaman diabetes melitus tipe 2 menanti.

Sayangnya pradiabetes kerap muncul tanpa gejala. Artinya, seseorang bisa memiliki kondisi ini selama bertahun-tahun tetapi tidak memiliki gejala yang jelas, sehingga sering tidak terdeteksi sampai masalah kesehatan yang serius seperti diabetes tipe 2 muncul.

Karenanya, bagi mereka yang memiliki salah satu atau lebih faktor risiko pradiabetes mencakup kelebihan berat badan/obesitas, berusia di atas 45 tahun, memiliki orang tua, saudara laki-laki, atau saudara perempuan dengan diabetes tipe 2, aktivitas fisik kurang dari 3 kali seminggu, bagi perempuan pernah menderita diabetes gestasional (diabetes selama kehamilan) atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg, serta memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS) perlu memeriksa kadar gula darah.

Selain itu, ras dan etnis juga merupakan faktor: Afrika Amerika, Hispanik/Amerika Latin, Indian Amerika, Kepulauan Pasifik, dan beberapa orang Amerika Asia berada pada risiko yang lebih tinggi terkena pradiabetes.

Dikutip dari laman Mayo Clinic, salah satu kemungkinan tanda pradiabetes yang bisa dikenali adalah kulit menjadi gelap pada bagian tubuh tertentu (disebut acanthosis nigricans). Daerah yang terkena dapat mencakup leher, ketiak, siku, lutut, dan buku-buku jari. Tanda dan gejala klasik yang menunjukkan bahwa kondisi pradiabetes telah beralih ke diabetes tipe 2, antara lain rasa haus yang meningkat, sering buang air kecil, rasa lapar yang berlebihan, kelelahan, penglihatan kabur.

Untuk mengetahui status pradiabetes bisa dilakukan pemeriksaan. Dikutip dari laman Medline Plus, ada beberapa tes darah berbeda yang dapat mendiagnosis pradiabetes. Yang paling umum adalah tes glukosa plasma puasa (FPG), yang mengukur gula darah pada satu titik waktu. Untuk pengukuran, pasien harus berpuasa (tidak makan atau minum) minimal 8 jam sebelum tes. Hasil tes diberikan dalam mg/dL (miligram per desiliter): Level normal adalah 99 atau lebih rendah; Pradiabetes adalah 100 hingga 125; Diabetes tipe 2 adalah 126 ke atas

Sedangkan tes lain yang dilakukan adalah A1C, yang mengukur gula darah rata-rata selama 3 bulan terakhir. Hasil tes A1C diberikan sebagai persentase. Semakin tinggi persentasenya, semakin tinggi kadar gula darah: Tingkat normal di bawah 5,7%; Pradiabetes adalah antara 5,7 hingga 6,4%; Diabetes tipe 2 di atas 6,5%.

Kabar baiknya, mereka yang memiliki pradiabetes bisa membalikkan keadaan, artinya belum tentu berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2. Agar pradiabetes tak berlanjut menjadi diabetes, perubahan gaya hidup yang disarankan menurut rekomendasi CDC, Mayo Clinic dan Medline Plus antara lain:

1. Menurunkan berat badan jika kegemukan.

2. Melakukan aktivitas fisik secara teratur.

3. Mengikuti rencana makan yang sehat dan rendah kalori.

4. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga merekomendasikan minum obat diabetes.

Konsumsi makanan sehat, menjadikan aktivitas fisik bagian dari rutinitas harian dan menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengembalikan kadar gula darah menjadi normal. Perubahan gaya hidup yang sama yang dapat membantu mencegah diabetes tipe 2 pada orang dewasa juga dapat membantu mengembalikan kadar gula darah pada anak-anak menjadi normal.

Bagi orang dengan kondisi pradiabetes, menurunkan sedikit berat badan (bila kelebihan berat badan) dan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2. Sejumlah kecil penurunan berat badan, yaitu sekitar 5% hingga 7% dari berat badan atau sekitar hanya 4,5 g hingga 6 kg untuk orang dengan berat 90 kg. Aktivitas fisik secara teratur berarti berjalan cepat setidaknya 150 menit seminggu (30 menit sehari selama lima hari) atau aktivitas serupa.

Bekerjalah dengan pelatih terlatih untuk membuat perubahan gaya hidup yang realistis dan bertahan lama bila perlu. Selain itu penting untuk mengelola stres, tetap termotivasi, dan memecahkan masalah yang membebani pikiran.

Tanyakan kepada dokter atau perawat apakah ada Program Pencegahan Diabetes Nasional yang ditawarkan di komunitas. Karena, waktu terbaik untuk mencegah diabetes tipe 2 adalah sekarang.

Referensi

Centers for Disease Control and Prevention. Prediabetes - Your Chance to Prevent Type 2 Diabetes.https://www.cdc.gov/diabetes/basics/prediabetes.html. Diakses 19 Oktober 2021

Centers for Disease Control and Prevention. The Surprising Truth About Prediabetes.https://www.cdc.gov/diabetes/library/features/truth-about-prediabetes.html. Diakses 19 Oktober 2021

Mayo Clinic. Prediabetes.https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prediabetes/symptoms-causes/syc-20355278. Diakses 19 Oktober 2021

MedlinePlus. Predibaetes.https://medlineplus.gov/prediabetes.html. Diakses 19 Oktober 2021