Hubungan Vitamin D dan Diabetes

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Nov 2021

Vitamin D memiliki fungsi penting bagi tubuh. Kerap disebut sebagai ‘vitamin sinar matahari’ memainkan banyak peran penting dalam tubuh dan membantu kita menjaga kesehatan tulang, sendi, dan gigi, serta sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik. Vitamin D dikenal dapat membantu penyerapan kalsium dalam tubuh untuk meningkatkan pertumbuhan tulang.

Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak, bukan larut dalam air. Jadi vitamin D akan diserap lebih baik bersama makanan yang mengandung lemak, seperti almond, selai kacang, atau alpukat. Riset menunjukkan vitamin D dapat membantu dalam segala hal, mulai dari kinerja atletik hingga penyakit jantung, dan bahkan dapat membantu melindungi terhadap diabetes tipe 2.

Dikutip dari laman Everyday Health, beberapa penelitian observasional menunjukkan vitamin D mungkin juga berperan dalam pencegahan penyakit dan gangguan tertentu, seperti diabetes tipe 2. Vitamin D dipercaya dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin – hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur kadar gula darah – dan dengan demikian mengurangi risiko resistensi insulin, yang sering menjadi pemicu diabetes tipe 2.

Beberapa ilmuwan juga percaya vitamin ini dapat membantu mengatur produksi insulin di pankreas.

Berapa banyak vitamin D yang harus dikonsumsi orang dengan atau yang berisiko diabetes? Asupan vitamin D harian untuk kebanyakan orang dewasa adalah 600 IU, dan orang dewasa di atas usia 70 membutuhkan sedikit lebih banyak, yakni 800 IU, menurut paduan National Institutes of Health (NIH). Tak terkecuali penderita diabetes.

Ada dua bentuk utama vitamin D, yakni vitamin D2 dan vitamin D3. Vitamin D2 ditemukan pada tumbuhan dan makanan yang diperkaya dengan vitamin ini. Sedangkan vitamin D3 berasal dari sumber hewani dan diproduksi secara alami di dalam tubuh saat kulit terkena sinar matahari.

Bagi mereka yang melakukan gaya hidup vegan (versi vegetarian yang sama sekali menghindari produk hewani), Harvard T.H. Chan School of Public Health merekomendasikan perlu mengonsumsi vitamin D2 dalam bentuk suplemen, tetapi untuk memetik manfaat optimal, vitamin D3 mungkin lebih efektif. Hal Ini mungkin sebagian karena perbedaan dalam struktur kimia dan kemampuan untuk mengikat reseptor vitamin D, menurut ulasan yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the Nutrition Society, Augustus 2017.

Vitamin D juga dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Sebuah tinjauan yang diterbitkan pada Juni 2018 di The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (lazim disebut kolesterol jahat). Hal ini penting untuk diperhatikan karena pengidap diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih besar untuk mengalami masalah jantung. CDC bahkan menyebut orang dengan diabetes dua kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung daripada orang tanpa diabetes.

Semakin banyak penelitian menunjukkan hubungan antara vitamin D dan diabetes tipe 2. Diketahui bahwa orang yang baru didiagnosis dengan diabetes tipe 2 cenderung memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah daripada orang tanpa penyakit tersebut. Alasannya, pada diabetes tipe 2, tak jarang sel-sel pankreas tidak bekerja dengan baik dan berjuang untuk memproduksi insulin yang cukup untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Ahli di Everyday Health mengatakan reseptor spesifik di pankreas hanya dapat aktif jika tersedia cukup vitamin D guna mendukung fungsi pankreas.

Namun penelitian lebih lanjut masih diperlukan di bidang ini. American Diabetes Association (ADA) mencatat bahwa tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan penggunaan rutin vitamin D untuk meningkatkan kontrol gula darah pada orang yang menderita diabetes, dan tidak semua penelitian menunjukkan bahwa vitamin D berguna untuk mencegah diabetes. Misalnya, sebuah penelitian yang diterbitkan pada Juni 2019 di The New England Journal of Medicine mengamati hampir 2.500 orang yang berisiko terkena diabetes tipe 2 yang menerima suplemen vitamin D 4.000 unit internasional (IU) atau menerima plasebo (tidak mengandung bahan aktif, berfungsi sebagai kontrol). Setelah dua tahun, orang yang menerima suplemen tidak memiliki risiko diabetes yang jauh lebih rendah daripada orang yang menerima plasebo.

Banyak orang mungkin tidak memenuhi kebutuhan minimum vitamin D. Kekurangan vitamin D dapat berdampak negatif pada jalur biokimia yang mengarah pada perkembangan diabetes tipe 2, termasuk gangguan fungsi sel beta di pankreas, resistensi insulin, dan peradangan, dikutip dari laman Harvard T.H. Chan School of Public Health.

Kekurangan vitamin D dapat ditandai dari nyeri tulang dan kelemahan otot hingga depresi dan sistem kekebalan tubuh melemah. Sementara defisiensi dalam jangka panjang dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, psoriasis, osteoporosis, kelelahan kronis, penyakit Alzheimer, kanker, dan diabetes tipe 2.

Beberapa makanan secara alami kaya akan vitamin D3. Sumber terbaik adalah daging ikan berlemak dan minyak hati ikan. Jumlah yang lebih kecil ditemukan dalam kuning telur, keju, dan hati sapi. Jamur tertentu mengandung beberapa vitamin D2; selain itu beberapa jamur yang dijual secara komersial mengandung jumlah D2 yang lebih tinggi karena sengaja terkena sinar ultraviolet dalam jumlah tinggi.

Banyak makanan dan suplemen yang diperkaya dengan vitamin D seperti produk susu dan sereal. Minyak hati ikan cod, salmon, ikan tuna, jus jeruk yang diperkaya dengan vitamin D. Juga susu sapi dan susu nabati yang diperkaya dengan vitamin D, sarden, dan hati sapi.

Membiarkan kulit terpapar sinar matahari selama 15-20 menit setiap hari dapat membantu meningkatkan produksi vitamin D tubuh, dan dengan demikian mengurangi risiko diabetes dan kondisi medis serius lainnya.

Referensi

Everyday Health. What Vitamin D Is Good for When You Have or Are at Risk for Diabetes.https://www.everydayhealth.com/type-2-diabetes/diet/vitamin-d-deficiency-linked-with-diabetes/. Diakses 17 Oktober 2021

Harvard T.H. Chan School of Public Health. Vitamin D.https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/vitamin-d/. Diakses 17 Oktober 2021