Solusi Atasi Selesma pada Si Kecil

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 23 Nov 2021

Sebagian orang masih keliru menyebut selesma (common cold) yang ditandai dengan batuk pilek dengan sebutan flu. Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDA), menurut para ahli, selesma dapat disebabkan oleh lebih daripada 100 jenis virus yang biasa menginfeksi saluran napas. Sebagian ahli lain bahkan menyatakan virus selesma mencapai 200 jenis virus.

Virus flu merupakan salah satu penyebab selesma, tetapi bukan yang tersering. Penyebab tersering selesma adalah rhinovirus (rhino sendiri artinya hidung). Hampir semua selesma merupakan penyakit yang akan membaik secara alamiah. Selesma dapat disebut sebagai flu hanya jika kita memeriksa virusnya dan didapatkan virus flu sebagai penyebabnya.

Dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), flu yang disebabkan oleh virus influenza, juga menyebar dan menyebabkan penyakit pada waktu yang hampir bersamaan dengan selesma. Karena kedua penyakit ini memiliki gejala yang mirip, mungkin sulit (atau bahkan tidak mungkin) untuk membedakan keduanya berdasarkan gejala saja.

Secara umum, gejala flu lebih buruk daripada pilek biasa dan dapat berupa demam atau merasa demam/menggigil, batuk, sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala dan kelelahan (kelelahan). Flu juga dapat memiliki komplikasi yang sangat serius, sehingga CDC merekomendasikan vaksinasi flu tahunan sebagai cara pertama dan terbaik untuk mencegah flu.

Para ahli di IDAI menyatakan, berbeda dengan virus lain, influenza dapat menyebabkan radang saluran napas atas dan bawah hingga ke paru. Radang paru atau pneumonia ini merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Flu burung merupakan varian dari virus influenza yang biasanya hanya menyebabkan penyakit pada burung. Virus flu burung ini kemudian bermutasi sehingga juga dapat menginfeksi dan menyebabkan kematian pada manusia.

Selesma merupakan penyakit infeksi virus yang sangat mudah menular. Penularan terjadi melalui percikan saluran napas pada saat seorang pasien bersin atau batuk. Walaupun tidak menyebabkan kematian, selesma dapat mengganggu kenyamanan.

Dikutip dari laman Healthy Children, anak-anak mungkin akan kerap mengalami selesma atau batuk pilek. Dalam dua tahun pertama kehidupan saja, kebanyakan anak menderita delapan sampai sepuluh pilek. Dikutip dari CDC, sakit tenggorokan dan pilek biasanya merupakan gejala awal selesma, diikuti dengan batuk dan bersin. Kebanyakan orang pulih dalam waktu sekitar 7-10 hari.

Laman Mayo Clinic menyebut, gejala biasa biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah terpapar virus penyebab pilek. Tanda dan gejala, yang dapat bervariasi dari setiap anak, antara lain hidung berair/tersumbat, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala ringan, bersin, demam ringan, merasa tidak enak badan, sulit menelan hingga menolak makan.

CDC dan para ahli di laman Healthy Children menyebut, tidak ada obat untuk selesma. Antibiotik dapat digunakan untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak berpengaruh pada virus yang menyebabkan selesma. Obat-obatan yang dijual bebas dapat membantu meringankan gejala tetapi tidak akan membuat pilek menghilang lebih cepat. Selalu baca label dan gunakan obat sesuai petunjuk. Bicaralah dengan dokter sebelum memberi anak obat flu tanpa resep, karena beberapa obat mengandung bahan yang tidak dianjurkan untuk anak-anak. Pelajari lebih lanjut tentang pereda gejala infeksi saluran pernapasan atas, termasuk pilek.

Hal terbaik yang bisa dilakukan saat anak terkena selesma adalah membuatnya merasa nyaman, banyak istirahat dan minum lebih banyak cairan. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air. Cuci selama 20 detik, dan bantu Si Kecil melakukan hal yang sama. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol. Virus yang menyebabkan pilek dapat hidup di tangan, dan mencuci tangan secara teratur dapat membantu melindungi dari tertular selesma.

Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci. Virus yang menyebabkan pilek bisa masuk ke tubuh dengan cara ini dan membuat sakit. Jauhi orang yang sedang sakit karena mereka dapat menyebarkan virus yang menyebabkan selesma melalui kontak dekat dengan orang lain.

IDAI menyarankan, untuk mengurangi terkena selesma usahakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terkena penyakit infeksi. Peningkatan daya tahan ini dapat dicapai dengan pola makan yang optimal dan sehat, cukup rehat, dan olahraga yang teratur.

Bila sedang mengalami selesma, terapkan etika batuk pilek. Tutupi hidung dan mulut dengan lengan pada saat bersin atau batuk. Jangan tutupi dengan telapak tangan karena jika kemudian bersalaman atau memegang benda, virus penyebab selesma akan berpindah dan dapat menulari orang lain.

Meskipun selesma tidak berbahaya, namun jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda lubang hidung menjadi lebih besar pada setiap helaan napas, kulit di atas atau di bawah tulang rusuk tertarik saat ia bernapas (retraksi), atau anak bernapas cepat atau mengalami kesulitan bernapas, bibir atau kuku menjadi biru, lendir di hidung berlangsung lebih dari 10 hingga 14 hari, batuk tidak kunjung hilang (berlangsung lebih dari satu minggu), sakit telinga, suhu tubuhnya lebih dari 38,9 derajat Celcius, anak selalu mengantuk atau rewel, segera kunjungi dokter anak.

Referensi

Centers for Disease Control and Prevention. Common Colds: Protect Yourself and Others.https://www.cdc.gov/features/rhinoviruses/index.html. Diakses 18 Oktober 2021

Mayo Clinic. Common cold.https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/symptoms-causes/syc-20351605. Diakses 18 Oktober 2021

Healthy Children. Children and Colds.https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/ear-nose-throat/Pages/Children-and-Colds.aspx. Diakses 18 Oktober 2021

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Flu, Istilah yang Rancu.https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/flu-istilah-yang-rancu. Diakses 18 Oktober 2021