10 Ribu Balita Di Kalsel Kurang Gizi

Oleh Joshua Targuna 24 Sep 2010

MASALAH gizi buruk masih menjadi pekerjaan rumah utama bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel). Tercatat hampir 100 ribu balita di Kalsel mengalami kurang gizi. “Gizi kurang dan buruk, tingginya angka kematian bayi dan ibu, serta penyakit menular merupakan permasalahan utama yang dihadapi sektor kesehatan Kalsel,” ungkap Gubernur Kalsel Rudy Ariffin di Banjarmasin, kemarin.

Ia juga mengungkapkan Pemprov Kalsel juga dihadapi masalah minimnya akses pelayanan kesehatan, serta kurangnya tenaga kesehatan seperti bidan, perawat, dan dokter. Termasuk alokasi anggaran kesehatan yang dinilai masih kurang. Namun, menurut Rudy, pihaknya terus berupaya membenahi masalah kesehatan masyarakat melalui berbagai program, di antaranya Jaminan Kesehatan Provinsi.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalsel, angka balita yang mengalami gizi kurang mencapai 26,5"f atau 98.500 dari 388 ribu jumlah balita keseluruhan. Dari angka tersebut, balita yang mengalami gizi buruk diperkirakan mencapai 10 ribu. Angka balita yang mengalami gizi kurang ini lebih tinggi dari rata-rata nasional 18,4..

Di sisi lain, jumlah penderita gizi buruk yang ditangani Dinas Kesehatan Kalsel dari tahun ke tahun menurun. Pada 2008, terdapat 158 kasus dan 16 di antaranya tewas. Pada 2009, jumlah kasus gizi buruk sebanyak 61 kasus dengan jumlah penderita tewas sebanyak 6 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Rosihan Adhani mengatakan, untuk mengatasi kasus gizi buruk perlu dilakukan kerja sama dari seluruh sektor. Alasannya, penyebab gizi buruk tidak hanya faktor kesehatan. Penyebab serangan penyakit mematikan pada balita itu melibatkan mata rantai persoalan yang cukup kompleks.

“Kurangnya pengetahuan orang tua dalam merawat balita juga bisa menyebabkan anak kekurangan gizi, selain karena faktor ekonomi atau kemiskinan,” tegasnya. Dari Ngawi, Jawa Timur, dilaporkan, sebanyak 374 balita di daerah itu menderita gizi buruk.

Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi Pujiono membenarkan adanya ratusan balita di Kabupaten Ngawi yang menderita gizi buruk. Ia mengutarakan, tiga kecamatan dinyatakan sebagai daerah yang paling banyak memiliki balita dengan gizi buruk, yakni Kecamatan Kedunggalar, Kecamatan Kota Ngawi, dan Kecamatan Karang-jati. Pujiono juga mengakui beberapa dari penderita gizi buruk itu harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeroto, Ngawi. (DY/AG/N-1)

Sumber berita dari sini. Semoga sekarang balita-balita ini sudah tertangani. Di tangan merekalah masa depan Indonesia.