3 Bidan Paling Inspiratif

Oleh Nutrisi Bangsa 19 Dec 2012

 

Puncak acara Srikandi Award 2012 yang diselenggarakan Sarihusada dan Ikatan Bidan Indonesia, yaitu pemberian penghargaan kepada sembilan bidan inspiratif, akhirnya digelar Selasa (18/12/2012) malam lalu di Jakarta.

Sembilan bidan dari berbagai pelosok daerah di Indonesia itu dianggap mampu mengembangkan inisiatif sosial, yang terbukti dibutuhkan masyarakat.

“Penghargaan Srikandi Award ditujukan kepada bidan yang telah melakukan inisiatif sosial dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak”, kata Presiden Direktur PT Sarihusada, Borris Bourdin dalam sambutannya.

Penentuan bidan finalis pada Srikandi Award 2012 – yang merupakan penyelenggaraan keempat sejak 2009 – ini didasarkan pada kegiatan mereka dalam Pos Bhakti Bidan yang diselenggarakan Sarihusada dengan 450 program di 20 provinsi.

Menurut Bourdin, kegiatan Pos Bhakti Bidan itu berdampak pada kesejahteraan 80.000 ibu dan anak, terutama pada wilayah yang memiliki angka gizi kurang dan gizi buruk pada balita.

Dari sembilan bidan yang masuk kategori finalis itu, tim juri memilih tiga sosok bidan yang dianggap paling inspiratif.

Srikandi Award untuk kategori Inisiatif Pemberdayaan Ekonomi dan Pangan Lokal diberikan kepada bidan Sunarti dari Kokap, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di wilayah kerjanya, bidan Sunarti mampu mengembangkan program sumber gizi, diantaranya memproduksi jamur tiram. Jamur ini merupakan sumber protein di Kokap yang terkenal gersang dan kurang air.

Sedangkan kategori Inisiatif Peningkatan Kesehatan Anak diberikan kepada bidan Rahmi dari Muna, Sulawesi Tenggara.

Bidan Rahmi telah mengembangkan program ASI, yaitu berupa upaya untuk melawan mitos yang salah pada masyarakat setempat, bahwa bayi tidak akan kenyang hanya dengan air susu ibu (ASI).

Adapun Srikandi Award pada kategori Inisiatif Peningkatan Kesehatan Ibu diberikan kepada bidan Siti Kholifah dari Pacitan, Jawa Timur.

Melalui pengembangan program Hamil Sehat Ibu Belia, bidan Siti Kholifah mendampingi para perempuan belia berusia 12-15 tahun yang mengalami kasus kehamilan yang tidak diinginkan. Salah-satu yang dilakukan bidan Siti adalah menggelar kelas ibu hamil kepada mereka.

Dalam sambutannya Ketua IBI, Herni Koesno mengatakan, bidan-bidan banyak mengambil peran meningkatkan kesehatan ibu dan anak di wilayah pedesaan dan pelosok.

Dia kemudian menyarankan agar para bidan di wilayah terpencil terus mengembangkan kerja sama dengan banyak pihak, termasuk para tokoh masyarakata.

Pembacaan puisi

Selain pemberian penghargaan Srikandi Award 2012, acara yang digelar di Balai Kartini, Jakarta itu juga menampilkan pembacaan puisi oleh penyair Taufik Ismail.

Ditemani oleh Yeni Fatmawati, Corporate Affairs and Legal Director Sarihusada, puisi itu menggambarkan tentang perjuangan seorang ibu.

“Jika adalah sayang yang paling gemilang, itulah sayang ibunda kita,” tutur Taufik Ismail, saat membacakan puisinya.

Di hadapan tamu undangan, seniman Butet Kertaredjasa dan kawan-kawannya menampilkan drama musikal tentang Kisah Sembilan Bidan tersebut.

“Menyuapi bayi itu namanya menyuapi gizi. Tapi menyuapi pejabat pejabat itu korupsi!” Celetuk Butet, yang membuat tertawa para undangan acara tersebut.

Sambil menikmati hidangan, para tamu dan undangan dihibur pula oleh paduan suara anak-anak dari SOS.