7 Bulanan? Lebih Dari Ritual Lho!

Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 11 Feb 2014

Dear Diary,

Seperti yg saya tulis sebelumnya, saya sebenarnya bukan orang yg taat ritual, termasuk ketika mengadakan acara 7 bulanan mama ketika hamil anak pertama. Tapi sayajuga mempercayai, suatu upacara / ritual, pasti ada tujuan lain selain kerepotan yang harus dilakukan. Karena itu, saya tetap mengadakan acara 7 bulanan, meski tidak sesuai dengan pakem - pakem di adat keluarga kami. Selain karena untuk bersilaturahmi, ritual - ritual selama kehamilan sebenarnya bisa menjadi perayaan dan dukungan untuk calon ibu dan calon bapak. Bagaimana seorang wanita yang mengalami perubahan bentuk tubuh akibat kehamilan, akan mendapatkan limpahan perhatian di ritual-ritual seperti ini. Di adat Jawa, biasanya calon ibu akan mengenakan roncean kembang melati yang wangi, melalui proses siraman untuk membuatnya lebih cantik. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat rasa percaya diri dan kebahagiaan si ibu juga akan bertambah, yang pada akhirnya berdampak pula pada kebahagiaan si calon baby dalam perut.

Sebenarnya ritual 7 bulanan jg bukan hanya ada di Jawa, ketika saya tinggal di Bali, ada ritual serupa bernama Megedong-gedongan, yg diadakan ketika usia kandungan 7 bulan Bali (1 bulan=35 hari). Selain berbagai pernak pernik banten/sesaji dan prosesi yg dilalui, di megedong-gedongan calon orang tua akan mendapatkan petuah-petuah tentang tumbuh kembang anak. Jadi, siapa bilang ini hanya tentang ritual? :)