BUNDA SEHAT, NEGARA MAJU PESAT

Oleh ana kristy 12 Mar 2012

Berlebihankah jika kita mengatakan ibu sehat negara maju pesat? Saya rasa tidak. Karena begitu banyak kata-kata mutiara yang memuliakan ibu. Surga di bawah kaki ibu, maju mundurnya suatu peradaban ditentukan oleh ibu, bahkan Nabi Muhammad ketika ditanya oleh salah seorang sahabatnya tentang siapakah orang pertama yang wajib kita hormati, beliau menjawab berturut-turut tiga kali ibu..ibu..ibu. Mengapa demikian? Karena peran ibu dalam kehidupan sedemikian besarnya.

‘Men sana in corpore sano’. Di dalam tubuh yang kuat, dalam hal ini tubuh seorang ibu, terdapat jiwa yang sehat/kuat. Seorang ibu yang sehat akan memiliki pribadi dan pola pikir yang cerdas berwawasan luas. Sebuah modal penting dalam mengasuh dan mendidik anak yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa

Ibu yang cerdas tentu akan memperhatikan setiap tahapan tumbuh kembang anaknya dengan cermat, sejak dalam kandungan hingga remaja. Saat mengandung sang jabang bayi, ibu tidak hanya berusaha memikirkan kesehatannya sendiri. Mereka sangat konsisten menjaga kandungannya terutama asupan nutrisi sang bayi. Walau sangat menderita ketika mengalami ‘morning sick’, sang ibu sadar gizi akan tetap melahap berbagai macam vitamin (yang kadang ukurannya tidak manusiawi, besar sekali maksud saya), makanan dan susu. Seringkali makanan atau minuman tersebut dimuntahkan tak lama setelah masuk ke perut. Namun demi sang jabang bayi yang masih sangat membutuhkan asupan gizi, tak jemu-jemu ibu berusaha memakan kembali. Tak jarang pula para ibu yang sudah kehabisan akal menghadapi ‘morning sick’, membuat berbagai taktik untuk menyiasati agar nutrisi bisa masuk ke tubuhnya dan bayinya. Berbagai tips dan sharing pengalaman tentang persalinan dan pola pengasuhan anak akan dicari dan dilakukannya. Anda bisa bayangkan betapa hebatnya perjuangan dan perhatian para ibu sehat dalam menyambut kelahiran para penerus bangsa ini! Itu baru permulaan saja.

Memasuki masa pertumbuhan anak batita dan balita pun ibu tak pernah lengah. Jadwal imunisasi tak terlewatkan, ke posyandu tak pernah absen. Berbagai pengetahuan mengenai tumbuh kembang dan penyakit anak mereka hapal di luar kepala. Bagi ibu pekerja hal tersebut juga tak alpa mereka lakukan. Segala jurus jitu mereka keluarkan agar anak tetap sehat. Di masa batita balita ini, ibu juga makin giat mencari asupan gizi untuk rohani sang anak. Diajarnya anak untuk saleh, berani, mandiri dan cerdas. Segala mainan dan bacaan edukatif berusaha disediakannya. Jika dana tak ada, maka dengan kreatif mereka akan membuat dan merancangnya sendiri.

Pada usia sekolah para ibu tetap tak bosan mendidik putra-putrinya untuk terus berprestasi. Mulai dari memilihkan sekolah yang menurutnya ideal (sesuai dengan kemampuan) hingga menemani anaknya belajar setiap malam. Mendengarkan curahan hati anak dengan sabar. Menasihati jika ada kekurangan. Semua berusaha dilakukannya dengan sempurna, seletih apapun tubuh yang dirasakannya. Hingga anak menginjak remaja, tetap dijaganya sang buah hati dengan hati-hati. Sampai kelak sang anak dewasa dan dianggapnya hidup mapan, barulah sang ibu bisa bernapas lega.

Oleh karena itu tidaklah berlebihan pernyataan, jika para ibu di suatu negara sehat lahir dan batinnya, mereka pasti akan mampu menumbuhkan bibit-bibit generasi bangsa yang sehat lahir dan batinnya pula, generasi yang sehat dan berakhlak. Generasi yang anti korupsi, generasi yang berorientasi pada prestasi, generasi yang mampu membawa kita pada kejayaan bangsa.

http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/