Bunda Sehat, Bunda Bahagia

Oleh djghina 15 Mar 2012

Senja meluncur cepat, menyisakan guratan jingga yang berpendar dibalik gedung-gedung tinggi di seputaran Thamrin. Aku berdiri tak jauh, tepatnya di depan Deustche Bank, melongokkan kepala lagi dan lagi kearah deretan mobil-mobil di Bundaran HI yang beringsut pelan, persis keong kelelahan sedang berbaris. Mataku cemas mencari-cari bus AC yang akan membawaku pergi dari kerumunan para pekerja kantor yang berebut pulang. “Semoga dapat duduk” ungkapku dalam hati, maklum memenangkan “persaingan” naik angkutan umum di Jakarta saja sudah perjuangan, apalagi bisa duduk nyaman, itu keberuntungan, meskipun dalam kondisi hamil 2 bulan. Kukeluarkan sebotol air mineral dari dalam tas kemudian meneguknya perlahan. Penting sekali bagiku untuk tetap bugar. Ini kehamilanku yang pertama, dan trimester awal adalah waktu “rawan” keguguran. Jika kondisiku drop akibat kelelahan, dehidrasi apalagi kekurangan nutrisi, akibatnya……aku bahkan enggan membayangkannya.

Penggalan memori tadi terus berkelebat, mengingatkan saya pada kondisi di awal-awal kehamilan. Menjadi calon bunda ditengah aktivitas padat pekerjaan itu sebuah tantangan. Bukan hanya siap menghadapi mual atau perubahan mood karena kondisi hormone, kita juga dituntut siap mental menghadapi tekanan pekerjaan dan lingkungan hectic sepulang kerja, belum lagi meluangkan waktu bagi pasangan, keluarga atau diri sendiri.

Pentingnya “mantra” positif

Ketika menyadari saya hamil dan memutuskan untuk tetap bekerja, saya tahu konsekuensinya dan siap bertanggungjawab. Langkah pertama yang menjadi fokus saya adalah menemukan cara untuk tetap memotivasi diri, mensugesti pikiran dengan mantra positif. Kehamilan adalah anugerah sekaligus amanah, saya patut bersyukur diberi kepercayaan memiliki seorang anak. Saya sadar sukses atau tidaknya menjalani kehamilan didukung banyak faktor, tapi setidaknya saya telah siap menghadapi hambatan terbesar….diri sendiri *langsung ngaca* *malu ati*

Manajemen Waktu

Problems are made for solution, apapun kendalanya selalu ada jalan keluar. Prinsip inilah yang kembali menguatkan tekad menjalani kehamilan. Tapiiiiii, dengerin kata manajemen aja udah malesin banget, yaudah saya ganti aja sama istilah trik calon ibu produktif :D. Intinya saya belajar mengatur waktu dan mengombinasikan kegiatan. Meski perempuan berbakat multitasking saya tetap harus mendelegasikan pekerjaan dan menetapkan prioritas. Masih ngerasa capek? Cobain deh saat sedang hamil, biasakan merendam kaki dengan air hangat berisi larutan garam sepulang kerja, lengkapi aktivitas ini dengan menyetel music favorit lewat gadget bunda, dijamin relax.

Dengan trik ini saya membuat pola waktu agar kebutuhan bekerja, istirahat, mengerjakan hobi atau me-time mendapat porsi yang sesuai dengan kemampuan saya, apalagi untuk tidur, bye-bye begadang :D

Manajemen Nutrisi

You are what you eat, apa yang Anda makan akan mewakili Anda sebenarnya. Pepatah ini sukses mengingatkan saya kembali bahwa anak yang sehat bermula dari bunda yang sehat. Trus gimana dong dengan hobi saya nyicipin kuliner dimana-mana? ya dikontrol dulu *padahal pengen nangis waktu ngeliat daftar panjang larangan makan saat hamil*

Kuncinya memang pada asupan dan nutrisi yang tepat dan lengkap, karena saya ngga hanya makan untuk diri sendiri tapi juga memberi makan si jabang bayi. Kalau saya ingin janin yang dikandung berkembang baik kemudian lahir dalam keadaan sehat, ya sehatkan diri sendiri dulu.

Tips saya:

  • Variasi makanan itu penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi. Khawatir di kantin kantor ngga nemu makanan “sehat” ya bawa bekel, bisa isi rebusan sayur atau telur, potongan buah untuk cemilan, roti gandum atau yoghurt. Klo bosen, ya bisa milih makan siang dengan sup,  pecel lengkap dengan lalapannya, atau gado-gado
  • Makan teratur 3 kali sehari, konsumsi makanan ringan sebagai selingan 2 sampai 3 kali sehari
  • Memilih untuk berbelanja bahan makanan (ikan, sayur, buah) organic kemudian mengolahnya sendiri. Memang lebih mahal, tapi worthed banget kok. Favorit saya brokoli, pisang, alpukat dan stroberi. Kaya asam folat tuh, penting banget untuk perkembangan janin bayi
  • Sediakan air mineral, perbanyak minum jus buah (tanpa gula dan es) dan konsumsi susu ibu hamil, saya sih suka banget sama rasa coklat
  • Hindari makanan olahan berpengawet mengandung garam dengan kadar tinggi
  • Konsumsi vitamin tambahan berdasarkan resep dokter
 

___

Tangisan itu pecah, sayup suaranya menguat seiring langkah dokter yang terus mendekat. Wajah kemerahan itu tampak begitu innocent. Dengan dukungan dokter diruang operasi pagi itu, perlahan ia merayapi tubuhku, mulutnya sibuk mencari, ia hendak menyusu padaku, sungguh tak pernah kusangka proses inisiasi menyusui dini akan seindah ini, lelah semalaman karena kontraksi 10 jam tak berkesudahan, rasa ngilu dan lemas karena dibantu oksigen tambahan seolah lenyap, meruap bersama aroma telon dan wangi bayi sehabis mandi

Enjoy your motherhood & choose the right food

Motherhood surely gonna change you. Saya ingat betul saat-saat dirumah sakit, memandangi si kecil Ayesha yang terlelap tidur disamping saya, belajar menyusui pertama kali, diingatkan suster untuk makan sehat berkali-kali dan momen supermellow dimana saya ngga berenti nangis karena bersyukur bayi saya lahir selamat dan sehat. Saat dirumah pun saya sempat mengalami krisis percaya diri, apakah saya akan sukses memberinya ASI eksklusif, bagaimana tumbuh kembangnya nanti? namun akhirnya saya sadar bahwa saya harus terus membangun percaya diri.

Alhamdulillah, suami dan keluarga mendukung penuh kehamilan dan proses menjadi ibu baru. Ketika saya kelelahan dan ASI tak kunjung keluar, suami terus meyakinkan saya bahwa saya bisa melaluinya, bahwa saya adalah kunci tumbuh kembangnya, bahwa semua dibangun dengan cinta. Hasilnya, saya sukses memberi Ayesha ASI eksklusif selama 2 tahun, meskipun sempat jatuh bangun. Iya, menjadi ibu menyusui sambil aktif bekerja jadi tantangan lain yang ngga kalah serunya. Maklum tak semua kantor atau ruang publik di Jakarta memiliki pojok ASI yang nyaman. Seolah berlomba dengan waktu, saya terus mencari celah untuk bisa memompa ASI dan memastikan stok dirumah cukup.

My best mommy moment adalah saat saya menyusui dan menidurkan Ayesha, menelusuri rambutnya, mengusap kepalanya, menciuminya berkali-kali sambil mendengar deru napasnya yang turun naik. Rasa enek minum susu ibu menyusui, menu wajib sayur katuk dan cemilan buah yang kliatan bikin nyesek semuanya hilang. Makanan yang tepat dan kaya nutrisi tak hanya membuat bunda bugar tapi juga menghasilkan ASI bergizi tinggi. Saya tak boleh menyerah, saya harus tetap sehat.

Parenting 2.0 :P

  • Beruntung banget lho bunda zaman sekarang, informasi mudah didapat dan diakses dimana saja. Ngga Cuma berbekal pengalaman ibu, mertua atau temen-temen, kita juga bisa hunting info apa aja terkait nutrisi yang diperlukan selama kehamilan, melahirkan, proses menyusui dsb dari internet. Yuk rame-rame manfaatin internet untuk mendukung aktivitas bunda
  • Dulu, jam istirahat makan siang atau pas mau pulang kerja, saya selalu nyempetin waktu browsing, gerilya ke forum-forum dan milis khusus bunda, blogwalking sekaligus silaturahmi sama mommy blogger yang lain. Penting banget, jadi tahu rekomendasi dokter dan RS yang bagus sekaligus dekat dengan lokasi rumah, tahu menu dan resep sehat untuk variasi nutrisi dsb
  • Oh ya, saya juga pernah menggunakan Youtube untuk ngintip tutorial memandikan bayi, memakaikan popok sampai belajar cara menggendong bayi dengan benar. Jadi pas praktek di RSIA tempat saya melahirkan Ayesha udah ngga grogi lagi :D
  • Coba juga share sama temen-temen yang sudah berpengalaman via FB, kalau sekarang sih bisa follow akun-akun manfaat di twitter, @Nutrisi_bangsa misalnya :D  
  • Satu hal lagi, ngeblog, menulis dan membaca buku favorit menjadi semacam terapi tersendiri bagi saya, menyembuhkan kegalauan atas ketidaksempurnaan menjadi seorang bunda

Full time mom, half-time working mom or working mom are just ways to run daily life. Saya pernah mengalami ketiganya dan belajar untuk tidak menganggap yang satu lebih berat dari yang lain, semua memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Jadikan perkataan orang lain sebagai masukan namun hindari terjebak dalam stigma. Bunda harus terus berkembang, mencari jalan terbaik bagi dirinya untuk tetap sehat, tetap bahagia.

life is full of choices, then choose wisely, for your own good, for your own children. Being a productive mom doesn’t mean you have to avoid your own health. So moms, are you ready to take those challenges? Share it with me ;)

Note : tulisan ini diikutkan dalam Lomba Blog NuB (Nutrisi Bangsa). Foto-foto adalah koleksi pribadi milik djghina