Dampak Anemia Terhadap Bunda dan Buah Hati

Oleh winonarianur 15 Mar 2012

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. (Wikipedia, 2012)

Anemia atau kondisi ‘kurang darah’ dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita, remaja maupun Ibu hamil. Kondisi ini dapat disebabkan oleh pendarahan akut, pembedahan, persalinan, pendarahan menstruasi yang terlalu banyak, kekurangan zat besi serta vitamin B12, dan lain-lain. Anemia sendiri dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.  

Anemia pada Ibu hamil (gambar diambil dari sini)

Lalu bagaimana dampak anemia terhadap Bunda yang sedang hamil?

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defiensi besi dan pendarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Seorang Bunda dapat dikatakan mengidap anemia jika kadar hemogoblinnya (Hb) kurang dari 11,0 g% pada trisemester I dan III atau kadar Hb kurang dari 10,5 g% pada trisemester II (Depkes RI, 2003b). Kebutuhan Bunda selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit Bunda. Dengan demikian seorang Bunda membutuhkan tambahan sekitar 2 – 3 mg besi/hari. Jika tidak maka akan mengganggu kesehatan sang Bunda dan gangguan gizi pada bayi, seperti kekurangan energy protein (KEP), anemia gizi, defisiensi yodium, defisiensi vitamin A, defisiensi kalsium, keguguran, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), bahkan kematian Bunda dan bayi.

Tingginya angka anemia pada Ibu hamil memberikan kontribusi penting terhadap tingginya angka Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Karena pada anemia ringan BBLR dan kelahiran premature sangat rentan terjadi, sedangkan pada anemia berat risikonya adalah mortalitas atau kematian Bunda dan bayi yang dilahirkan. Selain itu anemia juga dapat mengakibatkan ketuban pecah dini. BBLR sendiri adalah bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram. Bayangkan, hanya karena Bunda yang kekurangan zat besi dan menjadi anemia mampu melahirkan bayi yang kurang sehat bahkan mematikan bayinya sendiri.

Penyebaran Ibu hamil yang mengalami anemia di Indonesia sangat meresahkan. Di Negara maju kematian Ibu hamil karena anemia mencapai 40%, sedangkan di Indonesia angka kejadian anemia mencapai 63,5%. Sementara di Jawa Tengah diperkirakan Ibu hamil yang anemia sebanyak 37,6%. Bahkan dari 55% Bunda hamil yang mengidap anemia, 22% dari kelahiran bayi hidup adalah bayi berat lebih rendah (BBLR) di Pematang Siantar.

Anemia punya gejala seperti apa sih? Bagaimana gejalanya terhadap Ibu hamil?

Gejala anemia yang dikenal masyaratkan pada umumnya adalah lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai, atau yang sering kita sebut sebagai 5L. Secara umum gejala pada Ibu hamil tidak berbeda, Bunda yang anemia akan cepat merasa lelah, ngantuk, serta berwajah pucat karena pengolahan (metabolisme) energi otot tidak berjalan sempurna akibat kekurangan oksigen.

Gampang lelah dan berwajah pucat merupakan salah satu gejala anemia (gambar diambil dari sini)

Namun jika ditelusuri ternyata anemia pada Ibu hamil ada banyak macamnya, yaitu Anemia Defisiensi Besi yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah; Anemia Megaloblastik yang disebabkan karena kekurangan asam folat;Asam Hipoplastik yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, tempat pebentukan sel darah merah baru; dan Anemia Hemolitik yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.

Lalu bagaimana cara mendiagnosa anemia pada Ibu hamil?

Lakukanlah pemeriksaan darah minimal dua kali selama masa kehamilan, yaitu pada trisemester I dan trisemester III. Jika Hb ≥ 11,0 g% maka Bunda dinyatakan tidak anemia, Hb 9,0 g% - 10 g% disebut anemia sedang, dan jika hasilnya Hb ≤ 8,0 g% maka Bunda dinyatakan anemia berat.

Apakah anemia bisa dicegah? Bagaimana jika Bunda sudah terkena anemia?

Jangan takut, karena anemia sangat bisa dicegah dan disembuhkan dengan syarat Bunda harus disiplin menjaga asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya. Cara mencegah dan menanggulangi anemia adalah dengan memperbanyak konsumsi zat besi dari makanan, seperti mengonsumsi protein hewani dan nabati, serta buah-buahan agar vitamin C yang diperlukan tubuh untuk menyerap zat besi mencukupi. Mengonsumsi supplemen zat besi juga baik untuk memperbaiki Hb dalam waktu singkat. Menambahkan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan pangan juga dapat meningkatkan kualitas pangan (fortifikasi zat besi). Selain itu sangat disarankan untuk menghindari bahan makanan yang mengandung zat inhibitor (misalnya teh) degan nasi karena dapat mengurangi penyerapan zat besi.

Protein hewani dan nabati serta buah-buahan membantu Bunda terhindar dari anemia

(gambar diambil dari sini)

Maka dari itu untuk Bunda maupun calon Bunda hendaknya perlu mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi agar Hb tetap terjaga dan terhindar dari anemia. Banyak yang beranggapan anemia adalah penyakit ‘kecil’ seperti flu dan belum banyak yang paham kalau penyakit ini memberikan dampak yang besar bagi Ibu hamil dan bayi yang akan akan dilahirkannya. Maka dari itu Ayo Dukung Bunda : Kesehatan Bunda, Kesehatan Kita dengan mengingatkan dan menjaga mereka dari bahaya anemia.

Artikel ini dibuat dalam rangka Blog Writting Competition oleh Sari Husada : Nutrisi untuk Bangsa http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/

3 Komentar

14 Dec 2012 16:46

saya juga baru saja priksa kandungan saya yang saat ini sudah jalan msuk bulan 9, dan kata dokter hb saya kurang dg 9,8g% saya sangat cemas dg ini menghitung persalinan tinggal menunggu hari dan dokter juga saranin buat makan makanan yg mengandung zat besi, meski pada awal dokter bilang sudah susah karena sudah dekat, tapi saya optimis tetap bisa menaikan hb saya sampai normal ketika nanti melahirkan. doakan saya ya :)

22 Oct 2012 13:48

saya di vonis oleh dokter mengalami animea...karena hb saya sekitar 4,7g%. saya sedang hamil (usia kandungan jalan 6 bln). tetapi saya tidak merasa letih lesu lelah dan pusing. saya merasa biasa biasa saja.... apakah itu normal ya ? kok saya tidak merasakan apa apa ...makanya ketika dokter meminta saya untuk transfusi..saya menolak. hihihihi..saya sedang berusaha menambah hb dengan memakan makanan yg kaya akan zat besi.....semoga saya cepet sembuh ya...aminnn

Nutrisi Bangsa

22 Oct 2012 14:21

Aamiin, Bun... semoga semua baik-baik saja...

Yadi Mulyadi

24 Jul 2012 11:05

ngambil data anemia di jawa tengah darimana yaw??