Dari Impian Jadi Pimpinan

Oleh Anita K Dewi 01 Oct 2013


Teruntuk ananda tersayang, yang kini masih berada dalam alam impian dan rencana Tuhan

Ananda tersayang, dalam lembaran kertas ini bunda ingin menuliskan kisah yang kelak akan bunda sampaikan secara lisan pula jika dengan izinNya, ananda telah terlahir sebagai anugerah terindah dari sang pencipta, sejarah kehidupan yang berharga bagi ayah dan bunda nantinya.

Sayangku, bundamu ini jauh dari sempurna, mungkin masih perlu banyak belajar untuk sehebat ibu-ibu lainnya. Nak, bundamu pastilah memiliki banyak kekurangan sebagai seorang hamba, dan masih terus belajar akan kesabaran cinta seorang ibu yang layaknya samudera dalam pelayar hidup putra-putrinya.

Sayangku, mengikuti pertumbuhanmu hingga dewasa dan menemukan kehidupanmu adalah keistimewaan untuk ayah dan bunda. Maka kelak jika ibu-ibu lain mungkin mendidik dan mengajar putra-putrinya dengan kemanjaan, bunda berusaha tidak demikian.

Maaf nak, jika bunda tidak merealisasikan rasa sayang melalui mainan mahal, fasilitas mewah, kehidupan yang serba ada dan ananda dapat tinggal meminta, dan lain sebagainya.

Nak, maafkan ketidaksempurnaanku sebagai seorang ibu, namun itulah caraku menyayangimu. Bila kelak ayah dan bunda mendapatkan amanah Tuhan atas kemapanan hidup, bunda memilih untuk menginvestasikannya pada pendidikanmu, mengikuti pengajian agar ananda dapat lebih mengenal Tuhan, mengikuti les tambahan yang ananda minati misalnya, ananda boleh mengikuti les bahasa, musik, menggambar, atau apapun itu selama dalam kebaikan dan ananda dapat mempertanggungjawabkan prestasi disekolah, dan menyeimbangkan pendidikan formal dan informal yang kelak ananda pilih dan tentukan.

Nak, bukan tak menyayangimu karena bunda tak serta merta menuruti kemauanmu yang mungkin seperti teman-temanmu lainnya, dengan fasilitas hiburan dirumah yang serba wah, mainan yang mengikuti trend terkini dan selalu berubah, serta fashion dan gaya modernisasi yang serba bermerek untuk dikenakan.

Nak, percayalah semua bunda lakukan karena bunda menyayangimu, dan semua fasilitas yang ada memiliki standart usia penggunanya, karena bunda tak ingin ananda menjadi anak yang pasif dan lupa akan sekeliling karena terlalu asik bergadget ria, sementara disekelilingmu ada banyak jiwa yang dapat ananda ajak bersosial dalam nyata. Bila tidak membelikanmu mainan mewah bukan karena bunda tak cinta, tapi bunda ingin ananda menikmati proses tak serta merta menikmati hasil yang sudah ada, kita dapat membuat mainan bersama ayah memanfaatkan bahan dan alam yang ada, membuat mobil-mobilan dari sandal using misalnya, atau melukis pakaian dengan gambar kreasimu nan menawan, karena bunda berharap kelak seiring usiamu bertambah dewasa, ananda dapat menghargai sekeliling dan tidak menjadi tinggi hati dan merendahkan sesama. Pada fashion dan gaya modernisasi, kita boleh menghargainya nak, tapi tidak menjadikannya patokan nilai untuk dikenakan, sebab anakku kau akan tetap tampan dan cantik dengan menggunakan produk dalam negeri, buatan rakyat Indonesia, dan membantu mereka pula untuk mensejahterakan ekonomi dan social keluarganya, sebab produk negeri yang adapun tak kalah dengan asing, dengan kualitas yang juga baik, dan ananda pun nyaman mengenakannya. Nak, siapa lagi yang akan melestarikan produk dalam negeri, jika bukan penduduk negeri itu sendiri? Sementara dengan keinginan akan keternamaan sebuah produksi, dan kita menjadi tega produk dalam negeri menjadi mati suri, dan berakibat para produsen tak jarang yang gulung tikar, dan nasib kehidupan keluarga mereka terlunta tanpa pasti.

Nak, kita perlu memahami merdeka sebenarnya, dimana kita mampu berdiri sendiri dan tidak tergantung pada asing, dan mewariskan pada generasi selanjutnya kekayaan negeri, agar generasi selanjutnya tak hanya mengenal hanya dari nama dan gambar yang di tunjukan. Anakku sayang, percayalah nak apa yang ayah dan bunda usahakan bukanlah tanpa sebab akibat, semua karena kami menyayangimu, meski dengan cara yang berbeda, namun kelak seiring masa ananda akan memahami nilainya.

Anakku terkasih, kelak pada usia dewasa dan ananda ingin menentuka pendidikan tinggi, tidaklah ayah dan bunda memaksa ananda untuk memilih pendidikan yang sesuai keinginan kami, karena tugas kami hanya mengarahkan, dan mengusahakan yang terbaik untuk putra-putri tercinta, dan engkau perlu tahu nak, pilihlah semua dari hati, mohonlah petunjuk pada Tuhan, dan sertakan Tuhan pada setiap langkah dan perjalananmu, juga pada keputusan. Ananda, pada fase ini karena engkau sudah dewasa dan memiliki penilaian akan pilihan untuk memilih dan mempertanggungjawabkan, bukan kepada ayah bunda nak, namun kepada Tuhanmu, Negaramu, dan Rakyat yang menjadi penduduk negerimu, optimalkan kemampuanmu nak, dan berikanlah yang terbaik bagi agama, bangsa, dan negaramu. Percayalah nak, dengan kemanfaatan yang dapat kau beri, engkau akan merasakan hidupmu lebih berseni.

Anakku terkasih, ayah dan bunda memiliki pilihan yang mungkin tak akan sama dengan orang tua teman-temanmu nanti, mungkin jika kelak seperti saat ini bahwa banyak orang tua yang mengarahkan putra-putrinya untuk menjadi karyawan pada perusahaan ternama atau pegawai negeri sipil, kelak kami sebagai orang tua dengan proses pendidikan dan pengajaran yang kami terapkan sejak dirimu ada, ayah dan bunda lebih memilih untuk menanamkan dan menerapkan jiwa entrepreneurship pada dirimu, agar dirimu mampu bersimpati dan empati terhadap sekelilingmu, menangkap peluang yang ada dijamanmu kelak dalam hal positif, dan menerapkan keahlian dan pendidikanmu agar bermanfaat bagi orang lain, negerimu, dan penduduknya, dan agar dirimu juga dapat menerapkan yang terajarkan dalam agama, untuk berbagi ilmu sebagai ladang bekal kelak juga di akhiratmu. Nak, dengan itu kamu dapat berusaha membantu para pengangguran sebab dengan pilihan kariermu itu engkau dapat membuka lapangan pekerjaan tak sekedar bermanfaat bagi para karyawanmu, namun juga keluarga dan anak-anaknya, agar mereka dapat hidup layak dan sejahtera, dan anak-anaknya dapat menikmati bangku pendidikan yang menjadi hak setiap anak yang terlahir untuk belajar.

Nak, setiap kita terlahir dengan fitrah yang sama, yang membedakan hanyalah dimanfaatkan atau tidaknya peluang yang telah Tuhan berikan. Nak, selama engkau mampu jadilah pemimpin dari impian-impianmu, dan berusahalah untuk mewujudkannya, dengan do’a yang tiada terlupa kepada penciptamu, belajarlah dari orang-orang besar dan sukses akan kegigihan mereka mencapai apa yang mereka cita-citakan, dan bila kelak engkau telah berhasil janganlah sombong nak, pahami dan amalkanlah ilmu padi yang tetap merunduk, dan gunakanlah materi yang kelak kau dapatkan sesuai dengan kebutuhanmu, bukan mengikuti keinginanmu, bersyukurlah nak dengan segala yang dimiliki, sebab diluar sana masih banyak saudaramu yang harus menahan perihnya karena lapar, menahan dingin karena harus tinggal di jalan-jalan, dan banyak sekali nak yang bisa kau syukuri dalam proses hidupmu, tetaplah rendah hati, sebab tiada satupun yang kita miliki melainkan semua titipan Tuhanmu kepada diri.

Anakku sayang, selalu ada ujian dalam kehidupan yang kau jalani, tetaplah menggenggam semangat dalam pencapaian, namun juga tetaplah merendah sebab kita perlu waktu dimana dahi sejajar dengan tanah, dan dimana peran kita sebagai hamba untuk berkisah pada sang pencipta dalam memohon petunjuk serta ridhanya dalam kehidupan yang dijalani. Sebab tiada arti seorang hamba tanpa ridha Tuhan dan orang tuanya.

Anakku, saat kelak kau temui kerikil uji dan hampir membuatmu menyerah, ingatlah alasan mengapa kau memulai, percayalah pada Tuhanmu, dan teruslah melangkah, ayah dan bunda akan selalu disisimu, sebab kau adalah bagian dari hidup kami, dan amanah terindah kepada Rabb kami yang harus kami jaga dan berikan yang terbaik.

Nak, inilah aku bundamu dengan segala kekuranganku, namun semua itu ayah dan bunda berikan agar kita semua selalu belajar, dan kebersamaan kita tiada sekedar di fananya dunia, namun juga hingga akhirat sana, semoga Tuhan meridhai segala cita-cita dan usaha yang ada.

Nak, maafkan segala kesalahanku sebagai ibu, dan kami ayah bunda sebagai orang tuamu. Jadilah engkau pemimpin dari segala impianmu, dan bertanggungjawablah terhadap segala pilihanmu. Lalukan yang terbaik selalu selagi engkau mampu dengan izin Tuhanmu.

Salam sayang untukmu ananda,
Bunda…