Dibalik Pemimpin Hebat Ada Ibu yang Bijak

Oleh Mulyani Nurur R 13 Oct 2013

       Keluarga adalah cerminan kualitas bangsa. Ungkapan tersebut memberi pengertian bahwa baik buruknya kualitas bangsa bergantung dari kualitas keluarga. Keluarga diibaratkan sebagai komponen terkecil penyusun suatu bangsa yang jika komponennya saja tidak baik, maka sistem yang terbentuk pun tidak akan baik.
       Mengapa keluarga menjadi cermin bangsa? Karena dari keluargalah pemimpin-pemimpin bangsa berasal. Bagaimana agar pemimpin bangsanya baik ? Hal itu tidak lepas dari satu komponen yang dekat hubungannya dengan si calon pemimpin bangsa tersebut yaitu ibunya. Dalam rangka menjadikan seorang anak sebagai calon pemimpin bangsa yang baik, peran ibu sangat penting dalam hal ini karena ibu merupakan orang yang paling dekat dengan si kecil dan merupakan guru pertama bagi si kecil dalam belajar.
       Bagaimana peran ibu dalam hal ini? Peran ibu dalam mempersiapkan calon pemimpin bangsa yaitu dengan memberikan pendidikan dan bimbingan yang benar kepada anaknya. Hal itu dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :

1. Selalulah Dekat dengan Anak
     Masa kanak-kanak merupakan masa dimana anak-anak belum mengenali betul hal-hal di sekelilingnya. Mereka masih belum mengerti apa-apa. Oleh karena itu, mereka butuh pembimbing yang harus membantu mereka mengenali lingkungannya dengan baik. Adanya ibu akan sangat membantu anaknya untuk mengenali hal-hal di sekelilingnya karena anak cenderung lebih menerima apa yang ibu katakan daripada yang orang lain beritahukan kepada dirinya. Jangan sia-siakan peran kita sebagai ibu dengan mengasuhkan anak kita ke babysiter. Penuhi kasih sayang untuk mereka secara optimal agar anak tidak merasa kurang kasih sayang.

2. Ajarkan Nilai Religius
    Sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, nilai nilai ketuhanan haruslah dimiliki setiap orang karena sehebat apapun manusia, dia tidak ada apa-apanya jika Tuhan tidak membantunya. Mulailah mengajarkan nilai-nilai keagamaan sedini mungkin kepada si kecil. Ajaklah dia beribadah ketika kita sedang beribadah. Kecenderungan si kecil yang meniru kebiasaan orang tuanya harus kita manfaatkan. Cara mengajarkannya yaitu dengan kita melakukannya. Jangan menyuruh mereka jika kita saja sebagai ibu tidak melakukan hal yang kita
perintahkan tersebut. Bagi yang muslim, ajaklah si kecil sholat ketika kita sholat. Beri tahu dia do’a-do’a ketika hendak melakukan sesuatu agar dia terbiasa berdo’a sebelum atau sesudah melakukan pekerjaan.

3. Dia Peduli
     Ajarkan anak kita hal-hal baik sejak dini sekecil apapun itu, misalnya membagikan roti kepada temannya meskipun sedikit. Bukan masalah jumlahnya, namun makna dari pembelajaran itu sendiri adalah mengajarkan anak kita untuk terbiasa berbagi dengan orang lain agar kelak dia dewasa, dia akan memiliki sifat peduli terhadap orang lain tidak hanya memikirkan diri sendiri saja karena seorang pemimpin tidaklah egois, dia memikirkan kepentingan masyarakatnya.

4. Biasakan Beretika Santun
     Satu hal yang terpenting bagi calon pemimpin bangsa adalah etika. Sepandai apapun pemimpin, jika etikanya buruk, tentulah orang-orang tidak akan menyukainya. Sederhana saja dalam mengajarkan etika kepada anak kita. Kenalkan dia dengan anggota keluarga kita dan ajarkan dia untuk menghormati anggota keluarga kita, misalnya ketika berkunjung ke rumah nenek, ajarkan dia untuk mencium tangan nenek dan kakek. Meski kadang ada anak yang susah untuk melakukan hal itu karena takut atau hal lain, tetapi cobalah lakukan kebiasaan itu tidak hanya dengan nenek dan kakek tetapi kepada setiap orang dewasa yang si kecil temui. Kebiasaan itu lama-kelamaan akan melekat dalam diri si kecil dan akan dia gunakan sampai dewasa. Ajarkan si kecil untuk memanggil kakaknya dengan panggilan “kak”. Dengan begitu akan ada rasa hormat si kecil kepada orang yang lebih tua.

5. Jawab Apa yang Anak Tanyakan
    Rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi. Hal ini karena anak baru mengenali dunia. Banyak hal yang ingin diketahui. Begitu tingginya rasa keingintahuan mereka, kadang ibu malas untuk menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan mereka. Cerewet memang dan terkadang banyak pertanyaan yang susah dijelaskan kepada mereka karena bilapun ibu menjawabnya, si anak pasti belum mengerti karena pemikirannya belum sampai.
Akan tetapi, janganlah bosan menjawab setiap pertanyaan yang mereka ajukan. Jawablah dengan sederhana, meskipun belum tepat, setidaknya mereka akan bisa
sedikit mengerti dan seiring bertambahnya umur, mereka akan mencari tahu kebenaran dari jawaban sang ibu. Yang perlu diperhatikan dalam situasi ini adalah jangan menjawab pertanyaan mereka asal-asalan apalagi jawaban kebohongan, hal itu akan membodohi mereka dan jika kebohongan itu tidak mereka temukan jawabannya ketika dewasa, maka itu menjadikannya salah untuk selamanya.

6. Jadilah Pendengar dan Pemberi Solusi
    Anak biasanya menceritakan masalah maupun kegembiraannya kepada sang ibu, disini ibu harus menjadi pendengar yang baik agar mereka merasa dirinya diperhatikan. Jika dia sedang bahagia, ikutlah berbahagia atas apa yang dirasakannya. Jika dia sedang bersedih, berikanlah solusi atas masalahnya.Mungkin terkadang ibu sedang punya masalah sendiri dan sedang badmood sehingga malas mendengar cerita anak kita. Akan tetapi sebisa mungkin janganlah tunjukkan itu di depan anak kita. Cobalah ikut merasakan apa yang anak kita rasakan. Hal ini untuk melatih anak terbuka pada ibunya. Hal ini juga melatih anak untuk bertukar pikiran dan tidak menyelesaikan masalah sendiri tetapi meminta solusi dengan orang lain sebagai bekal untuk menjadi pemimpin bangsa yang tidak otoriter, tetapi mengedepankan musyawarah dengan orang lain.
7. Biarkan Anak Berkembang
     Sebagai ibu yang bijak, ibu harus tahu apa minat anaknya. Biarkan mereka memilih hal-hal yang mereka sukai selama itu bukan hal yang buruk untuk mereka. Anak kita adalah titipan dari Sang Pencipta yang diamanahkan kepada kita untuk dididik agar menjadi manusia mandiri yang bermanfaat bagi sekelilingnya. Mereka bukanlah robot yang harus memenuhi perintah kita. Jangan memaksakan mereka untuk melakukan hal yang tidak mereka sukai. Misalnya, ibu ingin anaknya pandai melukis padahal si anak tidak suka melukis, mereka lebih senang bermain musik meskipun hanya dengan memukul-mukul benda-benda yang akhirnya menghasilkan bunyi. Biarkan saja mereka memilih. Hal yang mereka sukai jika ditekuni tentulah bisa menjadikan dia ahli di bidang itu.

8. Penuhi Pendidikan untuk Anak
     Sebagai orang tua kita harus berusaha memberikan pendidikan yang tepat untuk anak kita. Pendidikan merupakan hal penting agar kualitas diri seseorang bisa bertambah. Melalui pendidikan, anak kita akan belajar banyak hal. Baik itu ilmu
pengetahuan maupun belajar bersosialisasi dengan lingkungannya. Yang menjadi catatan dalam hal ini adalah, meskipun kita sebagai orang tua telah memenuhi pendidikan mereka dengan menyekolahkan mereka, tetapi disini ibu tidak serta merta lepas tangan dalam hal pendidikan mereka. Ibu harus selalu memantau perkembangan pendidikan anaknya, apakah ada peningkatan atau penurunan akademiknya. Nasehatilah anak tiap kali mengalami penurunan. Bersikap sedikit lebih tegas jika prestasi anak menurun karena mereka kurang serius belajar. Hal ini akan membuat mereka takut jika prestasi mereka menurun lagi. Sebaliknya, berikan mereka hadiah setiap mendapat prestasi yang baik, hal ini ditujukan agar anak kita termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.

9. Disiplin
     Disiplin adalah kunci sukses. Ibu sebaiknya menanamkan sifat disiplin pada anaknya mulai sejak kecil. Kedisiplinan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, bahkan orang dewasa pun masih banyak yang belum disiplin. Mulailah dengan mengajarkan untuk disiplin waktu kepada anak kita. Waktunya sekolah dia harus sekolah, waktunya bermain dia boleh bermain, waktunya tidur dia harus menggunakannya untuk tidur, dan sebagainya. Disiplin waktu menjadi hal yang sangat penting karena kebiasaan orang Indonesia yang suka “ngaret” sudah menjadi budaya buruk yang harus dibenahi.

10. Biarkan Anak Mandiri
       Ada kalanya orang tua memenuhi apa yang anak kita minta, namun adakalanya kita membiarkan mereka mendapatkan nya dengan usaha mereka sendiri. Jika kita penuhi terus permintaan mereka, anak kita akan merasa segalanya telah tercukupi, sehingga dia tidak perlu berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Sebaliknya, jika kita sesekali menolak permintaannya, mereka akan bersikap mandiri, merasa bahwa segala sesuatu yang ingin didapatkan harus disertai usaha dari dirinya. Misalnya contoh yang sebelumnya, ketika kita menjanjikan akan memberikan hadiah jika prestasinya bagus. Hal itu akan membuat mereka memahami bahwa untuk mendapatkan yang orang tuanya janjikan itu, mereka harus berusaha belajar dengan rajin agar mendapat prestasi yang baik. Usaha-usaha kecil harus ditanamkan pada diri anak, karena menjadi pemimpin bangsa tidaklah mudah, usaha-usaha keras harus mereka lalui untuk mendapatkan kedudukan itu. Dari hal kecil kita ajarkan agar hal besar mereka lakukan.

       Nah, itulah hal-hal yang bisa ibu lakukan dalam mendidik si kecil agar menjadi pemimpin bangsa yang baik. Bila pun belum bisa menjadi pemimpin bangsa, setidaknya dengan mendidiknya dengan baik anak kita telah menjadi pemimpin yang baik bagi dirinya sendiri.

       Semangat mendidik anak dengan bijak, Ibu!