Doa Ibu Luar Biasa

Oleh Zaid Arsyad 14 Oct 2013

The miracle of doa. Percayakah Anda dengan keajaiban dari sebuah doa? Saya percaya! Kunci sukses yang utama itu bukan uang, bukan relasi, bukan hal-hal mewah atau pun harta berlimpah. Tetapi kuncinya adalah doa dari orang tua. Dengan doa ini kita bisa meraih apa pun. Bahkan jalan ke surga pun bisa didapat karena doa dari orang tua.

Saya dan adik-adik saya besar di lingkungan keluarga yang penuh dengan doa. Seusai shalat, seusai mengaji, bahkan sebelum berangkat sekolah pun kedua orang tua saya selalu mendoakan kami. Dan Alhamdulillah, sebagian besar doa dari mereka pun telah terwujud satu per satu.

Banyak hal yang di ajarkan oleh kedua orang tua kami, terutama Ibu. Begitu banyak hal menarik dan luar biasa yang telah saya lewati bersama ibu khususnya. Ada 3 peristiwa penting yang saya akan sharing kepada teman-teman, dan semua ini ada kaitannya dengan Ibu (orang tua)

Umroh di Usia 17 Tahun
Doa itu keren dan DAHSYAT. Sedikit cerita, kakek (Bapak dari Bapak) adalah guru mengaji dan penjahit baju, Bapak saya adalah Guru Agama SD, dan Ibu saya yang paling keren, jadi Ibu rumah tangga, mengurus anak dan rumahnya, hehehe. Alhamdulillah ketiganya berangkat haji pada tanggal 17 Desember 2005. Naik haji dengan modal doa dan keyakinan. Dari sanalah rezeki tersebut datang. Nenek saya (Ibu dari Ibu) kembali juga berangkat haji di saat yang sama. Ini juga rahasianya. Nenek saya ibadahnya top markotoo. Sama dengan kakek saya (Bapak dari Bapak) juga. Nggak heran doa mereka makbul semua.

Sehingga dari kisah ini saya mendapat pelajaran berharga. Ibadah Haji itu BUKAN semata-mata masalah UANG, namun PANGGILAN. Kerjakan yang baik, minta doa dan ridho orang tua, pasti ada ada jalannya untuk bisa berkunjung ke Baitullah. Tidak ada yang tidak mungkin. Nothing is impossible! Karena Allaah Maha Kuasa!

Alhamdulillah Nenek dan Kakek saya selalu mendoakan cucu-cucunya agar bisa menyusul ke sana. Apalagi kakek saya, kata ibu, beliau selalu menangis kalau menyebut nama saya. Bapak dan Ibu pun nggak mau kalah, selalu mendoakan keturunannya agar bisa menyusul. Saat solat tahajjud di Masjid Nabawi, katanya Ibu sempat melihat saya lewat di depannya sambil tersenyum dan bilang “tabe’ (permisi)”. Ibu saya langsung histeris dan meminta supaya Nenek dan yang lain agar mendoakan saya supaya bisa menyusul.

Satu tahun pun berlalu setelah kepulangan orang tua saya. Saat itu tahun 2007. Entah kenapa, atas izin Allaah, kepala sekolah saya di SMAN 7 Mataram, Drs. H. Muzakki, tiba-tiba memanggil saya. Intinya meminta saya mewakili sekolah untuk berangkat umroh bersama Dinas Pendidikan. Saat mendengar kabar itu seketika saya bingung, kaget, deg-degan, grogi, pokoknya salah tingkah. Alhamdulillah.

Foto

Pulang sekolah saya langsung melapor ke orang tua. Bapak dan ibu saya terkejut mendengar kabar tersebut, mereka pun bilang “Sudah, nggak usah banyak mikir. Berangkat. Panggilan dari Allaah nih”. Subhanallaah, Alhamdulillah. Support dan doa dari orang tua pun membuat saya bertambah semangat. Singkat cerita, saya dan rombongan (20 orang), berangkat pada tanggal 31 Mei 2007. Subhanallaah, 10 hari terkeren yang pernah saya rasakan deh pokoknya. Inilah kisah nyata dari sekian banyak kisah yang saya rasakan karena keajaiban doa orang tua. Trust me! It works!

Jadi Motivator/Public Speaker
Saat kecil saya adalah anak yang sangat pemalu. Bahkan saat di sekolah pun saya lebih memilih untuk berdiam diri di dalam kelas pada jam istirahat. Teman-teman di sekolah pun jarang saya pedulikan. Saya rasa tanpa mereka pun saya bisa bertahan karena saya selalu mendapat juara di sekolah walaupun saya jarang berinteraksi dengan mereka, hahaha.

Mengetahui hal tersebut, Ibu terus-menerus membimbing saya agar menjadi anak yang pemberani. Beliau selalu mengatakan bahwa saya berpotensi menjadi pemimpin dan seorang pemimpin haruslah pemberani. Afirmasi dari beliau sangat berpengaruh besar hingga akhirnya saya pun perlahan mencoba untuk berani berinteraksi dengan orang lain. Tidak hanya itu, saya juga berani menjadi ketua pada organisasi di sekolah, dan saya juga berani berpartisipasi dalam banyak perlombaan, seperti lomba pidato, olimpiade, hingga lomba mengaji.

Saat memasuki dunia perkuliahan, saya menjadi lebih berani untuk berbicara di depan umum. Bukan berbicara sebagai seorang aktivis kampus, tetapi berbicara sebagai seorang motivator. Saya tidak menganggap diri saya mampu memberi motivasi, akan tetapi banyak yang mengatakan bahwa saya dapat memberikan motivasi bagi orang lain.

Berawal dari menjadi pembicara di kampus, akhirnya saya sering mendapat tawaran untuk mengisi acara seminar motivasi, baik di sekolah-sekolah hingga di berbagai instansi. Baik di tingkat kota, hingga tingkat provinsi. Saya pun tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini. Saya yang dulunya pemalu kini sering berbicara di depan ratusan orang.

Buka Bisnis
Saya sudah mulai mandiri sejak awal kuliah, tidak pernah meminta uang lagi kepada orang tua. Mulai dari beasiswa, mengajar les, lomba, dll. Dulu, saya berfikir sempit. Kalau mau dapat uang ya harus kerja. Tidak ada pikiran untuk buka bisnis sama sekali.

Hingga di awal 2011, pikiran saya mulai terbuka setelah mendengar kisah Ibu saya, yang ternyata dulu pernah berjualan. Di sana saya sadar kalau bisnis itu menjanjikan, karena ada faktor kalinya.

Akhirnya di awal 2011, saya mulai mendirikan Bimbingan Belajar khusus IPA. “Zaid, Bimbelnya Anak IPA” | Matematika-Fisika-Kimia | Makin Gampang-Seru-Menyenangkan |. Keputusan ini pun didukung penuh oleh Ibu saya. Alhamdulillah bisnis pun semakin berkembang. Murid semakin banyak, Team semakin solid, Keuangan semakin lancar. Saya semakin yakin, karena doa dari orang tua saya selalu menyertai. InsyaAllah mimpi selanjutnya adalah mendirikan sekolah. Kalo Allaah sudah berkehendak, maka kehendak itulah yang akan terjadi.

Murid-murid
Team

Itulah sedikit cerita mengenai dukungan dan doa Ibu saya.

Jika orang lain menjadikan saya sebagai motivatornya, maka saya menjadikan Ibu saya sebagai motivator saya. Terimakasih, Ibu :)

Saya