Ibu, Kunci Masa Depan dan Keluarga

Oleh Rahadyana Muslichah 14 Mar 2012

Pertanyaan I : Siapa yang memegang peranan utama dalam lahirnya generasi-generasi penerus bangsa?

Ketika pertanyaan di atas muncul, pasti kata “Ibu” adalah yang pertama kali melintas di benak kita. Tentu saja. Karena dari rahim para Ibu, bayi-bayi bakal penerus bangsa ini lahir. Mengingat peran Ibu sebagai pintu gerbang masa depan sebuah bangsa, maka penting bagi para Ibu untuk menjaga kesehatan serta kwalitas fisik dan psikologisnya.

Kesehatan serta kwalitas fisik dan psikologi Ibu harus diperhatikan, khususnya ketika mereka sedang mengandung bakal bayi. Perhatian yang diberikan berkaitan dengan asupan gizi, kegiatan dan aktivitas, serta suasana hati para Ibu. Setelah masa kehamilan Ibu usai, tiga hal tersebut masih harus tetap diperhatikan, paling tidak, sampai bayi yang lahir telah dapat lepas dari Air Susu Ibu (ASI).

Kenyataan mengakatakan sebaliknya. Berita-berita di media massa masih mengungkap tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) di Indonesia. Beberapa data memang menunjukkan keadaan yang membaik, namun masih tetap buruk. Pada 2007, Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan jumlah AKI masih sebanyak 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Hasil tersebut masih merupakan yang tertinggi di Asia. Penyebab AKI di Indonesia didominasi oleh tiga hal, yaitu pendarahan, eklamsia, dan infeksi.

Ibu melahirkan yang bertahan hidup pun, belum tentu keadaannya baik. Asupan zat gizi Ibu selama masa kehamilan bukan hanya menentukan kualitas kesehatan Ibu, tapi juga bayi yang dikandung. Kita semua tahu bahwa selama bayi berada di dalam rahim Ibu, ia akan mendapat zat gizi melalui plasenta yang terhubung dengan Ibu. Apa yang Ibu makan, itu pula yang akan dimakan oleh bayi di kandungannya. Kualitas ASI juga ditentukan oleh asupan zat gizi Ibu. Ibu membutuhkan zat gizi yang lebih banyak supaya dapat memproduksi ASI dengan kwalitas baik.

Pertanyaan II : Siapa yang memegang peranan utama dalam urusan rumah tangga sebuah keluarga?

Lagi-lagi, kata “Ibu” muncul ketika pertanyaan tersebut dilontarkan. Semua pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, menyapu, mengepel, mencuci baju, dan lain-lain adalah tanggungan Ibu. Belum lagi ditambah dengan bekerja.

Secara teknis, tanpa hamil dan menyusui sekalipun, peran Ibu dalam sebuah keluarga sangat besar. Dalam sebuah keluarga yang tidak mempekerjakan pembantu rumah tangga, peranan Ibu akan sangat krusial. Tidak ada yang menyiapkan sarapan, mencuci dan menyeterika baju, serta membersihkan rumah tanpa adanya sosok Ibu. Apa jadinya, jika Ibu sakit? Tentu saja, roda kehidupan sebuah rumah tangga pun akan tidak stabil.

Saya selalu mengalami kesulitan ketika Ibu opname di rumah sakit. Harus bangun lebih pagi untuk membuat sarapan, harus menyeterika baju yang akan dipakai, dan lain-lain. Bukannya manja, tapi memang kenyataannya hidup tanpa peran seorang Ibu memang lebih berat.

Pertanyaan III : Jadi, kesehatan siapakah yang paling utama harus kita perhatikan agar kebutuhan yang terkandung dalam dua pertanyaan di atas dapat terpenuhi?

Tentu saja “Ibu”.

Cc: http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/