Ibu : Pemimpin Itu Harus Jujur

Oleh Agung 18 Oct 2013

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat  di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Soejono Soekanto, 1992). Setiap anggota keluarga memiliki perannya masing-masing dan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya pun memiliki perbedaan peran. Peran ibu di dalam sebuah keluarga itu sendiri sangatlah besar. Menurut Soekanto (1992), Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.


Sosok ibu menurut saya pribadi memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian saya, karena ibu mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat, khususnya di dalam keluarga. Pengalaman saya yang dididik oleh ibu menjadikan saya pribadi yang penuh kasih sayang, dilain sisi juga mengajarkan tentang ketegasan dalam melakukan setiap pekerjaan. Sosok ibu yang kebanyakan orang menilainya cerewet (bawel) pun juga saya alami, namun ketika beranjak dewasa saya pun menyadari bahwa semua yang dilakukan oleh ibu, semata-mata adalah untuk menjadikan anaknya baik dalam semua sisi, baik dibidang agama, pendidikan, kesehatan (nutrisi yang baik) dan juga kehidupan sehari-hari.


Terkadang ketika mengingat kembali saat-saat ibu saya sedang memarahi saya di masa kanak-kanak bahkan sampai saat ini, disatu sisi membuat saya tertawa sendiri dan disisi yang lain membuat saya sedih kenapa saya membuat ibu marah. Ibu saya selalu menanamkan kejujuran dalam setiap tindakan yang saya lakukan. Saya jadi teringat kata-kata yang dilontarkan ibu kepada saya sewaktu saya masih kecil. Suatu hari ketika kami sedang menonton berita di televisi tentang wakil rakyat yang korupsi, ibu saya dengan polosnya berkata “kalau jadi pemimpin itu yang jujur, nanti di akhirat dimintakan pertanggungjawabannya”. Hal ini menginternalisasi pikiran saya bahwa pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang memanfaatkan kekuasaannya demi mendapatkan keuntungan pribadi, karena seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Akan tetapi, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang jujur. Sikap jujur bukan berarti tidak mendapatkan keuntungan, tetapi dengan jujur kita bisa mendapatkan keuntungan secara lahir maupun batin. Saya pun merasakan manfaat dari sikap jujur yang waktu kecil ditanamkan ibu kepada saya. Terbukti saya selalu ditunjuk menjadi pemimpin dalam setiap organisasi yang saya ikuti. Oleh karena itu, jadikan sikap jujur itu sebagai sebuah keharusan dalam hidup kita.


Terimakasih

-Agung Budi P-

#LombaBlogNUB , @Nutrisi_bangsa


Referensi:

Soekanto, Soejono. 1992. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rhineka




3 Komentar

Yadi Mulyadi

19 Oct 2013 16:33

Seperi taglinenya KPK , jujur itu hebat!!! Setujuuuuu

Yadi Mulyadi

18 Oct 2013 21:47

Bermanfaat sekali, sesuai realita di kehidupan sehari-hari. Salut dengan ibu Anda yg bisa menanamkan nilai kejujuran kpd Anda. Salam hangat bro

18 Oct 2013 21:29

Keren artikelnya, simpel tapi penuh makna , dan juga terkesan ilmiah. Gud Luck untuk penulisnya ;)