Ibu cerdas Kunci Mencetak Generasi Berkualitas

Oleh kania 17 Oct 2013

”Jangan mengkuatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan Anda, kuatirkanlah bahwa mereka selalu mengamati Anda” – Robert Fulghum

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2011, jumlah penduduk usia muda di Indonesia pada tahun 2020 akan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Sebanyak 50-60 persen penduduk Indonesia akan berada dalam usia produktif, yakni pada rentang usia 15-24 tahun. Fakta inilah yang akhir-akhir ini sering disebutkan dalam media sebagai periode generasi emas Indonesia. Akan menjadi modalitas yang sangat luar biasa manakala populasi usia produktif tersebut adalah individu-individu yang berkualitas. Sebaliknya, akan menjadi bencana demografi manakala kualitas mereka tidak memadai untuk bersaing di era globalisasi. Konsekuensi dari kenyataan di atas adalah perlunya suatu upaya untuk mempersiapakan individu-individu dengan kualitas terbaik yang akan berhasil melewati tantangan dan menjadi pemimpin di antara yang lainnya, baik itu dalam hal intelektual, kreativitas, dan lain-lain.

Generasi yang cerdas dan berkualitas adalah generasi yang memiliki kepribadian sebagai seorang pemimpin; peduli dan mampu memberikan gagasan yang cemerlang sebagai solusi atas persoalan yang ada di tengah masyarakat. Untuk melahirkan generasi berkualitas dengan kriteria tersebut tentu membutuhkan sebuah proses yang panjang dan harus dimulai sedini mungkin. Berbagai penelitian menyatakan bahwa masa dini adalah periode emas (golden age) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa tersebut anak akan belajar memahami dirinya dan apa yang ada di sekitarnya. Proses pembelajaran pada periode ini akan sangat berpengaruh pada periode selanjutnya hingga dewasa.

Sosok Ibu, sebagai pemegang peran terpenting dalam proses tumbuh kembang anak, fungsi dan tanggung jawabnya kini kian kompleks sejalan dengan tuntutan di era yang semakin kompetitif. Ibu masa kini tidak hanya bertanggung jawab membuat  anaknya menjadi sehat, namun juga menjadi seorang pemimpin dengan prestasi dan keunikan yang ia miliki di tengah lingkungannya.

Terkait dengan usaha untuk membangun kemampuan anak menjadi seorang pemimpin yang berkualitas, ada beberapa kebutuhan dasar yang harus diperhatikan oleh ibu untuk anaknya, yaitu: nutrisi, stimulasi, dan pola asuh.

1. Nutrisi
Nutrisi memegang peran terpenting untuk tumbuh kembang anak. Peran penting nutrisi diantaranya untuk pertumbuhan organ anak mulai dari pertumbuhan organ reproduksi, pertumbuhan fisik sampai pertumbuhan otak anak. Selama proses tumbuh kembang terjadi, nutrisi juga berperan utama untuk membangun daya tahan tubuh anak sehingga anak tidak mudah sakit yang tentunya dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya.
Tumbuh kembang anak mempunyai pola pertumbuhan dan kecepatan yang tidak sama pada setiap tahapan usianya. Pertumbuhan fisik anak misalnya, berlangsung cepat pada 6 tahun pertama, kemudian pada masa pra-remaja, dan akan mengalami percepatan kedua pada saat usia remaja. Berbeda dengan pertumbuhan otaknya, yang berlangsung paling cepat dibanding organ lainnya ditubuh anak. Otak tumbuh dengan sangat cepat hanya pada usia dini terutama dibawah usia 6 tahun. Setelah itu otak akan tumbuh melambat sampai seumur hidup anak. Oleh karena itu pada tahapan usia dini, pemenuhan nutrisi paling penting dibutuhkan adalah untuk pertumbuhan otak anak.
Masa emas otak anak berlangsung sejak dalam kandungan hingga mencapai usia 6 tahun, dimana otak telah tumbuh 95%. Puncak masa emas ini terjadi sebelum anak berusia 2 tahun, sehingga sangatlah penting untuk memenuhi nutrisi dan stimulasi yang optimal pada periode ini. Apabila masa emas ini terdapat kekurangan nutrisi dan stimulasi, maka dapat berdampak negatif jangka panjang yang bahkan sifatnya permanen dan sulit disembuhkan.
Nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang otak diantaranya adalah karbohidrat sebagai sumber energi, lemak dan asam lemak untuk energi dan pertumbuhan sel-sel otak, dan protein untuk pertumbuhan sel dan fungsi otak serta perlindungan infeksi.

2. Stimulasi
Selain nutrisi, hal yang tidak kalah pentingnya adalah menstimulasi perkembangan otak si anak melalui interaksi alamiah ibu dan anak sehari-hari yang dilakukan secara teratur setiap harinya.
Stimulasi dalam hal ini bisa diartikan memberi kesempatan anak untuk belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru di lingkungan sekitarnya. Stimulasi ini dapat diterapkan melalui beberapa cara yakni dengan metoda seperti dengar, lihat dan tiru. Hal ini akan merangsang visual, auditori, sensorik, kognitif, komunikasi bahasa, sosio-emosional, kemandirian serta kreativitas anak. Usahakan pula untuk menciptakan suasana senang dan riang melalui permainan atau kegiatan yang disukai oleh anak.

3. Pola Asuh
Secara harfiah pola asuh berarti cara berinteraksi antara orangtua dan anak. Pola interaksi ini meliputi bagaimana sikap atau perilaku orangtua saat berhubungan dengan anak, antara lain bagaimana menerapkan aturan, mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga dapat dijadikan contoh/model bagi anaknya.
Ada kalimat mutiara “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya” yang berarti sikap dan perilaku anak adalah hasil dari “fotocopy” orang tuanya. Maka, salah satu cara mengasuh yang terbaik yang bisa dilakukan oleh orang tua khususnya ibu adalah dengan menjadi teladan bagi buah hati tercinta. Sebab, pada awal-awal masa tumbuh kembang, anak akan selalu belajar dari lingkungan terdekatnya, yaitu Ibu. Mereka menyerap semua informasi dari kelima indera mereka, bukan hanya perkataan orang tua tapi juga sikap serta perilaku—yang seringkali justru jarang disadari.

Selain itu, dalam mengasuh anak orangtua hendaknya bisa bersikap arif dan bijaksana, mengutamakan kasih sayang, kebersamaan, musyawarah, saling pengertian dan penuh keterbukaan agar seluruh potensi yang dimilikinya dapat dikembangkan secara optimal. Dengan demikian pada gilirannya nanti anak-anak yang sehat, cerdas, berakhlak mulia, dan mampu menjadi pemimpin diantara yang lainnya, baik itu dalam hal intelektual atau kreativitas dapat terwujud. Hal ini pada akhirnya diharapkan akan membawa dampak positif terwujudnya generasi emas Indonesia yang mampu bersaing dan—bahkan menjadi yang terdepan di kancah Internasional.

Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Penulisan Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”, yang diadakan oleh Nutrisi Untuk Bangsa
5 Komentar

uswah

19 Oct 2013 19:25

amiin...menjadi ibu hebat untuk mencetak si hebat...salam Bunda.. http://nutrisiuntukbangsa.org/ibu-sosok-pertama-dan-utama-bagi-si-pemimpin-kecil/

19 Oct 2013 14:48

nice post. (y)

17 Oct 2013 11:22

Di balik kesuksesan seseorang pasti ada seorang ibu hebat yang senantiasa mendoakannya.

17 Oct 2013 11:18

i love you mam... <3

17 Oct 2013 10:35

Tidak mudah menjadi seorang Ibu. Selain tangguh, kuat, juga mesti cerdas dalam upaya mendidik anak menjadi pribadi yang hebat.