Ibu yang Sejati Mampu Mengubah Dunia

Oleh Kurnia Dewi 13 Oct 2013

Menjadi seorang wanita adalah kelahiran, menjadi seorang ibu sejati adalah pilihan. Seorang wanita harus memiliki kematangan jasmani dan psikis saat ia akan membangun rumah tangga. Secara psikis ia harus menyadari tanggung jawabnya sebagai seorang wanita. Ia akan menjadi istri bagi calon suaminya dan calon ibu bagi anak-anaknya. Secara jasmani, ia harus siap melahirkan keturunan yang sehat dan kuat jasmani rohani. Oleh karenanya, penting bagi seorang wanita untuk memilih pasangan hidup yang tepat agar rumah tangga yang dibangun harmonis dan dapat menjadi surga bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tiada tugas yang lebih mulia bagi seorang wanita selain menjadi seorang ibu. Oleh karena itu, diberikanNya surga di bawah telapak kaki ibu. Tugas dan tanggung jawab menjadi ibu bukanlah hal yang ringan dan dapat dipandang sebelah mata. Seorang ibu tidak hanya mengandung dan melahirkan anak. Seorang ibu juga bertanggung jawab memelihara dan mendidik anak sampai ia menjadi insan beriman, berakhlak dan berbudi pekerti baik.

Di tangan kaum ibulah berhasil tidaknya manusia menjadi lebih berharga daripada berlian yang ada di perut bumi. Ibu merupakan pemimpin bagi anak-anaknya. Ibu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan anaknya. Ibu adalah orang yang pertama kali dipuji jika anak berhasil dan sukses. Ibu pulalah orang yang pertama kali akan dicaci dan dimaki jika anak berbuat kesalahan.

Peran ibu sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan psikis anak, di samping fisik anak. Semenjak masih dalam kandungan, seorang ibu memberikan nutrisi jasmani dan rohani untuk anak-anaknya. Nutrisi jasmani, seperti zat besi, asam folat, kalsium, vitamin dan mineral penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak dan organ-organ tubuh bayi. Nutrisi dan gizi yang seimbang merupakan langkah awal untuk membangun bangsa yang sehat. Nutrisi rohani sangat penting untuk mental dan kejiwaan bayi. Ibu mulai mendidik anaknya sejak masih dalam kandungan dengan mengajaknya taat dan bersyukur kepada Tuhan serta berperilaku dan bersikap baik. Selain itu, ibu juga mengajaknya berbincang, membacakan cerita serta mendengarkan musik bersama. Emosi dan pribadi ibu sangat mempengaruhi hubungan antara ibu dan bayi itu sendiri.

Bukan wanita yang hanya berpendidikan tinggi yang dapat melahirkan dan mendidik generasi yang berbobot, tetapi wanita dengan jiwa keibuanlah yang mampu melakukannya. Wanita dengan jiwa keibuan yang tinggi tidak akan berhenti menimba ilmu untuk anak-anaknya. Ia menyadari pentingnya pendidikan dan pengetahuan untuk dirinya karena ia adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Ibulah yang pertama kali mengajari anak mewarnai dunianya yang putih. Pendidikan penting agar ibu dapat mengajarkan banyak hal yang baik bagi anak-anaknya. Ia sadar dengan pengetahuanlah ia dapat membuka jendela dunia untuk anak-anaknya.

Peran seorang ibu sangat penting untuk membentuk mental dan karakter anak. Kunci keberhasilan anak ada di tangan ibu. Seorang ibu yang bijak dapat membangun kepribadian yang sehat bagi anak. Peran ibu ditentukan dengan sikapnya memilih pola asuh yang tepat untuk sang anak.

Perbuatan anak merupakan cerminan perilaku orang tuanya. Sejak anak lahir, ia akan melihat dan mengamati tingkah laku orang yang paling dekat dengannya, terutama ibu. Ia akan meniru dan menjadikan ibu sebagai model untuk sikap dan perilakunya.

Menurut Dorothy Law Notle:
“jika anak dibesarkan dengan cacian, maka ia belajar memaki”
“jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi”
“jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia menjadi rendah diri”
“Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar menahan diri”
“jika anak dibesarkan dengan pujian, maka ia belajar menghargai”
“jika anak dibesarkan dengan perlakuan yang baik, maka ia belajar keadilan”
“jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, maka ia belajar mengasihi”
“Jika anak dibesarkan dengan kasih dan persahabatan, kelak ia akan menemukan cinta dalam kehidupannya”

Oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk selalu memberikan suri teladan yang baik bagi anak, terutama ibu. Seorang ibu harus sudah memiliki nilai-nilai positif dalam dirinya yang tercermin dalam sikap dan perilakunya sehari-hari.

Seorang anak tergantung terhadap ibunya sampai ia dewasa. Seorang anak membutuhkan ibunya untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikis dan rohani. Kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan dan papan. Kebutuhan psikis meliputi kasih sayang, rasa aman, dihargai, dibutuhkan dan sosialisasi dengan orang lain. Kebutuhan rohani meliputi pendidikan agama. Ibu yang baik memenuhi kebutuhan anak secara wajar agar anak dapat hidup sederhana dan mandiri.

Ibu harus dapat menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman dan harmonis untuk anak-anaknya. Keharmonisan keluarga ada di tangan ibu. Dengan pengorbanan, ibu dapat mengubah rumah menjadi surga bagi seluruh anggota keluarganya. Lingkungan keluarga sangat penting membangun kepercayaaan diri anak. Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang bahagia akan tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri dan cinta. Sebaliknya, anak yang tumbuh dalam keluarga yang berantakan akan tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri dan pemberontak.

Anak selalu mengartikan cinta dengan waktu. Ibu tidak harus menemani atau menunggui anak bermain atau belajar sepanjang hari. Ibu hanya perlu memberikan waktu yang berkualitas untuk anak. Waktu yang berkualitas adalah waktu di mana ibu harus dapat menyampaikan kasih sayang dan perhatian untuk anaknya sekaligus memberikan pendidikan dan nasihat untuk mereka. Dengan komunikasi yang baik, waktu ibu bersama anak menjadi bermanfaat bagi perkembangan anak itu sendiri. Seorang ibu yang hebat dapat membuat anak menjadi mandiri dan selalu merasa aman dan nyaman di dekatnya.

Banyak hal yang dapat diajarkan ibu untuk anak-anaknya. Ibu membimbing akal budi anaknya sehingga memiliki jiwa dan kepribadian yang luhur. Ibu dapat membacakan cerita orang besar dunia untuk memancing dan membuka akal anak. Banyak hal pula yang dapat dipelajari anak dari ibu.

  1. Anak belajar bersyukur kepada Tuhan, Sang Pencipta dari doa ibu. Nama anak akan selalu disebut dalam doa ibu. Ibu adalah panutan anak untuk belajar bersyukur kepada Yang Kuasa. Ibu yang beriman akan selalu memberikan contoh anaknya untuk mengucap syukur atas berkat dan rahmat Tuhan, baik sebelum dan sesudah bangun tidur ataupun makan dan ketika senang maupun susah.
  2. Anak dapat belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain dari jiwa besar ibu. Ibu juga memiliki kesabaran dan maaf yang tak terbatas untuk anak-anaknya. Ibu seperti bumi yang menjadi ibu bagi semua makhluk di atasnya. Bumi memberikan semua isinya untuk kesejahteraan makhluk hidup tanpa pamrih, ibu memberikan semua kasih sayang, pengetahuan dan dorongan semangat untuk anaknya. Bumi terus memberi walaupun disakiti manusia tak bertanggung jawab, ibu pun terus memberi maaf dan berdoa kepada Tuhan meminta jalan terang untuk anak-anaknya. Kasih ibu sungguh tak terbatas.
  3. Anak diberi kesempatan untuk mencoba, melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan. Ibu akan selalu mendorong anaknya untuk bangkit kembali setelah jatuh. Mulai bayi belajar merangkak, lalu berjalan, ibulah yang memberikan semangat sang anak untuk terus mencoba. Ibu selalu ada di saat ia jatuh. Ibu selalu ingin anaknya dapat berkembang menjadi lebih baik. Ibu yang bijaksana tahu kalau tiada kesuksesan tanpa kegagalan. Ibu yang cerdas selalu belajar dari kesalahan. Dengan belajar dari kesalahan, mereka dapat menjadi ibu yang lebih baik.
  4. Anak jadi bersemangat untuk terus maju karena dorongan semangat dari ibu. Ibu yang positif selalu memuji karya anak walaupun masih berupa coretan yang sederhana. Pujian ibu yang tulus menumbuhkan rasa kreatifitas dan percaya diri dalam diri anak bahwa ia mampu melakukan yang terbaik. Ibu yang positif adalah motivator yang hebat untuk anak-anaknya.
  5. Anak belajar mendengarkan orang lain dari kesabaran ibu. Ibu yang sabar selalu menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Kesabaran ibu mendengarkan pendapat dan keluh kesah anak dapat memunculkan perasaan dihargai dan diakui bagi sang anak. Dengan demikian, anak akan mengerti cara menghargai dan bersosialisasi orang lain.
  6. Anak belajar disiplin dan bertanggung jawab dari ibu dari keikhlasan ibu. Ibu adalah orang yang pertama kali bangun di pagi hari dan orang yang terakhir tidur di malam hari. Ibu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan bagi semua anggota keluarga. Ketika ayah atau anak bangun, sarapan sudah terhidang lengkap di meja makan. Ibu baru tidur setelah memastikan anak sudah tertidur pulas dalam mimpi. Ibu juga tidak pernah mengeluh dengan tugas dan tanggung jawabnya. Keikhlasan ibu membuatnya menjadi pemimpin berjiwa besar. Anak belajar bertanggung jawab terhadap hal-hal yang kecil dari ibu, mulai dari makan sendiri, membereskan mainan dan tempat tidur, mengikat tali sepatu sendiri serta belajar dan mengerjakan tugas sendiri. Ibu yang bijaksana tidak akan mengejar prestasi akademis semata dengan menuntut nilai, tetapi mengajak anak mengembangkan kecerdasan intelektual, spiritual dan emosi anak dengan seimbang. Ibu tahu nilai tidaklah menjadi tolok ukur keberhasilan anak. Ibu tahu proseslah kunci kesuksesan. Dalam proses itulah anak belajar dan terus belajar. Ibu akan memberikan kesempatan anak untuk mengaktualisasikan dirinya dengan caranya sendiri.
  7. Anak belajar berbagi dan menolong sesama dari sifat sosial ibu. Ibu dengan sifat keibuannya tidak akan tega melihat kesusahan orang lain. Ia akan menjadi ibu untuk siapapun yang membutuhkan. Seorang guru akan menjadi ibu bagi murid-muridnya di sekolah. Seorang dokter akan menjadi ibu bagi pasien-pasiennya. Seorang ibu negara akan menjadi ibu bagi rakyatnya. Ya…., kasih ibu tidak memandang hubungan darah. Ibu akan tetap menjadi ibu untuk darah dagingnya dan untuk orang lain. Dari ibu, anak dapat belajar kasih yang tiada berujung.

Begitu mulianya tugas dan kewajiban ibu, mengasuh anak-anaknya dengan cinta dan kasih sayang tanpa pamrih. Ayo, kita semua ucapkan terima kasih untuk ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Dan bagi kaum wanita, mari kita bersama belajar dan terus belajar untuk menjiwai peran sejati seorang ibu yang sedalam samudera seluas jagad raya, agar kita dapat mendidik anak-anak kita menjadi generasi pemimpin di masa depan. Kita, kaum wanita dapat menjadi ibu yang baik dengan membekali diri kita dengan pengetahuan dan jiwa keibuan yang sejati. Mari, menjadi ibu yang sejati!!