Ibuku, Pahlawan Hidupku

Oleh AFZAL FARID ALFAHMI 13 Oct 2013

Siapa yang tidak kenal dengan sosok yang satu ini ? Setiap waktu selalu memperhatikan kita, baik dalam keadaan suka maupun duka. Dialah yang merawat kita sejak kecil sampai besar saat ini. Kesuksesan kita sampai hari ini tidak terlepas dari peran sosok tersebut. Dialah yang selalu memberikan perhatian lebih terhadap para buah hatinya. Ibu, Malaikat yang diutus oleh Tuhan untuk mendidik anaknya agar menjadi anak yang baik. Siapa yang tidak ingin anaknya kelak menjadi Anak yang Baik, Taat kepada Orang Tua, berguna bagi Nusa dan Bangsa, Taat beragama dan yang pasti adalah membalas budi atas kebaikan Orang Tua yang selama ini diberikan kepada kita. Selain itu, Kita diharapkan bisa menjadi kebanggan bagi Orang Tua. Sosok Ibu memang sangatlah berperan dalam masa depan anaknya.

Sebuah keluarga akan terasa harmonis ketika seorang Ibu bisa menjadi pahlawan Rumah Tangga yang baik. Kadang seseorang mengatakan bahwa tugas seorang Ibu Rumah Tangga itu sepele. Padahal, kalau kita perhatikan secara seksama, tugas dari seorang Ibu Rumah Tangga lebih berat dari suami. Bayangkan di rumah mengurus anak-anak, mengatur keuangan, mencuci pakaian, membersihkan rumah. Pokoknya Ibu Rumah Tangga adalah orang yang luar biasa. Sebagai contoh, Ibu saya sendiri memiliki kesibukan yang sangat padat. Mulai dari pagi, harus memasak dan mempersiapkan sarapan pagi. Dilanjutkan mencuci baju anggota keluarga yang sebanyak 7 orang. Setelah itu pergi ke sekolah untuk mengajar di Taman Kanak-Kanak. Dan siangnya masih harus menyelesaikan urusan yang lain.

Saya acungi Jempol empat untuk Ibuku. Beliau memang orang yang luar biasa. Di tengah kesibukan tersebut, beliau tidak melupakan tugas utamanya sebagai seorang Ibu, yaitu senantiasa mendidik kepada anak-anaknya. Kebetulan Saya dilahirkan di tengah-tengah Keluarga Besar dengan 4 bersaudara. Saya sekarang duduk di bangku kuliah semester 7 dan adik saya di semester 3. Dua lagi, masing-masing kelas X  SMA dan IV SD. Ibu selalu menasehati kepada Saya dan ketiga saudara agar selalu bersemangat dalam belajar. Meskipun jarak yang memisahkan kita, Ibu sering kali menelepon. Baik itu hanya menanyakan kabar atau ada keperluan. Di sela-sela menelepon biasanya beliau menasehati, agar kita tidak lupa Sholat. Beliau sering mengingatkan akan hal itu, karena itulah yang akan menjadi benteng dalam kehidupan. Terbukti, Ibu yang selalu menjadi penyemagat, ketika Ayah memarahi karena nilai ujian kurang bagus. Ibulah yang menjadi slah satu orang yang berperan dalam kesuksesan Aku dan saudaraku sampai saat ini. Tidak kenal lelah maupun pasrah, yang ada hanyalah ingin melihat anak-anaknya menjadi orang yang sukses.

Bagiku, Ibu adalah Malaikat yang diutus oleh Tuhan untukku dalam mengarungi bahtera kehidupan.