Jiwa Kepemimpinan si Kecil berawal dari Keluarga

Oleh Frany Fatmaningrum 27 Sep 2013

Era globalisasi yang mengiringi pertumbuhan si kecil, membawa kita sebagai orang tua untuk memahami dan melakukan strategi agar putra atau putri kita dapat belajar untuk memiliki jiwa pemimpin sejak dini.  Sejak si ibu mengandung, tanpa disadari telah mengembangkan jiwa kepemimpinan, dengan cara mendoakan janin agar tumbuh sehat. Selain karena takdir Tuhan juga dibantu asupan gizi ibu hamil yang baik, calon bayi memimpin dirinya sendiri agar dapat tumbuh sehat. Misalnya dengan gerakan ataupun respon yang ditimbulkan. Setelah lahir pun, peran Ibu adalah yang utama, setelah itu peran Ayah. Ibu adalah orang pertama yang mendidik anak sejak awal, contohnya menerapkan jam tidur siang dan tidur malam. Hal sepele tetapi penting dalam tumbuh kembang bayi/ Kemudian berlanjut dengan mengajarkan canda tawa, makan, berjalan, bicara, dan seterusnya.

Seiring berjalannya waktu, anak butuh kemandirian. Sehingga anak perlu diajarkan berjalan sendiri tanpa perlu dititah ataupun digandeng oleh orang tuanya. Bisa makan sendiri bahkan melakukan aktivitas buang air sendiri. Namun hal yang terpenting dari semua itu adalah mental anak yang terdidik dengan baik semenjak kecil. Diibaratkan kertas putih yang polos, maka anak perlu ditulis bahkan dibentuk sedemikian rupa. Orang tua wajib menagrahkan sehingga di masa yang akan datang, anak dapat memilih bidang yang diminatinya. Jauh sebelum memimpin atau menjadi pemimpin. Peran ibu atau orang tua, dalam hal ini dibutuhkan keselarasan orang tua untuk mendidik buah hati menjadi hal yang utama.

Mendidik mental, membentuk karakter, dan watak sangat dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Hal tersebutlah yang telah saya alami, selain peran ibu, peran keluarga, bahkan lingkungan pun memiliki peranan penting. Walaupun termasuk orang tua baru, tapi saya memiliki pandangan bahwa pola asuh sejak bayi memiliki peranan penting yang membentuk hingga masa dewasa. tidak hanya sebagai memori tetapi juga sebagai pedoman hidup yang akan dipegang untuk menjalani kehidupannya kelak. Dalam pengamatan saya, banyak ibu atau orang tua yang terlewat mendidik si kecil untuk tidak hedonis. Banyak contoh yang telah saya lihat sepanjang hidup saya yang membuat saya merencanakan cara mendidik si kecil untuk tidak hedonis.

Hedonis adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Hedonis menyebabkan individu menjadi pribadi yang pragmatis dan tentu saja konsumtif. Hal tersebut nantinya akan memicu terjadinya korupsi, menyebabkan ketidakpekaan terhadap sekitar, dan mengakibatkan tekanan bila tidak sanggup memenuhi gaya hidup hedonisme itu. Tidak pernah ada yang salah mengejar rezeki selama itu di jalan yang benar, namun pada zaman sekarang hal tersebut menjadi rancu dan perlu diperdebatkan, sehingga perlu pemahaman yang disesuaikan dengan keyakinan orang tua dalam mendidik anaknya. Mungkin banyak pihak yang kontra dengan rencana cara mendidik saya, karena menekankan pada anti hedonisme. Terlepas dari suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), saat ini realita kehidupan sangat akrab dengan hedonisme. Dari sudut pandang saya, pemimpin yang baik tidak mengenal hedonisme, ironis bila membandingkan dengan kenyataan yang ada pada saat ini.

Siapa yang bisa disalahkan dengan adanya hedonisme? Kembali pada pola pemikiran dan pola asuh yang diterapkan orang tua pada si kecil. Dari yang telah saya jabarkan sebelumnya, saya memilih untuk merencanakan si kecil menjadi individu yang bisa memimpin dirinya sendiri, kemudian memimpin keluarga dengan baik. Hingga pada saatnya nanti diberikan kepercayaan untuk memimpin orang lain, mudah-mudahan dapat menjadi pemimpin yang peka, bertanggung jawab, dan jauh dari karakter hedonis. Semoga tidak hanya sekedar rencana atau harapan dari saya sebagai orang tua, tetapi juga menjadi pedoman hidup si kecil nantinya. Karena baik usaha maupun peranan orang tua tidak akan menjadi sia-sia bila dilakukan dengan tulus dan berkesinambungan.

https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/assets/uploads/2013/09/revisi-posterblog-writing-competition-1.5-04092013.resized.jpg

#LombaBlogNUB