Kado Cinta Ayah Siaga untuk Kesehatan Bunda dan Buah Hati

Oleh Lita Edia 13 Mar 2012

Berjalan hanya berdua dengan suami tercinta hari ini mengajak saya menghayati perjalanan sebuah pernikahan. Ada haru hadir di hati. Sebelas tahun pernikahan yang saya jalani sudah membalikkan pengetahuan saya tentang pernik-pernik pernikahan. Ternyata dinamika relasi suami istri itu tidak selalu seperti romansa yang ada dalam novel yang saya baca atau film yang pernah saya lihat.

Dulu ketika sebelum menikah, cinta itu saya pahami sangat simbolis. Terekspresikan melalu bingkisan berbungkus kertas kado yang cantik atau seikat bunga. Ternyata setelah menikah, kado itu tidak melulu terwujud dalam bentuk bingkisan. Begitu banyak kado-kado cinta yang terwujud lewat perilaku yang mencuatkan bahagia.

Kado-kado cinta ini begitu sederhana,  tidak  bergelimang emas dan permata, tetapi benar-benar mengokohkan cinta dalam berkeluarga.

Istimewanya kado-kado cinta ini juga ternyata tidak hanya berujung pada rasa bahagia, tetapi terus meluncur mencipta kesehatan bagi istri dan buah hati tercinta.

Hmm, unik, istimewa, penuh cinta! Apa sajakah kado cinta itu? Lalu bagaiman kado cinta ini bisa memberikan multimanfaat bagi pasangan dan buah hati, terutama untuk kesehatan mereka?

Kado Pertama, Memberikan Perhatian di Masa Ngidam

Ngidam adalah masa yang khas bagi seorang wanita hamil. Memang tidak semua mengalami, tetapi berbagai cerita unik seputar ngidam ini cukup seru, loh. Ada yang sangat ingin makan soto, walau sudah digantikan oleh bakso, tetap ingin soto, sampai akhirnya muntah lagi ketika memaksakan memakan bakso:).

Saya sendiri tidak mengalami ngidam yang hebat, tetapi sedikitnya merasakan rasa “ingin” itu. Hal yang dirasakan sebagai kado istimewa di masa ngidam ini adalah saat suami meluangkan waktu untuk membelikan, atau sekedar mengantarkan ke tempat makanan itu berada.

Memanjakan? Hmm, tidak masalah kan kalau itu membahagiakan para istri. Selama keinginannya masih terjangkau. Perhatian suami di masa ini akan sangat menghibur suasana hati istri yang sedang berjuang menjalani rasa pusing dan mual yang hebat di masa ini.

Kado Kedua, Setia Mendengar Keluhan

Hamil itu seru! Dimulai dari mual dan muntah di tiga bulan pertama, sakit punggung, hingga kram kaki di bulan-bulan terakhir.

Kram kaki itu sifatnya mendadak, dan suami siaga benar-benar sangat membantu. Tinggal teriak dan tepuk suami, maka kram menjadi berkurang, karena ada yang membantu menarik kaki. Sakit punggung juga jauh berkurang, ketika pijatan lembut itu mampir di punggung sang istri.

Di masa kehamilan, istri juga lebih sensitif. Sekali lagi perhatian penuh kelembutan akan sangat membahagiakan dan menenangkan.

Kado Ketiga, Memperhatikan Kesehatan

“Sudah makan belum?”

“Sudah diminum vitaminnya?”

“Ayo istirahat dulu”

Pertanyaan-pertanyaan dari suami yang sangat membahagiakan. Ada rasa bahwa janin dalam rahim tersebut adalah buah cinta. Perawatan bersama dilakukan sejak dini. Sang ibu pun menjadi lebih bersemangat menjaga kehamilannya.

Kado Ketiga, Memuji Kecantikan

Tetap dipuji cantik kala hamil adalah hal yang istimewa. Ya, bagaimana tidak, perubahan tubuh niscaya terjadi kala hamil. Seringkali istri merasa sangat khawatir, bahkan tidak berani makan yang cukup karena pertambahan berat badan yang drastis. Kekhawatiran itu akan semakin memuncak jika suami tampak tidak senang dengan perubahan tersebut.  Sebaliknya kalau suami tampak enjoy dengan perubahan yang ada,  istripun akan sangat menikmati kehamilannya.

Kado Keempat, Mendampingi Momen Melahirkan

Alhamdulillah suatu nikmat yang perlu disyukuri tiada henti jika suami menemani istri kala melahirkan buah hati. Kontraksi yang hebat itu sedikit banyak terkurangi sakitnya saat bisa meremas kuat tangan suami. Setiap lima menit tangan suami akan tergenggam kuat, itu pertanda kontraksi sedang menghampiri. Momen berjuang bersama yang tak akan terlupakan, menjadi pondasi menguatnya cinta.

Banyak manfaat yang bisa dipetik dari pendampingan ini, dari mulai mengurangi rasa sakit karena adanya dukungan suami, juga untuk melihat tanda-tanda kelahiran sang buah hati.  Terkadang istri hilang konsentrasi, ingin mengejan saja padahal belum waktunya, kapan ambil nafas kapan tarik nafas. Istri juga perlu diingatkan untuk memposisikan tubuhnya dengan benar saat mengejan, supaya tidak beresiko sobek dan terkena jahitan yang banyak nantinya.

Suami siaga membantu istri untuk tetap semangat dan bertindak benar di momen yang sangat istimewa ini.

Kado Kelima, Merawat Bayi Baru Lahir

Lelah setelah melahirkan. Remuk-remuk rasanya. Rasa bahagia menggelayut di hati para ibu disambut dengan rangkaian aktivitas bayi baru lahir. Momen yang seru dan kadang tidak seperti yang dibayangkan. Ya, kalau sebelum menikah kan menengok bayi yang baru lahir itu sedang tenang diayun ayahbundanya. Kalau bayi kita sendiri rasanya menangis, dan menangis lagi.

Baru diganti popok, sudah basah lagi, menangis lagi. Disusui, ngompol lagi, ganti lagi. Sebuah kado yang istimewa ketika suami meluangkan waktu, dan bersama merawat buah hati. Hingga bunda menjadi cukup istirahat, dan sigap kembali merawat dan mengasuh bayi.

Kado Keenam, Dukungan Penuh Terhadap Momen Menyusui

Menyusui ternyata tidak sesederhana seperti yang tampak dalam keseharian. Momen pertama kali menyusui ini juga tak kalah serunya! Ibu belum terampil menyusui, bayi belum terampil menghisap. Akhirnya keduanya menangis bersama-sama, karena bingung.

Suasana seru itu menjadi lebih menenangkan dengan adanya dukungan suami. Dengan penuh kasih sayang digendongnya sang bayi oleh ayah hingga bunda siap kembali memberikan ASI. Dibantunya bunda untuk mendapat posisi nyaman menyusui. Hal yang akhirnya membuat ASI lancar terisap oleh bayi.

Kado Ketujuh, Berbagi Tugas Mengalikan Cinta

Saat buah hati masih satu, mungkin tidak terlalu ada persoalan dalam memberikan perhatian pada buah hati. Tetapi setelah dua, tiga dan selanjutnya, berbagi perhatian dan cinta pada buah hati menjadi persoalan tersendiri. Setelah buah hati bertambah, cinta memang bukan untuk dibagi, tetapi dikali, dan untuk mengalikannya perlu ada kerjasama yang baik antara ayah dan bunda.

Saat itulah waktu yang tepat untuk berbagi tugas. Ayah memperhatikan sang kakak. Bunda memperhatikan sang adik. Hal ini akan mengurangi kerewelan sang kakak yang muncul karena cemburu.

Kerepotan yang timbul karena ada rasa cemburu kakak, akan sangat terkurangi dengan adanya dukungan Ayah dalam pengasuhan kakak.

Kado Kedelapan, Siaga Ketika Buah Hati Sakit

Buah hati sakit adalah hal yang sangat stessfull bagi ayah dan bunda. Kerepotan kerap terjadi di masa-masa anak sakit. Kesiagaan suami saat buah hati sakit sangat membantu untuk meredakan ketegangan yang terjadi. Karena kaum ayah lebih rasional dari bunda. Lebih tenang, tidak panik.

Terlebih ketika buah hati yang sakit tidak hanya satu, perlu pembagian tugas dalam menjaganya. Ayah menjaga kakak, bunda menjaga adik, sehingga semua mendapat perhatian yang cukup.

Kado Kesembilan, Dukungan untuk Me Time

Rutinitas menjadi ibu yang terus menerus tiada henti 24 jam selama 7 hari, membuat bunda kerap memerlukan rehat sejenak. Hal ini sangat sulit terjadi jika suami tidak memberikan dukungan bagi istri memiliki Me Time.

Alangkah bahagianya saat suami mau bersedia menjaga buah hati sejenak, atau bekerjasama menyelesaikan pekerjaan rumahtangga sehingga istri bisa menjalani hobinya atau aktivitas lain yang lebih relaks.

Kado Kesepuluh, Dukungan untuk Belajar

Menjadi orangtua adalah amanah yang berat. Setiap saat kita dihadirkan pada pilihan-pilihan. Setiap saat kita harus memutuskan tindakan yang efektif untuk menyikapi suatu permasalahan pengasuhan. Oleh karenanya , ilmu adalah kunci ketrampilan kita menangani suatu permasalahan. Hal yang sangat membahagiakan, ketika seorang bunda diberikan akses untuk terus memperoleh ilmu. Baik itu berupa buku, seminar, ataupun fasilitas untuk browsing. Selain sumber ilmu, keluangan waktu juga dihadirkan untuk mempelajarinya. Sungguh tidak mudah bagi seorang bunda untuk terus mengakses ilmu, tanpa dukungan dari pasangannya.

Bahagia Mencipta Kesehatan Bunda dan Buah Hati.

Sepuluh kado cinta ini akan mengantarkan bunda pada kondisi bahagia. Bahagia merasa dicintai. Bahagia merasa berarti.  Hingga akhirnya kado cinta ini menjaga para ibu untuk terhindar dari stress. Baik stress saat hamil, menyusui maupun saat menjalani tugas ibu sepenuhnya.

Saat stress, hormon kortisol yang diproduksi kelenjar adrenalin akan memuncak. Hormon ini jika jumlahnya sangat tinggi dan terus menerus, maka imunitas sang ibu akan menurun drastis. Hingga akhirnya menjadi sering jatuh sakit.

Saat ibu hamil mengalami sress, hormon kortisol ini juga menembus plasenta, sehingga janin pun mengalami hal yang sama. Si kecil pun imunitasnya menurun, dan menjadi cepat jatuh sakit.

Ibu yang bahagia dan sehat, akan sigap merawat buah hatinya. Bayi menangis cepat ia rengkuh untuk diayun, atau disusui kala buah hatinya haus dan lapar. Bayi-bayi ini akan tenang dan bahagia.

Berdasarkan penelitian bayi-bayi yang lekat dengan ibunya, dan diasuh dengan baik, memiliki keseimbangan kortisol terbaik. Sebaliknya bayi-bayi yang ditolak dan tidak dirawat dengan baik mengalami stress dan hormon kortisolnya melonjak. Peningkatan kortisol dalam jangka waktu lama akan membuat imunitas bayi menurun drastis. Bayi rewel dan sering sakit.

Kado cinta berupa suami siaga, selain menjaga asupan nutrisi bagi bunda, juga menjaga rasa bahagia, dan ini akan membuat keluarga sehat dan bahagia. Oleh karenanya ayo dukung para suami untuk menjadi suami siaga. Suami Siaga, Kesehatan Bunda Terjaga.  Kesehatan Bunda, Kesehatan Kita.

Tulisan ini dibuat sebagai peserta lomba blog writing competition yang diselenggarakan Sari Husada Nutrisi untuk Bangsa

Referensi:

en.wikipedia.org/wiki/Cortisol

stress.about.com/od/stresshealth/a/cortisol.htm