Kuning Telur Ibuku

Oleh ratna_np 18 Sep 2013

Aku ingat sekali, waktu itu aku masih bersekolah di taman kanak-kanak puluhan tahun lalu. Dan setiap pagi aku hanya perlu menyebrang jalan saja dari kompleks perumahan tempat aku tinggal menuju sekolahku. Dekat sekali.

Tapi ada yang tak kusukai dari kegiatanku pergi sekolah saat itu. Ada ‘sisipan’ kegiatan lain yang aku benci. Ibuku sering sekali membekali perutku dengan ‘menelan kuning telur mentah’. Aku sempat heran, kenapa makanan yang katanya sehat, tapi bau dan tak enak itu harus melulu aku telan sebelum sekolah. Padahal ibu tahu pasti bahwa beliau harus mengejarku dulu sebelum sukses membuat aku menganga dan meng ‘gleg’ kuning telur itu.

Ibu sering menjelaskan bagusnya kuning telur itu untukku. Anehnya aku tak melihat bagusnya sama sekali, hanya melihat jeleknya saja. Baru sekarang aku mengerti yang dimaksud bagus itu apa.

Kuning telur mentah yang memualkan itu ternyata : mengandung 335 kalori dan menambah darah. Kandungan vitamin A pada kuning telur juga dapat mengobati sakit tenggorokan, batuk, luka paru-paru, ginjal dan kencing manis. Bisa juga memperlunak sisa makanan dan mengurangi ganjalan ditenggorokan.

Dan ini adalah nilai gizi yang ternyata masuk ke dalam tubuhku hampir setiap pagi :

Air 49,4 gr
Protein 10,8 gr
Karbohidrat 0,7 gr
Vitamin B20 23 mg
Vitamin B10 2 mg
Besi 100 mg
Asam Nikotenat 0,2 mg
Fosfor 0,2 mg
Kalsium 147 m
Potasium 17 mg
Asam Pantotenat 2 gr
Seng 0,4
Sulfat 149 mg
Vitamin A 311 si
Vitamin D 100 si , plus olah raga karena aku memutuskan untuk melarikan diri dan membiarkan ibuku mengejarku setiap kali ritual meng ‘gleg’ kuning telur mentah ini akan dimulai.

Sungguh aku harus berterimakasih pada ibu karena mau bersusah-susah mengupayakan semua gizi itu masuk ke dalam tubuhku dan menjadikan aku kuat sampai sekarang. Sementara aku terhadap anak-anakku lebih memilih mensupply mereka dengan vitamin yang rasanya jauuuuh lebih lezat dari kuning telur :) .

Paling tidak aku menyimpan satu cerita tentang balada kuning telur mentah yang ‘mual’ nya masih bisa kurasakan berpuluh puluh tahun kemudian hanya dengan mengingatnya; sekaligus kesehatan yang nilainya tak bisa dijangkau oleh materi sebanyak apapun!

Terimakasih ibu…..