LEMAH-LETIH-LESU SAAT HAMIL, WASPADAI ANEMIA DAN AKIBAT FATALNYA

Oleh occacaca 15 Mar 2012

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2007, angka kematian ibu di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI ). Angka ini merupakan angka tertinggi di ASEAN. Berdasarkan data WHO dalam World Health Report tahun 2005 penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (25%), infeksi (13%), eklampsia (12%). Lebih dari 90% kematian ibu terjadi di negara berkembang di Asia dan Afrika ( UNFA ). Penyebab tidak langsung pada kematian ibu sebesar 5,6%, yaitu penyakit-penyakit yang akan bertambah buruk dengan terjadinya kehamilan (ginjal, jantung, atau penyakit kronis lainnya ) serta anemia zat besi pada ibu hamil ( Depkes RI, 2001 ). Menurut WHO 40 % kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi ( yang biasa terjadi pada wanita yang kurang nutrisi ) atau perdarahan akut, atau bahkan keduanya saling berinteraksi.



Apakah Anda anemia?
Diagnosa anemia dapat ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium. Namun jika Anda mengalami gejala letih, lemah, dan lesu Anda harus mewaspadai anemia. Segeralah lakukan pemeriksaan darah. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada 3 bulan terakhir karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk diri sendiri sebagai persedian bulan pertama sesudah lahir.



Apakah anemia itu?
Anemia pada kehamilan menurut WHO adalah kondisi ibu hamil dengan kadar Hb < 11 gr% ( pada trimester 1 dan 3 ) atau < 10 gr % pada trimester 2. Satuan gram % menunjukkan banyaknya gram sel darah merah per 100 ml kubik plasma darah. Hemoglobin adalah protein sel darah merah yang membawa oksigen ke sel-sel lain di dalam tubuh kita. Tanpa oksigen yang cukup tubuh kita tidak dapat bekerja dengan baik.



Apa saja akibat anemia?
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas. Bahkan seperti disebutkan sebelumnya bahwa 40 % kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.


Penyulit yang timbul akibat anemia adalah keguguran, kelahiran premature, persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim, perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim. Bahkan hipoksia ( kekurangan oksigen ) akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian pada ibu pada persalinan yang sulit, walaupun tidak terjadi perdarahan.



Mengapa bisa terjadi anemia pada kehamilan?
Anemia pada kehamilan merupakan hal yang fisiologis ( normal ). Hal ini disebabkan saat hamil dibutuhkan tambahan suplai ke plasenta, uterus ( rahim ) yang membesar dan bagian-bagian lain. Dalam hal ini terdapat perubahan hematology dimana terjadi peningkatan plasma darah (30 %), sel darah merah (18 %), Hb (19%) ( Prawirohardjo, 2002 : 32 ). Peningkatan plasma darah yang lebih besar memberikan efek pengenceran darah sehingga jumlah sel darah merah per satu milliliter darah berkurang.



Lalu bagaimana mencegah dan mengobati anemia?
Sangat penting bagi wanita untuk mencegah anemia sebelum, selama, atau sesudah kehamilan. Memenuhi kebutuhan nutrisi adalah cara terbaik untuk mencegah anemia. Selain zat besi, asam folat dan vitamin B12, ibu hamil juga perlu menjaga asupan protein. Makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, ikan, daging, kacang-kacangan ( tahu, tempe, oncom, kedelai, kacang hijau), sayuran berwarna hijau tua ( bayam, kangkunga daun katuk ) dan buah-buahan ( jeruk, pisang dll ). Anda pun bisa mengkonsumsi susu hamil seperti lactamil selama hamil.


Anda juga dapat mengatasi anemia dengan meminum tablet tambah darah. Pemberian tablet tambah darah merupakan salah satu kebijakan nasional, jadi Anda bisa mendapatkannya di Posyandu terdekat. Tablet tambah darah diminum satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari pertama pada masa kehamilan. Meskipun Anda memasuki masa kehamilan dengan cadangan zat besi yang mencukupi, konsumsi suplemen besi dapat mencukupi kebutuhan zat besi selama kehamilan sampai nifas.


Namun pada beberapa orang pemberian tablet tambah darah ini berefek samping mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare atau konstipasi. Agar tidak terjadi efek tersebut minumlah tablet tambah darah pada malam hari sebelum tidur. Perbanyak juga minum air putih dan serat. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi makanlah makanan yang mengandung vitamin C dan jangan minum bersamaan dengan kopi atau teh yang dapat mengurangi penyerapan zat besi tersebut.


Gejala anemia adalah gejala yang ringan, namun memiliki efek yang besar baik bagi ibu ataupun bagi calon bayi ibu. Karena itu marilah kita cegah dan atasi anemia dengan pola makan sehat.
Mari kita selamatkan ibu! Selamatkan Ibu, selamatkan bangsa! http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/

1 Komentar

23 Nov 2013 12:29

thnk