Mau Memperbaiki Keturunan? Nikmati Makanan Bergizi!

Oleh Priska Siagian 14 Feb 2012

Berapa diantara kita yang sering sekali mendengar pernyataan berikut, “Kalau mau punya keturunan yang lebih baik, cari bibit yang bagus. Misal kalau ingin anak yang lebih tinggi ya cari pasangan yang tinggi.” Yup pernyataan ini muncul karena sebagian besar dari kita percaya kalau tinggi badan itu diwariskan atau ditentukan oleh garis keturunan orang tua.

Tapi berapakah diantara kita yang tahu kalau sebenarnya untuk memperbaiki keturunan cukup dengan mengonsumsi variasi makanan yang tinggi gizi. Iya, ritual makan adalah salah satu faktor yang akan menentukan apakah seorang anak akan tumbuh menjadi tinggi atau pendek. Dengan catatan ritual makanan sehat yang variasi gizinya optimal.

Mengapa Medja Makan tertarik membuat tulisan ini? Selain untuk menyadarkan para calon orang tua bahwa perbaikan keturunan itu salah satu kunci pentingnya adalah melalui gizi, Medja Makan luar biasa kaget ketika membaca berita yang ada di indeks Kompas.com bahwa Anak Indonesia Cenderung Pendek!

Siap-siap untuk kaget, karena di artikel itu ditulis, Indonesia masuk dalam 5 negara yang memiliki jumlah anak pendek terbanyak di dunia! Jangan berhenti kaget, sebab hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2010 lalu justru mempertegas semua. Riset ini mengungkapkan  35,7 persen lebih dari sepertiga anak-anak Indonesia mengalami pertumbuhan badan yang tidak sesuai dengan umurnya. Jika dibahasakan ke dalam bahasa yang lebih sederhana, ada sebanyak sepertiga anak Indonesia yang tergolong pendek.

Lalu jika sudah begini, apakah ini artinya secara genetika orang-orang Indonesia memang tidak punya ‘bakat’ untuk memiliki tinggi badan yang semampai? Apa iya hanya orang barat saja yang diberi garis keturunan berbadan tinggi? Terus kita hanya bisa terima nasib saja?

Jangan terlalu pesimis, karena penelitian mengungkapkan, sebenarnya tinggi orang tua itu adalah tinggi badan minimal anak. Ini artinya, tinggi badan anak bisa dipacu secara maksimal asalkan asupan gizinya optimal. Karena sebenarnya, dunia kedokteran memang mengatakan genetik dan jenis kelamin adalah faktor yang memengaruhi tapi kedua faktor ini harus dilengkapi dengan nutrisi dan kebiasaan olahraga, serta kondisi medis yang bisa membuat pertumbuhan tulang melambat atau terhenti.

Dalam keadaan normal, anak yang mendapatkan nutrisi yang optimal pada 3 tahun pertama hidupnya akan mengalami pertumbuhan tulang yang maksimal. Proses pertumbuhan ini akan terus berlangsung dengan grafik yang cepat hingga mereka menginjak usia 10-11 tahun. Baru di saat usia rata-rata mereka memasuki 17 tahun (untuk remaja putrid), pertumbuhannya melambat. Sedangkan untuk remaja laki-laki, pertumbuhan tulang akan melambat ketika usia rata-rata memasuki 20 tahun. Dan untuk anak-anak yang konsumsi nutrisinya tidak maksimal, pertumbuhan tulangnya mulai melambat ketika memasuki usia 10 dan 11 tahun.

Jadi mulai hari ini cobalah memilih beragam makanan sehat untuk anak-anak, dan proses kebiasaan sehat itu justru harus dimulai jauh sebelum kita menjadi orang tua, khususnya untuk perempuan. Sebab perempuan yang kelak akan hamil memerlukan ‘modal’ nutrisi yang cukup untuk membentuk janin yang sehat. Lalu saat memasuki masa hamil, calon ibu juga harus mengiringi proses perkembangan janin menjadi bayi dengan konsumsi makanan bergizi yang juga maksimal. Bahkan hingga anak dilahirkan dan tumbuh dewasa, lagi-lagi makanan sehat menjadi syarat untuk mewujudkan keinginan orang tua memiliki anak yang lebih sehat, cerdas, serta memiliki tinggi badan maksimal.

Lalu di mana peran laki-laki atau calon ayah? Kebiasaan makan sehat dalam keluarga tidak akan terbentuk menjadi sebuah kesadaran apabila ayah dan ibu tidak memiliki visi yang sama. Karena itu, kebiasaan makan sehat bukan hanya dimulai dari mengetahui jenis-jenis nutrisi yang ada di dalam makanan tapi juga diawali dari kesadaran untuk membentuk satu keturunan yang berkualitas.

Sudah mulai sadar ingin memiliki keturunan berkualitas? Inilah daftar nutrisi yang harus dinikmati dan diberikan untuk mewujudkan keinginan memiliki anak-anak yang sehat, cerdas, dan memiliki tinggi badan maksimal:

Protein :  Catherine Berkey dari Harvard University melakukan penelitian terhadap 5.000 anak perempuan. Hasilnya? Berkey menyarankan agar mengonsumsi makanan tinggi protein semasa usia keemasan dan pertumbuhan. Mengapa? Karena dari penelitiannya terlihat, responden yang rajin menikmati variasi makanan tinggi protein, khususnya yang berasal dari olahan susu ternyata saat dewasa menjadi perempuan dengan tinggi badan yang maksimal.

Jadi jangan malah mengonsumsi susu, keju, dan ikan-ikanan. Karena makanan inilah tubuh bisa dengan mudah mendapatkan protein yang diperlukan untuk tumbuh maksimal.

Vitamin C : Tahu salah satu ‘makanan’ kesukaan tulang? Vitamin C! Yup…vitamin ini adalah salah satu komponen penting untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang, demikian diungkapkan National Space Biomedical Research Institute. Kerja vitamin C bukan hanya untuk memperbaiki sel-sel tulang yang rusak, tapi juga untuk menjaga jaringan pendukung tulang seperti tendon dan ligament.  

Dan sangat mudah sekali sebenarnya untuk memaksimalkan asupan vitamin C di dalam tubuh, cukup dengan mengunyah banyak buah-buahan serta sayuran. Plus, jangan pernah merokok! Sebab rokok dapat dengan cepat merusak vitamin C dalam tubuh juga berfungsi sebagai penyerap kalsium untuk membentuk tulang. Sudah dapat ditebak apa yang terjadi setelah tubuh kekurangan vitamin C-kan? Pembentukan tulang menjadi tidak maksimal.

Beta Karoten : Pernah tahu jadi apa vitamin A ketika masuk ke dalam tubuh? Dia menjadi beta karoten. Untuk pertumbuhan tulang adalah elemen yang memantau pertumbuhan tulang berlangsung maksimal dan sesuai umurnya. Selain wortel, ada banyak sayuran dan buah-buahan yang kaya akan beta karoten, sebut saja bayam, avokad, labu, dan green peppers. Jadi, jangan hanya fanatik dengan wortel ya. Ingat rumusnya, asupan nutrisi bisa optimal apabila kita mengonsumsi makanan sehat dengan variatif.

Vitamin D : Oleh tulang, vitamin D diperlukan bukan hanya untuk pertumbuhan tapi juga untuk struktur tulang. Jika kita kekurangan vitamin D, maka struktur tulang kita akan menjadi rapuh dan tipis. Dan sumber vitamin D yang paling baik adalah sinar matahari dari jam 7-9 pagi. Usahkanlah untuk menikmati hangatnya matahari setiap pagi, karena inilah keuntungan kita yang tinggal di daerah tropis, tidak perlu sulit mencari matahari.

Agar penyerapan vitamin D maksimal, lengkapi ritual menikmati matahari dengan olahraga. Sebab olahraga juga menjadi faktor untuk memaksimalkan pertumbuhan tulang. Olahraga membuat sel-sel tulang melakukan mineralisasi dengan baik. Artinya tulang-tulang tidak hanya diperkuat tapi juga yang rusak bisa diperbaiki dengan cepat. Jika merasa kesulitan untuk berolahraga, 30 menit berjalan kaki di pagi hari sudah cukup ampuh untuk menyegarkan tubuh dan menyehatkan tulang.

Kalsium : Sepanjang hidup kita, tubuh membutuhkan kalsium untuk membentuk dan menjaga kekuatan tulang. Kalsium bisa dinikmati dari susu, olahan susu, ikan dan sayuran hijau.

Ada sebuah penelitian menarik yang dilakukan oleh South Dakota State University. Universitas ini melakukan perbandingan antara anak-anak yang rajin berolahraga dengan yang tidak, lalu mengaitkan dengan optimalisasi pertumbuhan tulang mereka. Hasilnya, anak yang rajin berolahraga dan mengonsumsi kalsium ternyata pertumbuhan tulangnya lebih pesat dibanding yang tidak rajin berolahraga.

Jika melihat uraian di atas, sebenarnya sangat mudah untuk memperbaiki keturunan, khususnya tinggi badan anak. Jangan hanya mengangguk-angguk kepala karena mulai tersadar betapa dari ritual makan saja kita bisa memperbaiki keturunan. Jadi buat Anda yang suka makan, tulari diri dan sekitar dengan kesadaran untuk menikmati makanan sehat demi memberikan hak tubuh untuk mendapatkan nutrisi yang variatif, plus memperbaiki keturunan.       

Foto dari sini