Mendampingi Kholeris Kecilku yang Unik

Oleh Ferdy Bookelmann 19 Oct 2013

I was born to be somebody, ain’t nothing that ever gonna stop me
I light up the sky like lightning, I’m gonna rise above
Show them what I made of .....
And the world belongs to me ......

Begitulah lirik lagu dari Justin Bieber (Born to be somebody), salah satu lagu favorit Ivo, yang sering kita nyanyikan bersama, dan entah mengapa saya merasa lagu ini sangat sesuai untuk Ivo.

Ya Ivo, anak semata wayang kami yang sebulan lalu menginjak usia 8 tahun. Sejak bayi Ivo telah menunjukkan karakter yang sangat kuat, kholeris sanguinis, dimana kholeris mewakili karakter seorang pemimpin dan sanguinis adalah sifat populer.

248485_1377516055843_6596579_n

Sebagai seorang anak yang memiliki karakter pemimpin, Ivo selalu mencoba menegosiasi setiap aturan baik dirumah maupun disekolah, dia memiliki ide dan cara sendiri untuk melakukan sesuatu ataupun untuk mendapatkan apapun yang dia  inginkan. Kepercayaan diri dan harga dirinya juga sangat tinggi. Dia juga seorang anak yang kreatif, original dan selalu mencoba untuk menyelesaikan masalahnya sendiri meskipun sering kali berujung kepada kekacauan. Di lain sisi Ivo sangat intuituf, perduli dan memiliki empati yang besar terhadap semua orang.

Selain itu Ivo memiliki karakter sanguinis yang menjadikannya komunikator yang handal. Dia mudah bersosialisasi dan bergaul, pandai merayu dan meluluhkan hati orang, Ivo juga pandai melucu dan suka bercanda. Dimanapun Ivo berada, dia selalu berusaha untuk menjadi pusat perhatian, meski terkadang berlebihan. Selalu ceria, antusias dan clumsy (kalo jalan suka nabrak-nabrak)

Selain perpaduan karakter yang unik, pola belajar Ivo juga spesial, karena memang otak kanan Ivo sangat dominan. Pola belajarnya cenderung visual (melihat) dan kinestesis (merasakan). Namun tidak seperti kebanyakan anak-anak yang masih bisa mengerti penjelasan guru disekolah, bagi Ivo, tanpa visualisasi dan pengalaman langsung, sangat sulit baginya untuk mengerti sesuatu. Dia akan berimajinasi bebas dan berlogika yang seringkali terbalik.

Menyadari kompleksitas dalam diri si kecil, sebagai Ibu saya selalu mencari cara terbaik untuk bisa mendukung si kecil meraih cita-citanya, yaitu memiliki pulau yang didalamnya ada taman robot dinosaurus  ..... :)
Sederhananya, Ivo sudah menetapkan cita-citanya sebagai seorang enterpreneur (pemimpin perusahaan), meskipun dengan ide yang sangat aneh bin ajaib, khas anak-anak.

Bersama suami, saya sepakat untuk mendidik Ivo dengan cara mengembangkan berbagai potensinya, mengeliminir kekurangannya serta menanamkan nilai-nilai yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu:

 

1. Sehat Jasmani

Sebelum Ivo memasuki usia sekolah (bayi), saya bersama beberapa ibu-ibu yang memiliki batita membentuk suatu kelompok diskusi dan sosialisasi mengenai tumbuh kembang anak. Kelompok ini cukup di kenal di Bali dengan nama Baby Club, kami berkumpul setiap minggu untuk berbagi tips tentang gizi, kesehatan anak, tumbuh kembang, pola asuh dan lain sebagainya, kami juga seringkali mengundang pembicara ahli.
Dari sini sayapun tahu bahwa asupan nutrisi yang seimbang bisa meningkatkan daya tahan, menghindarkan anak dari alergi, membantu perkembangan otak dan kecerdasan jamak seorang anak.

milk
Gizi terbaik pada awal perkembangan bayi tentunya adalah ASI, dan sebagai ibu menyusui, sayapun harus menjaga keseimbangan nutrisi makanan saya. Sayur hijau, tempe, ikan dan susu lactamil adalah menu wajib saya. Khusus untuk sayur dan tempe saya lebih memilih yang organik dan bukan dari bibit hasil rekayasa genetik, karena bibit jenis ini mengandung zat penumbuh kanker (karsinogenik). Kebetulan di sini memang ada toko-toko yang khusus menjual bahan makanan jenis ini. Dalam memasak sayapun menghindari vetsin (MSG), gula dan zat aditif lain.
Khusus untuk gula, kami menghindarinya karena memang ibunda saya menderita diabetes dan saya takut diri saya memiliki gen pembawa (carrier), meski saya tidak tahu type diabetes Ibu saya. Hanya untuk berjaga-jaga, karena menurut literatur yang saya baca, pola diabetes type I adalah lompat generasi (penderita - pembawa -penderita).
Alhamdullilah hingga Ivo berumur 8 tahun, kami sangat jarang sekali kerumah sakit untuk berobat, seingat saya cuma 2 kali saja. Selebihnya adalah untuk Imunisasi, cek up dan periksa gigi rutin.

 

2. Sosial, Mandiri, Disiplin dan Bertanggung Jawab

Dalam hal pendidikan, kami sangat selektif karena kami selalu harus melihat kesesuaiannya dengan tingkat penalaran Ivo. Untungnya kami tinggal di Bali, dan Alhamdullilah banyak sekali jenis pendidikan dan sekolah yang bisa kami pilih.

Pertama kali Ivo mendapat pendidikan pada umur 1 tahun 10 bulan dengan sistem home schooling, sekolah diadakan 3 kali seminggu dan bergiliran dari satu rumah ke rumah lainnya. Tujuan saya hanyalah agar Ivo bisa bersosialisasi dengan anak seumurnya, karena kebetulan di lingkungan rumah kami tak banyak anak yang sebaya dengan Ivo.

2 years 2 month

Saat Ivo memasuki usia 2,5 tahun, kamipun memasukkan Ivo ke pendidikan usia dini yang tergolong sekolah privat. Disamping bersosialisasi, kami bertujuan untuk mengenalkan rutinitas dan disiplin kepada Ivo.

Pada umur 3,5 tahun, kami memindahkan Ivo ke pra-sekolah berkurikulum nasional plus. Ivo bersekolah disana hingga selesai taman kanak-kanak. Tujuan kami pada tingkatan ini adalah supaya Ivo belajar mandiri dan mengerti tanggung jawabnya.

 

3. Cinta Buku (melatih kecintaan membaca dan menulis)

Memahami karakter dan pola belajar Ivo, kamipun memutuskan untuk menyekolahkan Ivo ke sekolah dasar internasional dengan sistem holistik. Secara akademik mereka mengikuti British National Curriculum, namun sistem pembelajarannya menggunakan metode praktek dan visual. Anak juga dihargai sesuai dengan kompetensinya. Bahkan pada kasus Ivo, sekolah mampu memberikan jadwal khusus untuk pengayaan pada bidang yang Ivo sukai, juga pendampingan pada mata pelajaran yang kurang dia pahami.

Dua kali seminggu, anak-anak diwajibkan untuk membawa pulang buku bacaan standar, dimulai dari Oxford Reading Tree, ini ditujukan untuk menanamkan kebiasaan membaca sejak dini. Dia harus membaca setiap hari sebanyak 10 halaman didepan orang tua, kamipun harus melaporkan ke sekolah buku ORT yang sudah dia baca melalui buku komunikasi guru dan orang tua.

read

Oya, perlu diketahui bahwa bacaan ini memang digunakan oleh sebagian besar sekolah Internasional, terdiri dari 11 level yang masing-masing level terdiri dari sekitar 25 buku. Setiap 3 hari sekali anak harus membawa pulang buku yang mereka pilih sendiri sesuai levelnya. Bisa jadi dalam satu tingkatan kelas ada berbagai macam level tergantung kemampuan anak. Ivo sangat menyukai buku bacaan ini karena sebagian besar bercerita mengenai petualangan sekelompok anak-anak ke berbagai belahan dunia dan juga ke negeri dongeng. Kamipun senang karena selalu ada nilai-nilai moral yang disampaikan dalam setiap cerita.

Selain itu untuk pelajaran pengetahuan umum, biasanya setiap bulan sekolah akan memberikan tugas berupa paper project (makalah) dengan tema yang berbeda untuk setiap anak. Keterlibatan orang tuapun sudah merupakan keharusan, karena mau tidak mau saya harus mencari literatur di Wikipedia dan mempertontonkan video di You Tube. Sudah barang tentu anak memerlukan pendampingan, karena perintah dari setiap project adalah menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri. Tak urung sayapun harus merangkum, membacakan dan menjelaskan print out dari Wikipedia, agar Ivo mengerti. Selanjutnya saya akan membimbing Ivo membuat kerangka untuk paper project dan mengarahkannya saat proses penulisan.
Dari tugas ini, dia tidak hanya menghafal suatu subject, namun juga mengerti lebih dalam mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Anak-anakpun mulai diajarkan untuk menulis sejak dini. Bahkan mulai kelas 5, mereka diharuskan untuk mempresentasikan makalahnya, untung saat ini Ivo masih kelas 4, jadi sedikit lebih ringan tugas saya.

 

4. Mencintai Alam

Disamping pendidikan di sekolah, kami juga berusaha untuk mengembangkan wawasan, kreatifitas dan karakter Ivo dengan mengajaknya berkegiatan setiap akhir pekan.
Tidak selalu harus keluar rumah, karena terkadang saya membuat kegiatan  petualangan dan penelitian di sekitar rumah. Untungnya rumah kami memiliki halaman yang cukup luas, berada di pinggir sungai dan dikelilingi hutan hujan tropis.
Sayapun sering mengajak ivo untuk mengamati berbagai hewan dan tumbuhan di sekitar kita. Terus terang kami beruntung karena hutan hujan disekeliling rumah merupakan habitat bagi binatang liar seperti biawak, monyet, tupai, trengilling, luwak (srigala kecil), berbagai jenis burung, berbagai serangga, dll.

550767_2674946210786_51045476_n

Selain itu pantai terdekat bisa kami tempuh dalam waktu 5 menit dari rumah, pantai yang berada di zona tidal (pasang surut) ini adalah pantai favorit Ivo, karena memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Diapun berpura-pura menjadi Marine Biologist setiap kali bermain disini. Dia selalu membawa perlengkapan untuk mengumpulkan spesimen  dan meminta saya untuk memfoto setiap spesimen yang dia temukan, setelahnya kami akan mengembalikan setiap spesimen ke asalnya.
Satu hal yang berusaha saya tanamkan adalah kebijakan dalam menghargai lingkungan alam yaitu;
Don’t take anything but pictures,
Don’t leave anything but footprint and
Don’t kill anything but time
Biasanya sesampainya dirumah kami akan mengamati foto dan mencari tahu mengenai setiap spesimen yang kita lihat dipantai melalui internet.

 

5. Peduli lingkungan hidup

Terkadang saya juga mengajak Ivo melakukan jalan bersih, yaitu berjalan dipinggir pantai sambil memungut sampah. Hal ini saya tujukan agar Ivo memiliki kepekaan terhadap lingkungan hidup. Ivo sendiri sangat tahu bahwa sampah kita yang berakhir di laut merupakan bencana bagi biota laut.
Dengan daya Imajinasinya Ivo-pun memulai kampanye dengan membuat poster     himbauan untuk tidak membuang sampah dilaut. Biasanya saya akan membantunya untuk menyebarluaskan berbagai kampanye Ivo secara online, bahkan ada salah satu poster lingkungan Ivo yang dijadikan kampanye global oleh green peace.

184428_3102999951862_1995621693_n
Selain itu, kami biasa memisahkan sampah organik dan anorganik, kebetulan di Bali ada LSM yang menangani pengolahan limbah rumah tangga dengan benar. Khusus untuk bok tetrapack susu ataupun jus, saya pisahkan sendiri karena Ivo akan membawanya ke sekolah untuk didaur ulang. Kegiatan mendaur ulang memang merupakan salah satu pendidikan karakter di sekolah holistik dan kami para orang tua mendukung sepenuhnya.
Disamping untuk digunakan kembali sesuai fungsinya, sayapun mengajari Ivo untuk membuat berbagai kerajinan tangan dari kardus, botol dan kaleng bekas. Selain untuk menumbuhkan kepekaan lingkungan kegiatan ini juga untuk meningkatkan kreativitas Ivo.

 

6.  Memiliki kepekaan sosial

Untuk menumbuhkan kepekaan sosial dan rasa kepedulian terhadap sesama, saya lakukan dengan menempatkan sebuah kardus di kamar Ivo yang kami sebut Orphanage Box (boks panti asuhan), setiap kali Ivo mendapat mainan atau baju baru, maka salah satu mainan atau baju lamanya harus masuk ke kardus ini.
Rata-rata dalam jangka waktu 3 hingga 5 bulan kardus ini akan penuh, karena memang Ivo sering mendapat hadiah, terutama dari teman-teman kami yang datang berlibur ke Bali.
Setelah penuh, kami akan mengajak Ivo ke sebuah panti asuhan, disana Ivo akan membagikannya ke anak-anak panti. Biasanya kami tinggal disana agak lama agar Ivo bisa bermain bersama mereka dan menumbuhkan empatinya bahwa banyak sekali anak-anak yang tidak seberuntung dia.

 

7. Gigih dan pantang menyerah

Hal lain yang saya tanamkan adalah gigih dan pantang menyerah  dalam meraih cita-cita. Untuk ini saya memerlukan role model atau orang-orang yang menginpirasi. Sungguh beruntung memang karena untuk tujuan ini, secara tidak sengaja Ivo dipertemukan dengan juara olimpiade, tim sepakbola piala dunia dari brazil, aktivis green peace & peselancar tingkat dunia, dll. Sebagai anak yang serba ingin tahu, Ivo akan menanyakan segala sesuatu kepada mereka.  

people

Meski kami tidak terlalu tertarik dengan politik, namun ada seorang tokoh yang menginspirasi Ivo, dan belum berhasil kami temui hingga kini. Tokoh tersebut adalah Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Padahal sudah 2 kali saya mencoba untuk bisa mempertemukan Ivo, yaitu pada saat KTT ASEAN dua tahun yang lalu dan KTT APEC minggu lalu. Sayapun harus menunjukkan kepada Ivo bahwa saya juga gigih dan pantang menyerah untuk tujuan ini. Demi Ivo sayapun mencoba untuk melobi Komandan Paspampres dan Pasukan Anti Teroris. Sayangnya minggu lalu Obama tidak jadi datang dan merekapun juga tidak berani membiarkan si kecil untuk sekedar bersalaman dengan Obama. ....... :(
Sayapun berpesan kepada Ivo, kalau kamu ingin bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, kamu harus menjadi orang yang lebih “BESAR” dari Dia.

 

8. Berwawasan Luas

Setiap pemimpin seharusnya memiliki wawasan yang luas, oleh sebab itu kami juga sering mengajak Ivo ke luar daerah atau keluar negeri,  mengunjungi musium, pameran seni dan budaya, pusat rehabilitasi binatang, taman margasatwa, bangunan bersejarah, cagar alam hingga suku-suku pedalaman.

 

282530_1435202457967_1983310_n

Untungnya kami memang tidak suka berbelanja, jadi Mall dan pusat oleh-oleh sama sekali tidak pernah ada dalam agenda kunjungan kami. Kami lebih senang membeli cinderamata langsung kepada pengrajin, meski kami tahu bahwa kami membayar lebih mahal daripada bila kami membeli di pusat oleh-oleh.

 

9. Mengembangkan Toleransi dan menghargai perbedaan

Sebagai keluarga Muslim, sayapun berusaha untuk memberikan pendidikan agama sesuai tingkatan umurnya. Hal ini sangat penting agar Ivo memiliki tuntunan untuk masa depannya. Namun di sisi lain, saya juga mengajarinya untuk bertoleransi terhadap agama lain. Tidak hanya melalui cerita, kamipun mengajaknya berkunjung dan mengenal agama lain dan budaya yang mengikutinya. Saya ingin Ivo mengerti bahwa tidak ada satu agamapun yang mengajarkan umatnya untuk saling menyakiti dan memusuhi umat lain. Saya juga menekankan bahwa seandainya semua bisa menghargai perbedaan maka kehidupan di dunia ini akan lebih indah dan harmonis.

548059_2370933210651_1118490117_n

Kemajemukan masyarakat Bali juga sangat membantu saya untuk melatih Ivo menghargai perbedaan. Penduduk dari berbagai belahan dunia bertemu dan bergaul tanpa memandang bangsa, suku, warna kulit dan status sosial. Kita semua sama dan setara.

 

10. Jujur

Apapun yang terjadi, saya selalu mengajarkan Ivo untuk jujur.  Terkadang karena banyaknya pekerjaan, saya harus lembur dan tidak mendampinginya membuat Peer. Keesokan harinya, hal pertama yang dia lakukan adalah mendatangi gurunya dan mengakui bahwa hari ini dia tidak membuat Peer karena mama terlalu sibuk. Untungnya sifat ini sangat dihargai oleh gurunya, diapun tidak akan pernah dihukum karenanya. Begitupun juga jika Ivo merusakkan atau memecahkan benda, selama dia jujur kami tidak akan menghukumnya.

 

11. Teliti

Sebagai anak berkharakter sanguinis, memang sangat sulit bagi kami mengajarkan Ivo untuk teliti. Hampir setiap hari ada saja barang yang tertinggal di sekolah, bahkan pernah sekali waktu dia lupa membawa pulang tas sekolahnya. Namun saya tidak kehabisan akal, sayapun menyuruhnya membuat daftar barang yang ada di tas Ivo, dan saya meminta Ivo untuk selalu melihat daftar tersebut sebelum pulang. Alhamdullilah dia mengerti dan sungguh mengejutkan bahwa saat ini Ivo lebih memilih untuk menyiapkan jadwal sekolahnya sendiri, termasuk bekal, meskipun saya tahu dengan cara begini dia bisa menyelundupkan mainan ke sekolah, namun efek baiknya dia semakin jarang meninggalkan barang di sekolah.

 

12. Kreatif dan Original

Salah satu tantangan bagi seorang entrepreneur adalah terus berinovasi. Untuk mengembangkan karakter ini maka saya selalu mencoba menstimulasi kreatifitas Ivo dan mencoba semaksimal mungkin untuk menghilangkan gangguan konsentrasinya. Cara yang saya tempuh adalah membatasi Ivo beriteraksi dengan layar kaca. Saya sengaja tidak membelikan Ivo komputer, handphone, IPad, play station, dan sejenisnya. Jika memang diperlukan saya akan mendampingi Ivo untuk mencari yang dia inginkan di Internet. Menonton videopun kami sangat batasi, maksimal 2 jam sehari, kebetulan memang TV khusus untuk Ivo tidak tersambung dengan antena, hal ini saya tujukan supaya Ivo tidak melihat tontonan yang tidak sesuai dengan tingkat umurnya.

552409_2233309250138_189104397_n

Sebagai pengganti sayapun memberikan mainan untuk mengasah intelegensia Ivo, seperti misalnya lego, mozaik, puzzle, dll. Sayapun memfasilitasi hobi Ivo menggambar dan membuat kerajinan tangan.

 

13. Jiwa Wirausaha

Memang dari kecil, Ivo sangat yakin dengan cita-citanya sebagai entrepreneur, untuk itu kamipun berusaha mengajarkan sejak dini bagaimana seorang entrepreneur itu seharusnya. Kebetulan saya dan suami berkecimpung di bisnis furniture. Kamipun sering mengajak Ivo untuk mengunjungi pameran perdagangan, meski biasanya kami harus membuat pernyataan khusus karena usia minimal 16 tahun. Terkadang jika kami yang menjadi peserta pameran maka Ivo bertugas untuk membagikan brosur, tentunya tidak gratis, karena kami ingin Ivo belajar, bahwa dia bisa mendapatkan imbalan uang untuk kerja kerasnya. Kami juga terkadang mengajak Ivo bertemu dengan desainer furniture dan interior desainer kenamaan, biasanya Ivo akan membawa gambar desain ala dia untuk diperlihatkan.

3375_3363255618091_1976855423_n
Selain itu kami selalu mengajak Ivo jika ada acara gathering networking yang tidak resmi. Sayapun membekali Ivo dengan kartu namanya sendiri untuk dipertukarkan.
Tanpa sepengetahuan saya, ternyata Ivo telah memiliki ide untuk berjualan, terkadang pada even bazaar yang diadakan oleh sekolah, Ivo menitipkan gambar-gambarnya ke salah satu stand, dia melakukannya untuk mendapatkan tambahan uang saku. Biasanya memang ada beberapa yang terjual, kamipun akan membeli beberapa gambar tanpa sepengetahuan Ivo. Terus terang saya cukup salut dengan usaha Ivo.
Lucunya pernah suatu kali dia mencoba untuk menjual brosur perusahaan kami, dalam brosur tersebut dia tulis namanya cukup besar agar tidak ada yang mencuri brosurnya. Begitu pulang ke rumah, dia sangat marah karena tidak seorangpun membeli brosur yang dia jual. Setelah saya jelaskan bahwa brosur merupakan alat marketing perusahaan kami dan seharusnya diberikan gratis, Ivopun bisa mengerti.

Sebagai Ibu, tentu saya menginginkan yang terbaik bagi anak saya. Saya yakin bahwa setiap anak terlahir dengan potensinya masing -masing. Dukungan dan bimbingan orang tua memiliki andil yang besar terhadap keberhasilan cita-cita anak.

After all .....  “Every child is unique and born to be somebody, our guidance will give them light on their pathway to the future”