Mengenal Diabetes Mellitus (1)

Oleh Rina Adila 12 Oct 2013

Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit degeneratif yang banyak ditakuti terutama oleh orang-orang yang menginjak masa tua. Tapi itu dulu, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan membuktikan diabetes mellitus ternyata tidak hanya terjadi pada usia tua tapi bisa pada berbagai kalangan usia. Putranto (2010) menyatakan bahwa kasus diabetes mellitus pada anak-anak dan remaja di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Penderita diabetes mellitus dapat dilihat dari kadar gula darahnya. Menurut standar WHO (2008 diacu dalam Dipiro 2005 dan Kasper et al 2005), berikut adalah kriteria diagnosa DM yaitu Gula Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL, Gula Darah Puasa (GDP) ≥ 126 mg/dL, dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥ 3d 200 mg/dL.

Penyebab Diabetes Mellitus

Lanywati (2001) menyatakan bahwa penyakitdiabetes mellitus tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan (genetik), tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang multikompleks, antara lain kebiasaan hidup dan lingkungan. Orang yang tubuhnya membawa gendiabetes, belum tentu akan menderita diabetes mellitus, karena masih ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini pada seseorang, antara lain makan yang berlebihan / kegemukan, aktivitas fisik dan kehamilan.

Tipe Diabetes Mellitus

Klasifikasi yang diperkenalkan oleh National Diabetes Data Group of the National Institutes of Health, berdasarkan pengetahuan mutakhir mengenai sindrom diabetes dan gangguan toleransi glukosa. Tiga klasifikasi klinis dari gangguan toleransi glukosa antara lain: (1) diabetes mellitus (DM), (2) gangguan toleransi glukosa (GTG),(3) diabetes kehamilan atau GDM (Gestational Diabetes Mellitus) (Price & Wilson 1995).

Diabetes mellitus tipe I

Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) adalah diabetes yang disebabkan oleh hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak dapat mengendalikan gula darah baik karena produksi insulin sedikit, atau karena kerusakan pada pankreas. Faktor utama yang menyebabkan DM tipe ini adalah autoimun tubuh yang diturunkan secara genetic (Price & Wilson 1995).

Diabetes mellitus tipe II

Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Beberapa ahli juga menghubungkan antara obesitas dengan DM tipe ini. Orang yang mengalami obesitas biasanya diikuti dengan kenaikan kadar gula darah sehingga menyebabkan insulin tidak mampu mengendalikan gula darah dalam tubuhnya. Diabetes tipe II ini bisa terjadi pada sembarang usia dan sangat dipengaruhi oleh pola makan dan aktivitas fisik.

Diabetes mellitus kehamilan

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah DM yang disebabkan karena kehamilan. Pada masa kehamilan terjadi gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita DM tersebut mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG tidak memperlihatkan gejala (asimtomatis) sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.

Wanita yang beresiko menderita DM gestasional adalah wanita usia >30 tahun, hipertensi, Umur lebih dari 30 tahun , Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2. riwayat DM pada keluarga, pernah menderita DM gestasional sebelumnya. pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram, adanya glukosuria, riwayat bayi cacat bawaan, riwayat bayi lahir mati, riwayat keguguran, riwayat infertilitas, dan hipertensi.

Gejala Klinis Diabetes Melitus

Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal. Jika hiperglikemianya parah dan melebihi ambang ginjal, maka timbul glukosuria. Glukosuria ini akan mengakibatkan dieresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Karena glukosa hilang bersama kemih, maka pasien mengalami keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori. Pasien mengeluh lelah dan mengantuk (Price & Wilson 1995).

Komplikasi Diabetes Mellitus

Komplikasi-komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori: (1) komplikasi metabolik akut, (2) komplikasi-komplikasi vaskular jangka panjang.

Komplikasi DM akut

Komplikasi metabolik akut diabetes merupakan akibat perubahan yang relatif akut dari kadar glukosa plasma. Komplikasi metabolik yang paling serius adalah ketoasidosis diabetik. Glukosuria (kadar glukosa yang tinggi pada urin) dan ketonuria (benda keton pada urin) yang jelas juga dapat mengakibatkan diuresis osmotik dengan hasil akhir dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Pasien dapat menjadi hipotensi dan mengalami syok. Akhirnya akibat penurunan penggunaaan oksigen otak, pasien akan mengalami koma dan meninggal. Koma dan kematian akibat ketoasidosis saat ini jarang terjadi, karena pasien maupun tenaga kesehatan telah menyadari potensi bahaya komplikasi ini dan pengobatan ketoasidosis dapat dilakukan sedini mungkin (Price & Wilson 1995).

Komplikasi DM Kronis

Komplikasi jangka panjang dari diabetes melibatkan pembuluh-pembuluh kecil (mikroangiopati) pembuluh-pembuluh sedang dan besar (makroangiopati). Mikroangiopati menyerang retina (retinopati diabetik), glomerulus ginjal (nefropati diabetik), dan saraf-saraf perifer (neuropati diabetik), otot-otot dan kulit. Gejala klinis penyakit vaskuler, retinopati atau nefropati biasanya baru timbul 15-20 tahun sesudah diketahui menderita diabetes. Tanda dini nefropati berupa proteinuria dan hipertensi. Jika hilangnya fungsi nefron terus berlanjut, pasien akan menderita insufisiensi ginjal dan uremia. Pada tahap ini pasien mungkin memerlukan dialisis (transplantasi ginjal).

Daftar Pustaka

Almatsier S. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Peran Diit dalam Penanggulangan Diabetes. Jakarta: Seminar Pekan Diabetes Melitus, Direktur Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Hartono Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Putranto A. 2010. Kasus DM Anak Meningkat. Bisnis Indonesia edisi Sabtu, 28 Agustus 2010.

Tim FK UI. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Depok: Media Acsculapius.

World Health Organization (WHO). 2008. Diabetes.www.who.org [3 Sep 2010]

Oleh : Rina AdiLa
http://adilazhabrina.blogspot.com