Menjadi Ibu dalam Usia Muda

Oleh nurusyainie 15 Mar 2012

“Si Mawar, tetangga sebelah minggu depan akan nikah.”

Hah?! Bukankah Mawar masih remaja? Dia malah belum tamat Sekolah Menengah Umum. Kekagetan itu bukan hanya milik saya. Rupanya banyak tetangga lain yang terkejut dengan kabar itu. Mulailah berkembang berbagai prasangka. Mulai dari pergaulan hingga tingkah laku Mawar jadi pembicaraan ibu-ibu kompleks.

“Mawar dibawa lari oleh Marwan hingga Mawar hamil.”

“Oh, Pantas saja badan Mawar terlihat lebih gemuk akhir-akhir ini.”

“Iya, mungkin saja… bla, bla, bla….”

Saya lalu teringat dengan salah seorang artis yang menjadi ibu dalam usia muda. Yang membuat saya salut… dalam usia semuda itu, dia tetap mempertahankan kandungannya.

***

Fenomena makin banyaknya perempuan yang “terpaksa” menjadi ibu dalam usia muda karena “keadaan”, makin sering terjadi . Hal yang paling menjadi alasan karena pola pergaulan yang bebas hingga tiba-tiba saja ketahuan hamil.

Dampaknya tentu bukan hanya pada masalah keluarga yang malu. Tapi lebih ke diri si perempuan, calon ibu muda tersebut. Bayangkan… calon ibu muda tersebut tidak memiliki persiapan ketika hamil.  Sedang untuk melahirkan seorang anak yang sehat tentu memerlukan nutrisi yang baik. Bukan hanya sekedar makan, mengisi perut, dan kenyang.

Menjadi perempuan yang melalui tahap pernikahan hingga menuju masa kehamilan secara normal/umum, tentu menantikan saat-saat kehamilan. Namun, jika yang terjadi sebaliknya… kehamilan itu bisa jadi tidak diinginkan oleh perempuan itu. Hingga ketika hal itu terjadi, dia menjadi seorang calon ibu yang tidak siap. Dia bukan saja tidak siap dari segi mental, tapi juga tidak siap dari segi ilmu dan nutrisi.  Akhirnya, baik ibu maupun sang janin tidak memperoleh nutrisi yang memadai untuk tumbuh kembangnya.

Karena tidak memiliki persiapan itulah, banyak calon ibu muda yang menerima masukan apa saja tentang mitos-mitos seputar kehamilan yang sampai padanya tanpa menyaringnya terlebih dahulu, apakah mitos itu benar atau tidak.

Misalkan, di daerah tertentu masih ada larangan perempuan hamil memakan ikan karena takut anaknya nanti akan cacingan. Padahal, ikan mengandung protein yang sangat baik untuk pertumbuhan janin.

Bagi ibu hamil… yang harus diperhatikan adalah nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan itu,  antara lain:

  1. Protein, sangat besar peranannya dalam memproduksi sel-sel darah.
  2. Karbohidrat, dibutuhkan untuk energi tubuh sehari-hari.
  3. Kalsium, di masa kehamilan, kalsium penting untuk membantu pertumbuhan si jabang bayi.
  4. Zat besi, amat penting dalam membantu proses produksi sel-sel darah merah, utamanya untuk mencegah timbulnya anemia.
  5. Asam folik, berdasar beberapa temuan para pakar kesehatan, wanita hamil yang kekurangan asam folik besar risikonya mengalami keguguran ataupun kerusakan pada janin.
  6. Lemak, bagi wanita hamil, lemak besar sekali manfaatnya untuk cadangan energi tubuh, agar sebentar-sebentar tubuh tidak terasa lelah. (conectique.com)

Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat – terutama perkembangan otak dan susunan syaraf — dan membutuhkan asupan gizi yang optimal.

Nutrisi yang diperlukan adalah:

  1. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
  2. Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan.
  3. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur – sayuran.
  4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji – bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
  5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
  6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
  7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
  8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.
  9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C. (conectique.com)

 

Setelah bayi lahir, sebagian ibu muda belum memiliki keterampilan yang memadai dalam mengasuh bayi. Ditambah dengan belum memiliki kesadaran tentang pentingnya ASI bagi sang bayi. Pola pikir yang masih remaja, kadang membuat sebagian ibu muda enggan untuk menyusui. Padahal ASI selain amat penting untuk bayi, juga berpengaruh langsung pada kesehatan ibu.

Proses menyusui merupakan proses yang memerlukan tambahan nutrisi. Gizi bagi bayi sangat penting, namun jangan lupakan gizi ibu. Bila ibu menyusui kekurangan gizi, mengakibatkan kurangnya produksi ASI.

Masih tentang mitos. Di daerah tertentu, ibu menyusui lebih disarankan memakan sayur-sayuran hijau agar ASI bertambah banyak. Padahal, kebutuhan kalori yang dibutuhkan ibu menyusui lebih besar. Dan kalori didapat bukan hanya dari sayur mayur. Nutrisi yang dibutuhkan ibu diantaranya karbohidrat, protein, zat besi, dan asam folat yang bisa dipenuhi dari makanan (sayuran dan daging), susu maupun tablet.

***

Menjadi ibu dalam usia muda, tentu saja tiada yang salah. Namun jika memutuskan hal itu (entah karena suatu hal atau karena pilihan) sebaiknya sertai dengan ilmu terutama tentang nutrisi terhadap ibu dan anak. Jadi, mari menjadi ibu yang paham akan nutrisi agar anak-anak kelak menjadi anak yang sehat dan membanggakan. Jadilah orang tua yang bertanggung jawab.

Tulisan ini diikut sertakan pada Lomba Blog NuB