Menkes Akui Masalah Kurang Gizi

Oleh Luna Maria 25 Aug 2010

Menteri Kesehatan Dr Endang Rahayu Sedyaningsih mengakui, sampai saat ini masalah kekurangan gizi bayi di bawah lima tahun (Balita) di Indonesia belum bisa diatasi dengan baik.   “Kita memang berhasil menurunkan prevelansi gizi kurang pada balita dari 25,8 persen tahun 2004 menjadi 18,4 persen tahun 2007, tetapi secara umum belum bisa mengatasi kekurangan gizi dengan baik,” ujarnya di Banjarmasin belum lama ini.

Menurut Menkes, guna mengatasi permasalahan kekurangan gizi balita di Indonesia adalah tugas dan tanggung jawab jajaran kesehatan, tentunya harus didukung oleh semua komponen masyarakat.   Menkes menambahkan jajaran kesehatan yang telah bekerja keras, juga telah mampu menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu (AKI) dari 307/100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228/100 ribu kelahiran hidup pada 2007.

Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, katanya, umur harapan hidup meningkat dari 66,2 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007.   Dia menjelaskan, masalah kesehatan lainnya adalah akibat bencana yang selalu mengakibatkan korban meninggal, sakit dan cedera, timbulnya pengungsi yang dapat pula mengakibatkan masalah kesehatan seperti wabah penyakit dan balita kurang gizi.

Maka Menkes mengungkapkan sejumlah isu pokok yang menjadi fokus pembangunan bidang kesehatan adalah peningkatan pebiayaan kesehatan, pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan.   “Saya kira peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan tersebut di prioritaskan di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan,” ujarnya. **