Menyiapkannya Menjadi Pemimpin Masa Depan

Oleh Andriani Wuryaningsih 07 Oct 2013

” ...Ya Allah, jadikanlah anakku Qurrota A’yun, anak yang membahagiakan kami di dunia ini dan menjadi penyelamat kami di akherat nanti.Ya Rabb, jadikanlah anakku menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa, yang amanah dan mencintai rakyat kecil, pemimpin yang takut dan mencintaiMu selalu… “

Itulah penggalan doa yang selalu kuucapkan di setiap selesai salatku. Ya, doa untuk Arya, anakku yang kini berusia 3 tahun 10 bulan. Dia anak laki-laki. Setidaknya akan jadi pemimpin bagi keluarganya nanti. Itulah kenapa itu menjadi semangat dan motivasi kami untuk mendidiknya sepenuh hati untuk menyiapkannya menjadi pemimpin masa depan.

Saat dia bayi, saat masih kecil, kita - orang tuanya - selalu bersibuk mengenai kesehatan, perawatan dan tumbuh kembangnya. Mulai dari asupan nutrisi dan asupan kasih sayang sangat kita perhatikan. Saat merawat Arya sejak bayi, aku berkomitmen untuk memberikan nutrisi yang baik untuknya. Termasuk, melengkapi asupan sehari-hari dengan konsep 4 sehat 5 sempurna. Komitmen ini kemudian diteruskan dalam bentuk komitmen lain : aku harus bertanggung jawab dalam hal makanan Arya. Untuk itu, aku pun mulai rajin memberikannya makanan homemade dari sejak mengkonsumsi MPASI hingga sekarang. Saat ini pun, aku membiasakannya membawa bekal dari rumah untuk dimakan di sekolah.

bekal

Menu makanan seimbang dan bervariasi, konsumsi buah dan sayur mayur sebagai sumber vitamin dan zat esensial lain, aneka sumber protein dan karbohidrat, dilengkapi dengan susu membuat tumbuh kembangnya berlangsung baik. Di usianya yang sekarang, Arya tumbuh dengan tinggi badan sebesar 107 cm dan berat badan 22 kg.

Arya

Selain masalah kesehatan dan tumbuh kembang, ada lagi yang menjadi perhatian kami yaitu mengenai pendidikan dan pola asuh terhadap Arya. Saat ini Arya menjadi murid PAUD, tetapi bukan berarti kami lepas tangan terhadap aktivitas pembelajarannya. Komunikasi dengan guru-guru Arya menjadi semacam penghubung mengenai apa yang kuharapkan bagi pendidikan Arya dan apa yang akan mereka ajarkan untuk anakku. Komitmen mengenai pendidikan dan pola asuh Arya kami tuangkan dalam bentuk komitmen sederhana sebagai berikut :

Tidak memaksanya belajar di usia dini.

  • Ini menjadi fokus kami karena kami tidak ingin Arya menghabiskan masa kecilnya hanya dengan belajar. Kami ingin memberikan kenangan yang manis untuknya di masa anak-anak dengan membiarkannya puas bermain dan puas menghabiskan masa kecilnya dengan ceria. Kami yakin hal ini akan menjadi pondasi yang baik bagi perkembangan mentalnya di kemudian hari. Hingga tiba usia idealnya untuk belajar (7 tahun) kami berkomitmen untuk tidak memaksanya belajar di usia dini.

Menerapkan pola asuh demokratis

  • Ini menjadi komitmen kami berikutnya. Demokratis dalam hal ini adalah tidak sering-sering melarangnya melakukan sesuatu, kecuali itu membahayakannya. Kami membebaskannya untuk mengeksplorasi apa yang menjadi kesukaannya. Mengenalkannya sedekat mungkin dengan alam, membiarkannya berkotor-kotor bermain dan membunyikan sesedikit mungkin kalimat larangan. Kami tidak ingin membatasi rasa keingintahuannya. Kami ingin dia tumbuh menjadi pemberani, bekal yang sangat penting bagi seorang pemimpin
    Asyik

Mengajarkan tanggung jawab

  • Kami memulainya dengan mengajarinya untuk merapikan mainannya sendiri setelah selesai bermain, melibatkannya dalam pekerjaan rumah tangga seperti menyiram tanaman, memberi makan ikan, atau dengan sesekali memberinya tugas untuk membeli sesuatu di warung yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Dengan memberikannya semacam tugas kecil seperti itu kami berharap Arya lebih bisa menangkap makna tanggung jawab dibalik tugas-tugas tersebut.

Membebaskan anak untuk bersosialisasi

  • Di usianya yang sekarang tampak benar dia sedang menikmati masanya bersosialisasi dengan teman-temannya. Di sekitar rumah, dia terkenal suka bergaul dan bermain dengan teman-temannya. Sebagian anak-anak itu lebih tua usianya daripada Arya, bahkan ada yang berusia 10 tahun. Seringkali Arya tertawa gembira bersama teman-temannya. Tak jarang juga Arya pulang ke rumah dalam keadaan menangis oleh ulah nakal teman-temannya.Sedih? Tentu ada perasaan demikian. Tapi tak akan pernah ada pembelajaran bagi anak kalau orang tua ngambeg duluan, hehe. Jadi begitulah. Seringkali aku terkagum-kagum oleh sikap Arya yang seolah tak pernah menyimpan dendam kepada teman-temannya. Sekarang dinakalain, sekarang nangis, nanti sudah lupa lagi, main lagi. Ya, ini salah satu sifat yang kusukai dari anakku.Aku yakin benar, dengan sosialisasi, Arya mengenal beragam karakter manusia, dan semakin sering bersentuhan dengan orang lain, kami berharap kepekaannya terhadap orang-orang dan lingkungan di sekitarnya akan semakin terasah.

Mengajarkan nilai-nilai dan kecintaan kepada Tuhan

  • Kami berkomitmen untuk melibatkan Arya dalam setiap kegiatan ibadah, salat, dsb. Dalam usianya yang sekarang ini, kami mengajarkan kepadanya utnuk berdoa setiap akan memulai dan setiap selesai melakukan sesuatu. Mengajarkannya beberapa hafalan surat pendek dan bacaan salat. Sehingga saat tiba waktunya nanti (usia 7 tahun) kami berharap dia bisa berdisiplin menegakkan salat. Dengan mengajarkan doa melalui metode learning by doing, Arya semakin hari semakin mudah menghafalkan doa-doa tersebut.

Memberikan teladan yang baik.

  • Inilah barangkali kunci yang penting dalam pembentukan karakter sang calon pemimpin. Sebisa mungkin kami konsisten dalam perkataan maupun perbuatan. Memberikan contoh yang baik bagi Arya. Mentransfer karakter-karakter yang baik melalui contoh. Inilah yang kemudian menjadi tugas yang sangat berat bagi kami. teladan ini kami berikan dengan cara membatasi kontak Arya dengan televisi, yang mana media televisi telah menjadi media yang ampuh dalam mentransfer karakter-karakter tertentu. Kamipun cukup selektif dalam memilihkan tayangan-tayangan yang bersifat menghibur dan menddik bagi Arya. Dengan boundering television ini kami berharap, informasi-informasi yang kurang baik dan kurang patut didengar oleh anak-anak dapat terhenti.

Tinggi, langsing, dan lincah. Itulah anakku Arya. Asupan nutrisi yang baik, pola asuh yang baik, proses pembelajaran dan pemberian teladan serta dikawal dengan kepasrahan kepada Sang Pencipta dan Sang Pemilik melalui untaian doa, itulah yang kami lakukan untuk mempersiapkannya menjadi calon pemimpin masa depan. Semoga doa-doa di setiap akhir salatku dapat diijabah, dan kami dapat menyaksikannya menjadi pemimpin yang membanggakan suatu hari nanti. Aamiin.