Nikmatnya Nasu Palekko dari Timur Indonesia

Oleh A. Intan Paramata 24 Oct 2012

Kuliner dari unggas, seperti ayam dan bebek memang sudah biasa. Tapi kalau bahan bakunya dari itik ? Nah. Ini dia yang membuat Nasu Palekko istimewa! Daerah Sulawesi Selatan memang dikenal dengan surganya kuliner dan mengambil daging sapi sebagai bahan baku mentah, mulai dari Coto Makassar hingga Sop Konro. Namun, bagaimana dengan Nasu Palekko ? Apakah senikmat dua kuliner diatas ?

Mungkin Nasu Palekko memang tidak setenar keduanya, namun cita rasa Nasu Palekko di lidah tidak kalah tandingannya.

Nasu Palekko ini berasal dari Bahasa Bugis, Nasu artinya Masak, sedangkan Palekko artinya Kuali Tanah. Makanan khas ini mudah ditemukan di daerah Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Pinrang yang merupakan kabupaten bertetangga di Provinsi Sulawesi Selatan. Menurut cerita orang-orang tua, jaman dahulu wanita-wanita bugis melakukan proses masak-memasak menggunakan pengasapan yang terbuat dari tanah liat dan dibentuk pulalah kuali-kuali yang fungsinya membantu mengenyalkan daging hingga empuk. Apalagi untuk daging itik sendiri, memang membutuhkan waktu yang lama untuk dimasak, perlu sejam-dua jam sampai dagingnya benar-benar lunak dan lemaknya keluar. Hmmmm. Sedap.

Daging itik (tanpa kulit) itu sendiri kaya akan zat gizi makro seperti protein dan lemak. Daging itik ini mampu memenuhi 47% protein setiap seratus gramnya dari kebutuhan normal protein tubuh, mengandung omega 6 dan omega 3 yang baik untuk perkembangan otak khususnya bagi balita dan anak-anak, serta kaya akan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Jadi, tidak perlu diragukan lagi kandungan gizi dari daging itik diketahui baik untuk kesehatan.

Nasu Palekko yang berbahan dasar itik, pertama dicincang menjadi kecil-kecil seperti dadu. Daging ini lalu dimasak hingga empuk menggunakan bumbu-bumbu dapur sederhana, seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, daun salam, cabai rawit, dan rempah-rempah lain yang menguatkan rasanya. Memang cara memasaknya terlihat cukup mudah, namun bisa saja dengan teknik memasak yang salah dapat mengakibatkan daging itik ini amis dan alot. Sebab itu, sebaiknya daging itik dilumeri dengan asam jawa atau perasan air jeruk nipis agar amisnya berkurang. Proses memasaknya juga membutuhkan kesabaran ekstra. Namun, lama waktu memasak Nasu Palekko ini dijamin terbayar dengan kenikmatannya. Keunikan lainnya, Nasu Palekko ini tidak membutuhkan minyak untuk memasaknya, minyak yang digunakan berasal dari kulit itik itu sendiri.

Nasu Palekko ini sering disajikan apabila ada hajatan seperti khitanan, pernikahan, maupun hari raya besar. Nasu Palekko mampu merangsang indra pengecap kita dengan liarnya. Nasu Palekko dapat dinikmati dengan atau tanpa nasi putih yang masih mengepul diangkat dari tanakan dan ulekan cabai rawit. Jadi bisa dibayangkan kan kenikmatan kuliner itik ini bukan ? Bahkan saat menulis postingan ini pun mampu membuat kantung liur saya bocor membayangkan lezatnya Nasu Palekko mencapai lidah saya pertama kali. Ha ha ha.

Duduk-duduk
Nasu
Jelajah