Orang Tua adalah Pencipta Jati Diri Anak, Hati-hati saat Ibu Mengidam #LombaBlogNUB

Oleh Maulana Muhammad Jibril 19 Oct 2013

#LombaBlogNUB: 

“Orang Tua adalah Pencipta Jati Diri Anak”.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

@SMKPreneurs, di Postingan kali ini saya mau coba ikutan Lomba Penulisan Blog #LombaBlogNUB Nutrisi untuk Bangsa dari Sari Husada.

Semoga bisa bermanfaat untuk masa depan kita dalam mengasuh anak dan semoga anak kita nantinya bisa menjadi Generasi Pengubah Bangsa (Bukan Generasi Penerus Bangsa yang kerjanya nerusin KORUPSI yang bikin negara ini gak maju-maju)  dan mohon doa serta dukungannya semoga saya menang lomba ini. Aamiin :) hehe



Walaupun saya hanya seorang Pemuda berusia 17 tahun yang belum punya pengalaman apa-apa tentang mengasuh anak (apalagi punya anak :D), tapi saya tertarik dengan Tema “PERAN IBU UNTUK SI PEMIMPIN KECIL” pada lomba ini dan saya bakal ngewakilin Para Pemimpin Kecil agar seluruh Ibu-ibu Se-Indonesia tau isi hati kami Para Pemimpin Kecil. (walaupun saya gak kecil-kecil amat, tapi saya pernah kecil lho :D)

  


Spoiler For: #LombaBlogNUB

Pernah dengar cerita seekor bayi Singa yang di asuh oleh ibu Kambing?
Ada pelajaran menarik yang bisa kita ambil dari kisah tersebut.
Sekilas kita bahas yuuk ^-^

Singa adalah si Raja hutan, Sang penguasa rimba. Tapi, semua itu berakhir ketika seekor bayi singa tersebut ditemukan dan diasuh oleh Ibu kambing yang juga sedang mengasuh bayi-bayinya.

Bayi singa itu disusui oleh ibu kambing dan bermain dengan bayi-bayi kambing setiap harinya.

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berganti.

Apa yang akan terjadi dengan seekor Singa tersebut?
Apakah dia menjadi seekor Singa sang Raja rimba?

Yaps, benar sekali jawaban kalian semua.
Tidak mungkin Singa tersebut tetap menjadi Sang Raja Rimba.

Kenapa? karena dia dididik dan diasuh oleh Ibu Kambing sejak bayi,
dia juga berteman dan bermain dengan anak-anak kambing setiap harinya,
mana mungkin dia tau cara mengaum, cara memangsa, cara berburu, cara menjadi sang raja rimba.
yang ada dia hanya bisa mengembek-embek layaknya kambing-kambing pada umumnya.
(kasian juga ya tuh singa)

Belum selesai nih,

Muncullah Sang Raja Rimba yang buas dan gagah berani ke kerumunan kambing untuk berburu mencari mangsa lezat, namun Raja rimba tersebut terkejut ketika melihat seekor Singa di kerumunan kambing yang sedang bermain dengan anak-anak kambing.

Sang Raja Rimba itu menghampiri si Singa kecil dan mencoba menyadarkan singa itu bahwa jati dirinya adalah seekor singa bukan seekor kambing.

Cerita ringkasnya,
Sang Singa besar mengajak Singa kecil ke tempat yang seharusnya ia tinggali,
kedua Singa itu pun pergi meninggalkan kumpulan kambing.

Singa besar mengajari bagaimana cara menjadi Singa, cara berburu, cara memangsa.
Semakin lama berkumpul dengan para Singa,
Akhirnya singa kecil itu bisa menjadi Sang Raja Rimba karena dia dididik dan dimentori oleh Sang Ahli, Seekor Raja Rimba, yang membuat Singa kecil menjadi salah satu Sang Raja Rimba.

Inti Pesan Moral + Pengalaman Pribadi,

 

“Didiklah anak Anda sejak kecil dengan hal-hal yang baik agar mereka menjadi baik. Jika Anda menginginkan anak Anda menjadi ‘anak kambing’, didiklah dengan ‘cara kambing’, maka mereka akan menjadi ‘Seekor kambing’ nantinya”.

Maulana Muhammad Jibril, Founder @SMKPreneur

PENGALAMAN: Waktu saya kecil, ibu saya adalah kepala sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang ibu saya buat di samping rumah, sejak kecil saya sudah terbiasa bermain dan hidup dengan Pendidikan dan Ilmu Agama Islam. Saya dididik dengan Cara Pendidikan dan Ilmu Islam oleh ibu saya yang membuat saya sekarang menjadi seseorang yang bisa berpikir dan bertindak sesuai ajaran Islam.

 

“Berikanlah anak Anda teman bermain yang baik, maka mereka akan menjadi anak yang baik. Kenalilah teman-temannya, maka Anda akan kenal dengan pribadi anak Anda”. Maulana Muhammad Jibril, Founder @SMKPreneur

PENGALAMAN: Sejak kelas 3 SD, Taman Kanak-kanak (TK) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang ibu saya buat sudah ditutup, saya bermain bebas mengikuti anak-anak lainnya disekitar rumah. Saya mulai mengenal dunia luar. Saat kelas 5 SD saya berteman dengan anak-anak nakal, kami mencoba rokok dan saya mulai ikut merokok saat itu (walaupun hanya beberapa kali). Kami sering bermain game di Warnet ataupun Rental Playstation dan kebanyakan teman-teman saya merokok, saya ikut mencobanya (walaupun saya merasa saya tidak suka rokok dari awal saya mencobanya, tapi karna teman-teman saya jadi tetap ikut-ikutan). 
 
Ayah saya menceritakan pengalaman pribadinya tentang rokok. Ayah saya sejak kelas 2 SD adalah pecandu rokok, namun saat usia SMA dia berhenti merokok karena kakak nya meninggal karena rokok. dan saya pun termotivasi untuk tidak merokok.

di Usia kelas 7 SMP saya juga berteman dengan anak-anak nakal, saya sering ikut nongkrong di Rel Kereta seusai pulang sekolah dan diselingi dengan kegiatan ‘Tawuran’ antar sekolah, bahkan terkadang teman-teman saya sering membeli minuman keras dan merokok. namun saya tetap ingat pesan ayah saya, merokok saja bisa menyebabkan kematian apalagi minuman keras? saya tidak mencoba minuman yang satu ini karena ayah saya.

Walaupun Orang tua saya memberikan kebebasan kepada saya, mereka tidak pernah bertanya apa-apa ketika saya pulang larut malam, tetapi saya masih sadar dan bisa menjaga diri. mungkin saya adalah makhluk langka untuk zaman sekarang, maka dari itu, Orang tua zaman sekarang haruslah mengenal teman-teman dari anak-anaknya karena teman adalah pengaruh terbesar untuk seorang anak.

 

“Jika teman anak Anda adalah ‘seekor Kambing’, maka anak Anda akan menjadi ‘Kambing’ juga”. Maulana Muhammad Jibril, Founder @SMKPreneur

PENGALAMAN: Waktu TK teman saya orang baik, saya menjadi baik. Saat memasuki SD teman saya orang nakal, Perokok dan sering main Games di Warnet ataupun Rental Playstation, saya pun seperti itu. di SMP teman saya suka Tawuran, saya juga ikut tawuran. 

Sekarang saya sekolah di SMKN 25 Jakarta dan tinggal di Asrama UICCI, Beasiswa asrama yang berbasis Pesantren untuk Siswa dan Mahasiswa berprestasi yang disini kami diajarkan Cara hidup yang baik untuk dunia dan akhirat, Cara menjadi pribadi yang sukses sesuai dengan syariat islam, dll saya pun sekarang sudah merasa dewasa dan dapat berpikir lebih baik layaknya orang dewasa dengan basic Pesantren. Mudah-mudahan saya bisa meneruskan hidup dengan pribadi yang baik dan berguna bagi nusa dan bangsa. Aamiin.

Sekarang saya juga sudah menjadi Pemimpin Kecil di Komunitas @SMKPreneur BISA! walaupun ini komunitas baru beberapa bulan dan belum memiliki prestasi, tapi berkat dukungan teman-teman saya di Asrama maupun di Sekolah, saya akan terus memperjuangkan Komunitas ini.

Seandainya Orang tua saya ikut berperan mendidik dan memberikan akomodasi bagi saya untuk menjadi Pemimpin Kecilnya, mungkin saya akan lebih maju daripada hari ini.




“Ketika anak Anda tumbuh dewasa, mereka akan dapat berpikir untuk memilih jati dirinya. Carikanlah mentor untuk mematangkan Jati dirinya!”.

Maulana Muhammad Jibril, Founder @SMKPreneur Community

PENGALAMAN: Sebenarnya ini adalah curhatan hati saya yang sangat membutuhkan dorongan dari seorang mentor untuk jati diri saya di masa depan, karena saya sudah merasa tumbuh dewasa dan sudah memiliki banyak pilihan jati diri, namun saya rasa orang tua saya tidak memiliki skill dan keahlian  di bidang yang saya inginkan. ya, dari kecil orang tua saya juga tidak terlalu memiliki sikap perhatian kepada anaknya, mereka hanya berpikir bagaimana caranya untuk bisa makan besok tanpa memperdulikan pribadi anaknya, bagaimana mereka tau apa yang saya butuhkan?

Jadi, untuk para Orang tua Se-Indonesia saya ingin mengingatkan,

Anak-anak Anda membutuhkan Perhatian dan Kepecayaan dari Anda, mereka butuh dorongan dan sebuah akomodasi untuk mempersiapkan masa depannya. Jika Anda tidak menguasai bidang yang mereka inginkan, Carikanlah mentor untuknya, pertemukan mereka dengan orang yang Ahli dengan yang mereka inginkan. 

“Kesuksesan mereka ada di tangan mereka sendiri, permudahkanlah mereka menggapai kesuksessannya, pasti mereka akan sangat bangga kepada kalian”.

 

Hati-hatilah saat Ibu ‘Mengidam’

Dulu waktu saya masih dalam kandungan, ibu saya mengidam buah nanas, katanya.
Ternyata setelah saya besar, saya benar-benar menjadi pecinta buah nanas!

Kenapa bisa begitu?
Apakah ada hubungan antara apa yang ibu saya makan dengan diri saya yang waktu itu masih ada dalam perutnya?
Apa hanya saya atau semua orang merasakan apa yang saya rasakan?

Ternyata benar dugaan saya,
Ketika kita masih dalam kandungan, kita sudah hidup.
Kita makan dari sari-sari makanan yang dimakan oleh Ibu kita.
Apa yang dulu kita pernah makan, pasti menjadi familiar untuk lidah dan perut kita yang membuat kita menyukai apa yang dulu ibu kita makan.

Bukan hanya makanan, kitapun sudah bisa mendengar dan merasakan.
otak kita sudah aktif walau masih dalam proses pembentukan,
maka dari itu, orang-orang barat biasanya memberikan lagu-lagu tenang untuk membentuk dan mengaktifkan otak anak-anaknya yang masih dalam kandungan. bahkan mereka memperbanyak menjawab soal-soal matematika agar anak nya menjadi jenius dan ternyata berhasil.
lihat bukti nya di Artikel Dr. Stephen yang meneliti kebiasaan orang Yahudi ketika Ibu hamil.

Jadi, saat ibu kita ‘Mengidam’ sesuatu hal, itu sangat mempengaruhi pertumbuhan pribadi kita saat ini. yang menyebabkan kita menjadi Pemimpin Kecil nya atau hanya menjadi ‘Peliharaan’ baginya.

Sekian postingan saya, semoga bermanfaat buat semuanya,
mohon maaf bila ada kata-kata salah ataupun kekurangan,
mohon saran dan kritiknya ke @SMKPreneur Community
terimakasih :)

 Kunjungi Blog Pribadi ane gan,

SMKPreneur BLOG’s

3 Komentar

20 Oct 2013 09:05

Artikel yang bagus ,, pada dasarnya ibu adalah madrasah atau sekolah yang mengajari kita sebagai anak sejak dalam kandungan , yang dapat membentuk kepribadian/jato diri kita, ketika menginjak dewasa walaupun kepribadian diri kita banyak di pengaruhi oleh teman, pendidik dan lingkungan tapi kita tetap bisa menerapkan nilai nilai kehidupan yang telah ditanamkan oleh orang tua yang telah mengajarkan kita sejak dalam kandungan , thanks :)

Maulana Muhammad Jibril

20 Oct 2013 09:44

terimakasih atas komentarnya :) benar sekali kesimpulannya, ibu adalah hal yang utama dalam membentuk diri kita. Semua hal yang kita miliki itu karena sesosok ibu kita. namun, apapun yang ibu kita lakukan, sejahat-jahatnya dia kepada kita, dia tetaplah ibu kita yang jasa-jasa tetap tidak akan mungkin sanggup kita balas . #ThankYouMom :) ~Apapun yang terjadi, Ingatlah! anda masih bisa hidup seperti ini karenanya.~

Maulana Muhammad Jibril

19 Oct 2013 11:41

Terimakasih Banyak buat adminnya yang udah konfirmasi post saya ini :) Semoga bisa bermanfaat dan menjadi bahan renungan. Aamiin

Maulana Muhammad Jibril

19 Oct 2013 10:43

Terimakasih banyak buat Adminnya yang udah mengkonfirmasi tulisan saya ini :) Semoga Bermanfaat,