PERAN BUNDA DALAM MENGASUH ANAK

Oleh venameyda 21 Oct 2013

Bunda adalah orang pertama yang dilihat oleh sang buah hati ketika membuka mata. Kata pertama yang didengarnya berasal dari bunda. Anak lahir ke dunia lewat bundanya, dan dibenaknya masih kosong dari segala bentuk gambaran tentang dunia. Lewat bunda dan orang-orang yang dekat dengannya, anak kita mengenal kehidupan. Anak merupakan aset keluarga dan merupakan generasi penerus bangsa. Seperti pada sebuah analogi sebagaimana seorang petani yang hendak bertanam di ladang. Anak yang akan diasuh dapat diibaratkan sebagai tanah, cara mengasuh sebagai bibit atau benih yang hendak ditaburkan, sedangkan bunda diibaratkan sebagai petani. Untuk mendapatkan tanaman yang bagus, seorang petani harus jeli menentukan jenis dan kondisi lahan, kemudian menentukan jenis bibit yang tepat, serta cara yang tepat, setelah mempertimbangkan saat yang tepat pula untuk menaburkan bibit. Setelah selesai menabur, petani tidak boleh diam, tetapi harus memelihara, dan merawatnya jangan sampai kena hama pengganggu.  Dari analogi diatas sudah bisa dilihat bahwa seorang bunda adalah figur bagi anak-anaknya, seorang bunda harus mampu memberikan contoh yang baik dan memberikan pengasuhan yang benar kepada buah hatinya. Karena ditangan bundalah seorang anak akan menjadi seperti apa kelak. Seperti yang dimaksudkan dalam hadits berikut : “Tidak ada seorang yang lahir melainkan menurut fitrahnya, maka kedua ibu bapanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Siapapun dia setiap anak Indonesia terlahir cerdas. Lemah disatu sisi jenius disisi lainnya. Tugas seorang tua adalah mengoptimalkan kehebatan dan meminimalkan kelemahan seorang anak. Orang tua bak pelukis yang menoreh gambar pada selembar kertas dengan kejelian dan kretivitasnya sehingga mampu membuat lukisan yang indah dan dapat dibanggakan. Lukisan orangtua itu adalah gambaran masa depan anak. Widodo Judarwanto

Begitu besarnya peran bunda bagi buah hatinya, maka sudah seharusnya seorang bunda perlu menerapkan pola asuh yang seimbang pada anak, bukan pola asuh yang otoriter atau pola asuh yang serba membolehkan (permisif). Pola asuh yang seimbang akan menghargai seorang anak dan juga menekankan perlunya aturan. Bunda yang demikian tentunya penuh dengan cinta kasih, menghargai keputusan yang diambil oleh anaknya, baik dalam hal minat ataupun perbedaan pendapat, tegas dalam menerapkan aturan dengan memberikan hukuman yang ringan namun dalam situasi yang hangat dan saling mendukung. Tentu si anak akan merasa tenang dan nyaman. Anak akan menjadi paham kalau orangtuanya sayang terhadap mereka dan sekaligus mengerti terhadap apa yang diharapkan oleh orang tuanya. Berbanding terbalik dengan anak yang diasuh secara seimbang. Anak di bawah asuhan otoriter cenderung akan menjadi pendiam, penakut dan tidak percaya pada diri sendiri. Sementara anak yang diasuh dengan asuhan permisif nantinya akan menjadi anak yang tidak mengenal aturan dan norma serta tidak memiliki rasa tanggung jawab.

Tak kalah penting yang harus diperhatikan dan sangat penting dalam pola asuh anak yaitu pendidikan agama , yang meliputi pendidikan aqidah, pendidikan ibadah dan pendidikan akhlaknya. Ketiganya sangat penting diajarkan karena sekuat dan sepintar apapun seorang anak tidak akan memberikan kebaikan tanpa landasan agama. Dengan pendidikan agama anak akan mempunyai tuntunan dalam  menjalani dan menghadapi perjalanan hidupnya kelak .Untuk itu, jadikan agama sebagai ”Way of life”.

 Dengan menanamkan pola asuh yang seimbang dan pendidikan agama bagi anak, anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal, anak akan tumbuh menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab, berkepribadian baik, bijaksana dan tentunya pemimpin yang berjiwa mulia :) Berikan pola asuh yang terbaik yaa bunda :)  jangan sampai menyesal dikemudian hari :)