Pentingnya Nutrisi dan Pendidikan yang baik untuk kesehatan jasmani dan rohani anak

Oleh Ajazi 01 Mar 2012

Pada saat kehamilan pertama istri saya tiga belas tahun yang lalu, saya sudah sadar pentingnya menjaga kesehatan istri maupun kesehatan buah hati saya yang ada dalam kandungan ibunya, oleh karenanya kesehatan ibunya selalu saya perhatikan, Saya selalu membibimbing istri untk menerapkan pola hidup sehat , tak bosan-bosanya saya mengingatkan istri saya untuk makan dan minum susu secara teratur, dan hasilnya cukup memuaskan, karena anak saya lahir dengan sehat dengan berat badan 3,5 kg dan tinggi 52 Cm.

Karena pinggul istri saya kecil sedangkan bayi di dalam perutnya cukup besar, pada saat itu kelahiran anak pertama saya terpaksa di lakukan dengan cesar, karena menurut dokter istri saya tidak mungkin sanggup melahirkan secara normal.

Masalah timbul belakangan, Jahitan bekas oprasi di perut istri saya tidak kering- kering, sehingga istri saya sangat menderita karenanya, menurut dokter penyebabnya adalah istri saya alergi kulit, sehingga memerlukan waktu lama untuk penyembuhan.

Karena pengalaman yang tidak enak pada kelahiran anak pertama, pada saat kehamilan anak kedua empat tahun berikutnya istri saya tidak mau lagi minum susu, dengan harapan agar anak dalam kandungan tidak terlalu besar sehingga bisa melahirkan normal, tetapi apa mau di kata pada ahirnya pada saat melahirkan yang kedua kalinya tersebut istri saya tetap harus di cesar, padahal janinnya hanya 2,2 kg dengan panjang 49 cm.

Ahirnya kami hanya bisa menyesali diri tidak memberi nutrisi yang baik buat anak kedua kami ketika dalam kandungan, Karena lahir dengan berat badan yang kurang ahirnya bayi kamipun mengalami masalah kesehatan sehingga ketika ibunya pulang si bayi harus tetap di rawat di ruang NICU Rumah Sakit. Walau selanjutnya anak tersebut tumbuh sehat tetap saja ada penyesalan di hati kami.
Pasca kelahiran anak kedua kami, bekas jahitan cesar istri saya mengalami hal yang sama ketika kelahiran anak petama, malahan untuk anak yang kedua ini lebih parah sampai-sampai perut istri saya harus di bedah ulang, sehingga kamipun jadi trauma dan tidak berniat mempunyai anak lagi.

Manusia boleh saja punya rencana dan keinginan, tapi kehendak tuhan ternyata lain lagi, empat tahun berikunya istri saya hamil lagi, karena lupa minum pil KB. Sebagai orang yang beragama mau tak mau kami harus menerima kehendak tuhan tersebut dengan penuh rasa syukur.

Pengalaman adalah guru terbaik, oleh karena itu untuk kehamilan istri yang ketiga kalinya ini saya perhatikan betul kesehatanya, Secara rutin kami konsultasi ke dokter kandungan. Asupan nutrisi istri, saya kontrol dengan ketat dengan harapan janin dalam kandunganya tumbuh sehat.

Alhamdulillah anak ketiga saya lahir dengan selamat dengan berat badan 3,2 kg panjang 52 cm, Sedangkan ibunya seperti juga pada kelahiran sebelumnya tetap saja mengalami masa penyembuhan yang lama dengan perawatan esktra.
Karena kondisi ibunya yang kurang memungkinkan maka atas saran dokter dengan amat terpaksa pada saat cesar yang ketiga kali tersebut sekaligus di barengi dengan tindakan steril. Tindakan cesar dan steril dilakukan bersamaan agar tidak di lakukan pembedahan dua kali. Dan karena telah di steril istri saya tak akan bisa punya anak lagi, sehingga cita-cita saya punya anak banyak tidak tercapai.

Banyak hikmah yang saya petik dari tiga kali kelahiran anak saya tersebut, pengalaman adalah guru yang terbaik, suka duka dengan segala kerepotan yang diakibatkan kelahiran anak itu memacu semangat saya untuk memberi mereka asupan nutrisi serta pendidikan yang baik sampai mereka tumbuh dewasa.
Anak adalah anugrah Allah buat saya yang harus saya berikan asupan nutrisi dan pendidikan yang baik agar mereka tumbuh sehat jasmani dan rohaninya. Sehingga mereka bisa jadi manusia yang berguna bagi Negara dan Agama.