Peran Suami Tentukan Kesehatan Generasi

Oleh eddy prayitno 21 Feb 2012

Regenerasi adalah salah satu keunggulan yang dimiliki makhluk hidup. Bukan hanya manusia, makhluk hidup super mikro seperti virus -misalnya, mampu bermutasi genetik menjadi semakin ganas dan mengakibatkan penyakit-penyakit baru. Bisa dibilang, virus zaman sekarang lebih kuat dan lebih mengancam dari pada virus beberapa puluh tahun yang lampau. Proses regenerasi makhluk hidup ini ada yang melalui seleksi alamiah maupun seleksi rekayasa selektif.

Virus saja melakukan regenerasi, apalagi manusia. Manusia mampu melakukan rekayasa selektif untuk memperbaiki generasi penerus. Misalnya dengan cara memilih pasangan yang unggul secara fisik maupun kecerdasan. Cara lain adalah dengan mengutak-atik genetika seperti yang dilakukan dokternya Hitler pada Perang Dunia II terhadap tawanan perang. Rekayasa kehamilan dengan bayi tabung juga merupakan contoh yang menarik dalam rekayasa selektif. Namun dari beberapa contoh rekayasa selektif yang banyak dilakukan manusia modern, memasok asupan gizi yang seimbang serta perbaikan mental dan spiritual merupakan pilihan yang paling mudah untuk dilakukan banyak orang.

Jatuhnya buah tak akan jauh dari pohonnya. Itu sebuah perumpamaan. Generasi yang lebih baik tentu akan lahir dari orangtua (generasi sebelumnya) yang sehat dan seimbang secara fisik dan mental. Kesehatan mental orangtua diperoleh dari asupan dan pergaulan yang sehat, perbaikan karakter, berpikir positif, dan melatih kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik. Sedangkan kesehatan fisik orangtua diperoleh dari makanan bergizi, makanan sesuai usia dan penyakit, dan olahraga secara teratur.

Sebagai pemimpin keluarga, suami harus menyadari perannya dalam rekayasa selektif generasinya sendiri. Ini penting sekali bagi calon orangtua, terutama suami. Kesiapan kaum lelaki (suami) sebelum menikah merupakan wujud kepedulian Lelaki terhadap perempuan yang akan mengandung bayinya.

Memang ada saja suami yang menganggap urusan kehamilan sampai dengan persalinan hanyalah urusan istri sendiri. Suami yang seperti ini biasanya malu jika diminta mengantarkan istrinya konsultasi ke bidan atau pun ahli kandungan. Apalagi menemani istrinya saat persalinan. Yang bisa dilakukan hanyalah menyediakan biaya saja. Padahal pada masa hamil dan bersalin, istri membutuhkan hal lain yang lebih penting dari sekedar uang, yaitu perhatian dan kepedulian suaminya. Suami yang mencintai istri dan anak semestinya mau mempersiapkan dirinya secara utuh. Lho, memang berpengaruh?

Jelas kesehatan suami sangat berpengaruh terhadap istri dan anak. Suami yang -maaf- berpenyakit kelamin, mengonsumsi minuman beralkohol, apa lagi narkoba, akan memberikan bencana bagi istri dan anaknya. Penyakit kelamin akan mudah menular pada istri dan anak yang akan dikandung dan dilahirkan. Sedangkan konsumsi minuman beralhokol dan narkoba akan meng-coding genetis anak terhadap alkohol dan narkoba, yang mengakibatkan anak akan lebih mengenal zat terlarang tersebut secara genetis.

Bagi lelaki yang sudah terlanjur mengotori dirinya dari penyakit dan zat berbahaya, ada baiknya sebelum menikah ataupun sebelum sang istri hamil, meluruhkan sebersih mungkin zat-zat narkotika dalam tubuh.

Kehamilan istri harus dipersiapkan mental dan gizinya. Tubuh calon ibu harus bebas pula dari narkotika paling tidak satu tahun. Untuk perbaikan gizi, calon ibu minimal satu bulan sebelum hamil sudah mulai mengonsumsi asam folat. Asam folat penting untuk pencegahan terjadinya defek tabung saraf, contohnya penyakit spina bifida (sumbing tulang belakang), yang menyebabkan kelainan seperti hidrosefalus, siringomielia, dan dislokasi pinggul.

Dari mana kita bisa mendapatkan asam folat? Sumber alami asam folat diperoleh dari jus jeruk, sereal, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran berwarna hijau, misalnya bayam. Kalau mau praktis, kaum lelaki (Suami) dapat menyediakan kebutuhan asam folat yang terkandung dalam susu hamil. Salah satu produk yang dibutuhkan adalah Lactamil Awal Kehamilan.

Setelah hamil sang ibu hamil sangat dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium. Sebagai bahan dasar pembentukan tulang dan gigi janin. Makanan alami mengandung kalsium terdapat pada susu, yogurt, ikan sardin, ikan salmon beserta tulang, bayam, brokoli dan tahu.

Zat besi (fe) tak kalah penting dikonsumsi sebagai sumber pembentukan sel darah merah, sumber alamiah diperoleh dari daging berwarna merah, bayam, sereal diperkaya, dan roti gandum. Fe akan mudah diserap tubuh, bila diminum bersama vitamin C atau segelas jus jeruk.

Jangan lupa selalu minum air putih sebanyak delapan gelas sehari, olahraga yang teratur, tidak merokok dan minum minuman beralkohol. Minum suplemen yang tepat dalam keadaan khusus juga diperlukan. Bila ingin menggunakan produk nutrisi ibu hamil, pilihlah produk yang lengkap memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, salah satunya adalah Lactamil Ibu Hamil.

Satu hal lagi yang tak boleh diabaikan oleh seorang Suami adalah pro aktif dalam memeriksakan istrinya ke dokter kandungan dan atau bidan. Suami sepantasnya dapat meluangkan waktu sekali dalam sebulan untuk menemani istri berkonsultasi. Minimal 4 kali konsultasi selama masa kehamilan. Ingatkah dengan kampanye Suami Siaga? Nah, jadilah suami yang Siap, Antar, Jaga terhadap istri dan calon generasi tercinta.

Suami yang peduli untuk mempersiapkan kebutuhan yang dipaparkan di atas, berarti telah berperan dalam mempersiapkan generasi yang lebih baik. Rekayasa selektif semacam inilah yang bisa dilakukan para calon ayah demi memperbaiki keturunan dan generasi selanjutnya. Selain lebih murah, lebih memungkinkan dilakukan secara luas.

Referensi Tambahan: MIMS Indonesia, Petunjuk Konsultasi Edisi 2008-2009

1 Komentar

Adi Purwanto

11 Mar 2012 21:33

Setuju, suami siaga jelas dibutuhkan. Bagaimanapun juga, kehadiran suami akan menguatkan mental istri.