Rencana Terbaik untuk Si Pemimpin Kecil

Oleh Rodamemn 21 Oct 2013

“My mother was the most beautiful woman I ever saw. All I am I owe to my mother. I attribute my success in life to the moral, intellectual and physical education I received from her.”
― George Washington

Ibu manapun pasti bangga ketika si pemimpin kecil kelak berhasil dan memberikan pujian pada ibunya seperti apa yang disampaikan George Washington tersebut bahwa semua keberhasilan yang diperoleh di dalam hidupnya dipersembahkan seutuhnya kepada ibunya atas moral, kecerdasan dan pendidikan yang telah diberikan oleh sang ibu semasa hidupnya. Kita semua tahu bahwa Dia adalah salah seorang pemimpin di masa lalu, dia adalah Presiden pertama Amerika Serikat dan kisah kepemimpinannya banyak dikagumi orang di seluruh dunia. Apresiasinya terhadap sang ibu membuktikan bahwa peran sang ibu untuk menjadikannya seorang pemimpin telah berhasil.

Demikian juga dengan saya, sebagai ibu yang masih baru, saya ingin sekali merasakan apa yang ibu dari George Washington juga para pemimpin lainnya rasakan, karena itu untuk merencanakan segala sesuatu agar kelak anak saya menjadi pemimpin di masa depan sangatlah penting. Sebagai ibu, saya harus mempersiapkan diri dan membekali diri dengan berbagai ilmu yang bermanfaat. Ibu yang cerdas adalah awal mula terciptanya si pemimpin kecil.

Saat ini, kehidupan kita sulit dipisahkan dari dampak buruk dunia luar dan lingkungan. Bisa dibayangkan, jika tanpa berbekal ilmu maka akan sulit menghadapi segala dampak buruk tersebut. Disinilah peran ibu diperlukan. Sejak dalam kandungan, ibu memiliki ikatan emosional yang kuat dengan anak, bahkan sampai anak tumbuh dewasa, peran ibu tidak dapat diabaikan dari kehidupan dan keberhasilan anak.

Setidaknya terdapat delapan kemampuan yang ingin saya persiapkan untuk si pemimpin kecil, yaitu:

1. Kemampuan untuk menciptakan visi

Setiap anak memiliki impian, harapan, keinginan, cita-cita. Mendorong mereka agar mau menceritakan tentang apa yang mereka inginkan ketika mereka tumbuh dewasa dan apa yang ingin mereka lakukan. Tujuannya adalah untuk membangun dan untuk menciptakan. Tidak ada yang tidak dapat dicapai di dunia ini. Semua berawal dari visi. Kerberhasilan yang ada saat ini tidak luput dari orang-orang seperti Steve Jobs dan Thomas Edison. Mereka membebaskan imajinasi mereka dan tampaknya begitu pula dengan orang tua mereka.

2. Kemampuan untuk Membuat Langkah-Langkah dalam Mencapai Tujuan

Setelah anak memiliki visi untuk sesuatu, maka selanjutnya adalah membantunya memecahkannya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Menetapkan dan mencapai tujuan dapat membangun kepercayaan diri yang sangat besar. Mulai dengan tujuan kecil, misalnya mencapai beberapa tujuan tertentu dalam suatu mata pelajaran sekolah. Lalu menuliskan tujuan dan apa yang harus dilakukan untuk meraih dan mencapai tujuan tertentu tersebut. Hal ini dapat mengajarkan anak untuk mengetahui apa yang benar-benar mereka inginkan dan apa yang harus dilakukan untuk dapat meraihnya.

3. Kemampuan untuk Berkomunikasi

Sejak usia dini, anak dapat dilatih berbicara kepada anak-anak maupun orang dewasa. Misalnya, membiarkan anak memesan makanan yang diingininya sendiri kepada pelayan di restoran; membiarkan anak mendekati pustakawan atau petugas toko dengan pertanyaan-pertanyaan anak. Saya harus bersedia untuk duduk dan hanya mendengarkan anak ketika anak menyampaikan ide, pikiran dan emosi mereka dalam kata-kata. Saya berencana mendaftarkan anak ke dalam kegiatan-kegiatan yang akan memintanya untuk membuat pidato atau presentasi atau berkomunikasi dengan masyarakat umum seperti belajar public speaking di kursus informal. Tidak mungkin anak menjadi pemimpin tanpa keterampilan komunikasi yang efektif.

4. Percaya Diri

Keyakinan berasal dari kompetensi. Mengharuskan anak untuk selalu menjadi yang terbaik namun tidak mengharapkan anak untuk berhasil dalam sesuatu tanpa adanya instruksi yang tepat. Hal tersebut juga bisa diberlakukan untuk mata pelajaran sekolah, olahraga, dan bahkan pekerjaan sehari-hari saat di rumah. Sebaiknya tidak menuntut kompetensi yang tinggi tanpa memastikan anak memahami persis bagaimana untuk menyelesaikan tugasnya. Setelah anak berkompeten dan berhasil maka akan timbul kepercayaan diri.

5. Kemampuan untuk Mengambil Keputusan

Belajar membuat keputusan cerdas akan membawa konsekuensi yang positif dan meminimalisasi kemungkinan atau dampak buruk yang mungkin datang. Saya ingin sekali membiarkan anak membuat keputusan sendiri. Lalu berbicara tentang apa yang dipilih anak dan membandingkannya dengan pilihan lainnya sehingga anak belajar mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang dipilihnya dan belajar untuk tidak terburu-buru terhadap segala sesuatu tanpa mempertimbangkan banyak hal.

6. Kemampuan untuk Memotivasi

Kita semua membutuhkan tepukan di punggung, kata-kata dorongan, atau penghargaan. Saya ingin membiarkan anak melihat contoh melalui tindakan saya. Dengan demikian saya mengajarinya memotivasi atau mendorong orang lain dan memberikan anak kesempatan untuk melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan sebelumnya. Seperti misalnya menulis ucapan ikut prihatin kepada seorang teman yang kehilangan hewan peliharaan atau mengirim kartu lekas sembuh kepada seorang kerabat atau keluarga. Budaya yang ada saat ini memang penuh dengan keegoisan, namun dengan mengajarkan anak memotivasi akan menimbulkan rasa rendah hati sehingga anak menjadi lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang lain.

7. Jujur

Orang tidak akan pernah percaya pemimpin yang tidak jujur​​. Kejujuran membawa serta rasa hormat dan kagum. Saya akan memberikan reward atas kebenaran dan integritas setiap kali anak berbuat jujur.

8. Kemampuan untuk Berani Menghadapi Penolakan

Kita hidup di dunia di mana hanya sedikit orang yang memiliki keberanian. Banyak orang merendahkan dirinya demi sukses di mata orang lain. Seorang pemimpin sejati berdiri untuk apa yang dia percaya termasuk dalam menghadapi ejekan, prasangka dan penolakan. Selain itu, dibutuhkan keberanian untuk menyelesaikan tugas sulit dan mengatasi hambatan. Saya ingin mengajarinya untuk mampu menghadapi tekanan termasuk tekanan teman sebayanya. Dengan demikian anak berkesempatan untuk menjadi berani dan melakukan hal yang benar.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan kedelapan kemampuan tersebut adalah:

- Menekankan contoh kepemimpinan melalui film, TV, sastra dan kehidupan nyata . Menjelaskannya secara spesifik atau bagaimana karakternya dan mengapa yang demikian itu adalah pemimpin yang baik .
- Meminta anak untuk mencari contoh kepemimpinan di lingkungan sekitar atau dari keluarga dan teman-teman dan memintanya untuk memberitahukan mengapa orang itu disebut pemimpin.
- Mendorong anak untuk membaca biografi orang-orang terkenal dan memintanya menganalisa kualitas kepemimpinan dan keterampilannya.
- Menetapkan tujuan di keluarga dan mengecek kemajuan yang dicapai dengan menggunakan grafik atau kelereng.
Membuat pertemuan keluarga saat liburan atau akhir pekan agar dapat berkomunikasi dengan anak dalam membahas keputusan, konflik dan tujuan. Dengan demikian akan memberikan anak kesempatan untuk mengekspresikan pendapat dan perasaan anak. Dengan kata lain, anak dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
- Memberikan anak uang saku untuk membantu mereka membuat keputusan dalam mengelola uang mereka sendiri. Hal ini juga dapat mengajarkan anak bagaimana cara mengatur pendapatan, pengeluaran dan tabungan.

Kita semua tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan tetapi dengan cara-cara tersebut setidaknya sebagai ibu, kita berusaha untuk mempersiapkannya menjadi pemimpin di masa depan. Kemampuan menghadapi tantangan di masa depan dengan menimbulkan keyakinan dan kualitas kepemimpinan serta keterampilan dalam diri anak agar anak siap menghadapi apapun sehingga berhasil.

Selain kedelapan kemampuan tersebut, dua hal ekstra yang ingin saya lakukan agar kelak anak jadi pemimpin terbaik adalah:
1. Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah mutlak bagi saya. Mempersiapkan sekolah yang menyediakan pendidikan akhlak, kecerdasan, serta mendukung kedelapan kemampuan yang sudah saya sebutkan sebelumnya adalah mutlak diperlukan. Mencarikan tempat belajar untuk belajar, bermain dan bertumbuh serta berprestasi adalah harapan saya. Semoga kelak dia menjadi pemimpin yang bukan hanya cerdas tapi juga berbudipekerti baik.

2. Nutrisi terbaik
Nutrisi ini adalah asupan yang tidak boleh diabaikan. Saya ingin sekali memberikan anak dukungan terbaik melalui nutrisi terbaik dari susu formula. Di usia anak saya yang ke 1 tahun 3 bulan, saya ingin sekali kelak bisa memberikan susu formula dengan nutrisi terbaik yang dilengkapi dengan yang mengandung DHA dan laktoferin dimana DHA sangat dibutuhkan dalam periode petumbuhan dan perkembangan otak anak sementara itu laktoferin yang banyak terkandung pada ASI berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh anak. Selain itu ada zat penting lain yang cukup penting yaitu prebiotik FOS yang dapat membantu anak terhindar dari sembelit plus vitamin dan mineral lainnya yang dapat membantu tumbuhkembangnya anak secara optimal.

Dengan demikian, ada sepuluh hal yang ingin saya persiapkan untuk si pemimpin kecil. Kesepuluh hal tersebut saling terkait dan saling melengkapi satu sama lain sehingga sama pentingnya. Tentu saja, seiring dengan semuanya itu, saya ingin membesarkan anak dengan kasih sayang agar kelak dia menjadi pemimpin yang penuh dengan rasa cinta kepada siapapun. Kasih sayang ibu adalah pelengkap segalanya.