Semangat dan Kekuatan Bunda, diantara Pengetahuan yang Ia Miliki

Oleh Miftahul Arzak 14 Mar 2012

Tema: Ayo dukung bunda: kesehatan bunda, kesehatan kita

Jika saat ini kita dapat lahir didunia, ada sosok dibalik itu
Jika ada seseorang yang kuat mempertahankan kita selama 9 bulan lamanya hingga saat ini, ada sosok dibalik itu.
Jika saat ini kita dapat tersenyum lebar dan bermain dengan lepas, ada sosok dibalik itu.
Dan sosok itu adalah Bunda.

Alangkah tulusnya bunda merawat dan membesarkan kita, dari dalam rahimnya hingga dewasa seperti saat ini. Namun, dibalik itu masih ada realita-realita yang terjadi di beberapa Provinsi di Indonesia berhubungan dengan kematian ibu saat melahirkan. Entah rendahnya pengetahuan, kurangnya kesehatan hingga memang waktu yang masih sangat dini untuk melahirkan.
Lebih dari 113 bunda meninggal saat melahirkan pada tahun 2010 dan terus meninggkat. Saat ini angka kematian bunda terhitung 320 per 100.000 dari kelahiran hidup tiap tahunnya di Nusa Tenggara Barat, berdasarkan informasi Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat. Realita ini yang masih sering muncul di Indonesia dan Nusa Tenggara Barat khususnya. Masih kurang pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua khususnya Bunda akan pentingnya kesehatan bagi mereka dan bayinya hingga saat ini yang masih menjadi kebiasaan adalah nikah muda.
Tingginya angka kematian bunda tiap tahunnya disebabkan oleh beberapa faktor, pertama adalah pola aktivitas sehari-hari hingga saat bersalin. Masyarakat pedesaan di Nusa Tenggara Barat yang terdata memiliki tingkat kematian ibu paling tinggi adalah pekerja sawah, kebun dan aktivitas sehari-hari bekerja dipasar untuk berjualan. Tidak mudah kita katakan bahwa itu kesalahan mereka semata. Pengetahuan yang mereka miliki sebatas ibu jari diantara jari-jari lainnya, sedangkan gerakan-gerakan yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan oleh pemerintah sudah dilakukan dengan baik, namun monitoring mendalam yang sering terkendala, sehingga pengetahuan itu tidak semuanya mereka miliki. Dibalik itu juga persalinan yang dilakukan oleh pihak kesehatan (puskesmas dan dokter kandungan) masih kalah bersaing dengan dukun beranak. Didaerah pedesaan, saat persalinan masih banyak menggunakan dukun beranak walaupun puskesmas dan dokter kandungan biasanya sudah ada didaerah mereka. Tidak salah jika bunda lebih memilih dukun beranak dibandingkan dokter kandungan, kebiasaan masyarakat hingga biaya menjadi pilihan utama jatuh pada dukun beranak.
Faktor kedua yang masih sering terjadi di Nusa Tenggara Barat dan mungkin masih sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia adalah pernikahan dini diakibatkan putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan kejenjang pendidikan lebih tinggi. Ketidak matangan yang terjadi pada tubuh bunda juga akan mempengaruhi dirinya dan bayinya hinga kedepanya akan terjadi kematian akibat belum siapnya bunda untuk mengandung. Disini juga yang menjadi peran penting adalah pengetahuan dari diri mereka sendiri dan tentunya pengetahuan dari sekitarnya. Masih kurangnya pengetahuan itu yang mengakibatkan mereka tidak dapat saling mengingatkan dan menjaga diri hingga terjadi sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Masalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, atau bunda sendiri. Namun, masyarakat dapat bergerak dengan membuat pos informasi yang dikelolaoleh pemuda desa atau masyarakt yang mulai mengerti akan pentingnya kesehatan Ibu dan anak. Kelak inilah yang menjadi corong informasi dan dapat membujuk keluarga untuk mulai berobat dipuskesmas dan dokter kandungan, tentunya yang sangat penting peran-peran untuk mempermudah persalinan semakin ditingkatkan.
Beberapa uraian diatas dijelaskan bahwa beberapa bunda masih harus menambah pengetahuannya berhubungan dengan kesehatan mereka dan anaknya kelak. Namun, sempatkah kita berfikir sejenak mungkin diantara mereka sudah ada yang mengetahuai bahkan merasakan sakit saat kondisi seperti ini, dibalik kehidupannya sehari-hari mereka harus melawan rasa saki itu, tetapi mereka yakin sakit itu tidak membuatnya lemah dan mengeluh, bahkan mereka tetap semangat dan semakin kuat untuk dapat melihat buah hatinya lahir dengan selamat.

12 Komentar

17 Mar 2012 00:00

Budaya masyarakat seperti ini memang tidak dapat dipungkiri apabila pertolongan persalinan melalui peranan dukun beranak dapat lebih dipercaya para ibu. Hal ini dapat diatasi dengan kemungkinan para pihak kesehatan berupaya untuk berkerjasama memberikan penyuluhan, pelatihan serta peralatan persalinan, kepada dukun beranak dalam menolong persalinan. Dalam hal ini untuk mencegah kematian ibu dan anak dalam pertolongan persalinan dan menghindari yang akan mungkin terjadi. Partisipasi pemerintah dalam mendukung dan mewujudkan hal ini dapat meminimalkan angka kematian pada saat persalinan. Nice article, success! :D

Yadi Mulyadi

16 Mar 2012 23:32

seperti itulah kenyataan di lapangan. kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kesehatan kndungan, dan faktor ekonomi yang membuat masyarakat lebih memilih dukun beranak. padahal dukun beranak mendaptkan ilmu nya secara otodidak, dan pengalaman. artikelnya bagus

Yadi Mulyadi

16 Mar 2012 23:07

menarik tulisannya, kesehatan ibu dan anak sangatlah penting, rata-rata masyarakat pedesaan masih percaya dukun ketimbang bidan/dokter. seharusnya pemerintah melakukan penyuluhan kesehatan kpd masyarakat dipedesaan agar angka kematian ibu dan anak berkurang.

Yadi Mulyadi

16 Mar 2012 22:40

sebenarnya faktor terkuat yg mengakibatkan maraknya kematian seorang ibu di Indonesia adalah kurangnya keterlibatan pemerintah dalam menangani kasus-kasus kesehatan seperti ini. seperti halnya yg dapat kita lihat di beberapa desa terpencil bahwasanya fasilitas-fasilitas yg ada berbanding terbalik dengan kebutuhan kesehatan di tempat tersebut. Oleh sebab itu para dukun beranaklah yg mendapat kesempatan untuk memberikan pertolongan untuk ibu yg akan melahirkan, padahal yg dapat kita telaah adalah tindakan dukun beranak dalam menangani persalinan dengan tangan kosong yg mengakibatkan kematian, sebenarnya inilah yg menjadi hal utama yg perlu dikupas secara intensif.

16 Mar 2012 22:33

Memang mengingat posisi kewajiban, peran juga fungssi seorang ibu dalam sebuah keluarga sangatlah besar, terlihat juga usaha pemerintah untuk menekan angka kematian ibu melahirkan melalui kebijakan2 nya dan juga bantuan dari WHO. hal demikian memang tak lepas dari peran pemerintah yang men-sosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan ketika hamil, tapi masyarakat sebaiknya bijak menempatkan diri dengan mengikuti program - aturan pemerintah, masyarakat sendiri lah yang mesti mandiri, dan bijak menanggapi masalah demikian ini disamping peran pemerintah . Artikel nya mbuka wawasan. :D

16 Mar 2012 22:33

MasyaALLAH,.... Salah satu masalah dari sekian bnyak masalh yg menimpa Bngsa ini,.. sangat mmprihatinkan,.. Salut buat penulis yg telh mengangkat isu ini,.. Good job,.. :)

16 Mar 2012 22:31

tulisan yang sangat menarik, saya tersentuh dengan tulisan ini karena ada sedikit bahasan mengenai bagaimana perjuangan seorang ibu disana ! lain dari pada itu yang sedikit saya tangkap dari tulisan2 diatas masalah ekonomi sosial merupakan faktor utama disana, mulai dari menikah di usia muda sampai lebih memilih dukun beranak sebagai tempat untuk melahirkan dengan alasan "karena harganya murah" ?

Yadi Mulyadi

16 Mar 2012 21:55

perhatian terhadap ibu di saat persalinan harus sangat diperhatikan, karena mengingat bnyaknya ibu yg harus kehilangan nyawa disaat persalinan dikarenakan bnyk kekurangan dalam melakukan persalinan, pdahal bnyk aspek tg perlu diperhatikan pada saat persalinan itu, perlu di sadari bahwa kekurangan fasilitas juga dpat mempengaruhi proses persalinan yg baik, bnyk ibu yg meninggal dikarenakan kurangnya cpatnya pertolongan yg dilakukan, ini tentu menjadi perhatian bagi pemerintah tentunya dibidang kesehatan bahwa keselamatan ibu dan ank harus sangat dperhatikan dalam persalinan, kesiapan alat alat dan tenaga medis bidan dan lain lain harus di dukung sehingga angka kematian ibu bisa berkurang. dari keluarga pun harus memperhatikan kondisi kandungan sehingga pada saat persalinan bisa berjalan dengan baik ibu dan ank bisa selamat sehingga bsa mnjadi keluarga yg sakinah mawadah dan waromah,, aamiinnn :-)

16 Mar 2012 21:48

baguss dilll

Yadi Mulyadi

16 Mar 2012 21:46

Beginilah realita di Indonesia, sebenarnya masyarakat bisa dengan mandiri menanggulangi angka kematian ibu-ibu setelah melahirkan tersebut, tetapi media seakan-akan memanjakan masyarakat bahwa pemerintah lah yang tidak peka dan hal tersebut berdampak buruk pada kemandirian masyarakat. Artikel yang bagus :)

Miftahul Arzak

21 Mar 2012 12:20

Terima kasih Reza, semua akan lebih baik jika kita mulai dari sekarang juga lebih mandiri dan memperhatikan kesehatan kita, khususnya yang ibu-ibu untuk anaknya dan suami untuk kedua-duanya :-)