Semua Berkat Ibu

Oleh Ismie Nurbarina 13 Oct 2013

Saya adalah seorang mahasiswi di salah satu Akademi Kebidanan di Kalimantan Barat. Sekarang berada di semester V dan sedang mempersiapkan PKL (Program Kuliah Lapangan), melewati berbagai macam ujian, kemudian selanjutnya menyusun dan menyelesaikan KTI (Karya Tulis Ilmiah) dengan segera. Semua pencapaian saya sampai ini tidak terlepas dari jerih payah kedua orang tua saya.

Cita-cita saya sewaktu kecil adalah menjadi dokter. Ya walaupun sewaktu kontes TK dulu Saya memakai seragam polisi karena tidak kebagian seragam dokter.

Foto saat TK

Foto saat TK

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, saya mulai menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan komputer, edit-mengedit dan sejenisnya. Tetapi, keinginan Saya untuk menjadi seorang dokter tetap tidak Saya lupakan. Terus kenapa sekarang kuliah di kebidanan?? Ya itu dia, ibu, Saya akan menjelaskannya kemudian. 

Dulu tidak pernah terpikirkan dibenak saya untuk menjadi seorang bidan. Apa tugas dari bidan itu sendiri saya tidak tahu, tapi ntah kenapa sekarang saya menjadi mencintai dunia saya sekarang ini, membantu para ibu dalam mempersiapkan kehamilan, persalinan, nifas, menyusui hingga masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Di kebidanan saya menyadari bahwa betapa besarnya pengorbanan seorang ibu dalam mempersiapkan yang terbaik untuk buah hati mereka, membawamu kemana saja ibu pergi selama kurang lebih 40 minggu, menahan rasa sakit ketika kamu terus mendorong keluar untuk melihat dunia, menyusuimu dan memelukmu dengan kasih sayang, menimangmu saat kamu menguarkan air mata, meninabobokanmu ketika kamu ingin tidur. Teman, ibu kita adalah seseorang yang hebat. Sayangi, hormati dan bahagiakanlah ibu.

Menurut Saya peran seorang ibu dalam pertumbuhan dan perkembangan saya sangatlah besar. Apalagi peran ibu dalam mempersiapkan saya menjadi seorang pemimpin kecil, seseorang yang percaya diri, mandiri, kreatif dan bertanggung jawab sangat amat besar. Mengapa?? Karena ibu adalah sosok yang paling mengerti KITA, anak, sosok yang tidak pernah berhenti mencurahkan rasa kasih sayangnya, sosok yang selalu ada disaat kita jatuh dan bangun, sosok yang selalu mendo’akan yang terbaik untuk KITA, anak, sosok yang mampu menjadikan seseorang yang biasa menjadi luar biasa.

Seorang anak yang di didik dengan perhatian dan kasih sayang akan mudah menjadi pribadi yang lembut, sopan, santun. Sebaliknya jika di didik dengan kekerasan, caci maki bahkan memukul, anak akan cenderung menjadi pribadi yang keras, memberontak dan takut untuk melakukan sesuatu hal baru meskipun itu benar.

Dulu saya tidak percaya jika pola mendidik seperti itu benar, tetapi saya salah. Pola didik orang tua adalah hal yang sangat berpengaruh besar dalam membentuk pribadi seorang anak. Sekarang Saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman Saya bersama ibu.

Saya bersama ibu

Saya bersama Ibu

Walaupun kami adalah suatu keluarga yang sederhana, Ibu selalu memberi saya makanan yang bergizi, ibu selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan Saya. Setiap pagi ibu selalu membuatkan sarapan, setiap memasuki ulangan semester ibu selalu merebus telur ayam kampung setengah matang, ibu bilang agar mudah menjawab setiap soal-soalnya dan mudah mengingat pelajaran yang telah dipelajari. Ajaibnya dengan makan makanan buatan ibu setiap pagi, Saya dapat dengan mudah menyerap pelajaran dan alhamdulillah selalu mendapatkan peringkat pertama semasa sekolah. Teman, setiap ibu pasti akan selalu memperhatikan kebutuhan nutrisi anaknya, tidak memandang sejauh mana latar belakang pendidikan dan kemampuan ekonomi, Ibu akan selalu berusaha semaksimal mungkin memberikan nutrisi yang terbaik untuk KITA, anaknya. Tidak ada ibu yang tidak ingin melihat anaknya tumbuh menjadi seseorang yang hebat, seseorang yang percaya diri, mandiri, kreatif dan bertanggung jawab.

Rapor SD

Rapor SD

Dukungan emosional Ibu sangat mujarab bagi Saya. Pernah ketika itu sewaktu pulang sekolah saat TK kaki saya terjepit oleh putaran roda sepeda tetapi dengan belaian lembut tangan ibu di kaki saya dan berbagai kata penuh do’a tulus, sakitnya seketika hilang. Lagi-lagi saya menyadari bahwa kasih sayang seorang ibu dapat mebuat Saya lebih kuat, lebih merasa diperhatikan, lebih merasa di anggap, lebih merasa bahwa Saya benar-benar diharapkan ada.

Udah kelihatan narsisnya :))

Udah kelihatan narsisnya :))

Sejak kecil Saya sudah diperkenalkan dengan agama. Dulu Ibu sering membawa Saya ke setiap acara pengajian, sebagai anak yang selalu ingin tahu, Saya selalu semangat pergi bersama ibu, mendengarkan Ibu dan Ibu-Ibu lainnya mengaji dan pada akhirya Saya ikut serta. Bukan pengajian ibu-ibu tetapi ikut serta dalam sebuah TPA (Taman Pendidikan Al-qur’an). TPA adalah suatu tempat dimana kita diperkenalkan soal agama, belajar mengaji bersama dan juga bersosialisasi dengan teman-teman lain. Sejalan dengan itu, Saya mengikuti lomba membaca al-qur’an. Dengan kemampuan mengaji Saya yang awalnya di ajarkan oleh Ibu dan Ayah, alhamduillah Saya mendapatkan juara kedua. Lihatlah teman, semua selalu berawal dari Ibu, karena ibu.

Alhamdulillah

Disamping semua itu ibu tidak pernah membatasi dan mengharuskan saya untuk melakukan sesuatu, ia selalu berusaha untuk mengarahkan saya ke arah yang lebih baik dan keputusan semuanya ada di tangan saya.  

Saya sangat dekat dengan ibu saya, seperti kaki kanan dan kaki kiri, dimana kaki kanan melangkah disitu juga kaki kiri ikut melangkah juga. Ibu adalah seseorang yang membuat saya menjadi mencintai dunia yang saya jalani sekarang, yap kuliah di kebidanan, dunia dimana Saya menjadi mengerti betapa besarnya peran seorang Ibu dalam mempersiapakan KITA, anaknya, untuk menjadi seseorang yang percaya diri, mandiri, kreatif, bertanggung jawab dan mampu memimpin diri sendiri dan mungkin di masa yang akan datang akan mampu memimpin lebih banyak orang.

Oh iya, soal bagaimana saya bisa kuliah bidan seperti yang saya jelaskan di atas, begini ceritanya. Ketika itu di saat awal kelas XII, orang tua saya bertanya “Nanti setelah lulus mau kuliah apa?” Saya menjawab “Komputer” ketika Saya menjawab dengan jawaban itu saya bukanya melupakan cita-cita Saya dimasa kecil yaitu “Dokter” tetapi Saya sadar biaya kuliah kedokteran lumayan tinggi dan alasan-alasan lain. Mendengarkan keinginan saya tersebut orang tua saya tampaknya mendukung dan menyuruh Saya untuk memikirkannya kembali matang-matang.

Sejalan dengan berjalannya waktu Saya mulai ragu dengan pilihan Saya, kemudian ibu Saya berkata “Beneran ingin menjadi dokter?” Saya terdiam. Terus ibu Saya bilang lagi “Pernah dengar tentang kuliah kebidanan?” Saya kembali terdiam kemudian berpikir kebidanan dan kedokteran adalah bidang yang tidak jauh-jauh amat, masih dalam bidang kesehatan, lagipula biaya kuliah kebidanan tidak setinggi kuliah kedokteran. Singkat cerita, saya mulai penasaran dan mulai mencari segala informasi tentang kebidanan, baik dengan bertanya pada ibu maupun searching di internet.

Sampai pada saatnya tiba Saya mendaftar di dua tempat, pertama di salah satu akademi kebidanan di kalimantan Barat dan kedua di salah satu universitas negeri di Kalimantan Barat juga, jurusan komputer. Hasilnya Saya lulus di kebidanan. Meskipun sebelumnya tidak pernah terpikirkan dibenak Saya untuk kuliah di kebidanan tetapi (sekali lagi) saya sangat amat mencintai dunia saya sekarang ini. Ikut serta membantu perjuangan seorang ibu dalam melahirkan anaknya. Tidak hanya itu, pada masa kehamilan juga banyak ibu-ibu yang datang periksa hamil dan bertanya hal-hal yang perlu dilakukan untuk janin agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Teman, peran seorang ibu dalam menjadikan kita seorang pemimpin tidaklah hanya saat usia dini. Kita benar-benar dipersiapakan bahkan sebelum ibu kita hamil, saat hamil dan masa-masa awal kehidupan kita hingga sampai kelak kita menjadi seseorang yang berguna, menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri dan khususnya bagi para perempuan hingga ia menjadi seorang ibu kembali bahkan setelah itu.

Dari tulisan saya di atas dapat disimpulkan bahwa peran seorang ibu sangat penting dalam membentuk pribadi seorang pemimpin dalam diri anak. Selain nutrisi, edukasi dan stimulasi, sebagai seorang ibu, ibu saya selalu mencurahkan rasa kasih sayang, perhatian dan memperlakukan saya sewajarnya. Maksudnya jika saya salah ya tetap salah dan kedepannya tidak boleh salah lagi, ibu selalu menasehati saya agar saya menjadi orang yang lebih baik, dari yang salah menjadi benar, dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Satu diantaranya adalah saya, tentunya yang paling cantik. hehe..

Oh  iya, para ibu tidak perlu khawatir karena SARIHUSADA juga membantu dalam mempersiapakan buah hati ibu menjadi seorang pemimpin kecil. SARIHUSADA melakukan kegiatan / program sosial yang berfokus untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak, diantaranya adalah Dunia Prestasi, Ayo Melek Gizi, SGM Prestasi Center, Nutritalk, Dunia Prestasi Bunda, Taman Pintar, Lactamil Mama Care, Rumah Srikandi, Mobil Dunia Prestasi, Seminar Srikandi, Warung Anak Sehat dan Srikandi Award.

Semua program sosial tersebut tercantum dalam kalender ini

Ayo Melek Gizi

Taman Pintar

Taman Srikandi, meningkatkan keterampilan anak.

Mobil Dunia Prestasi

Sekian yang dapat saya sampaikan. Pesan saya…. sayangi, hormati dan bahagiakanlah ibu. For my mom, I love you.

Tulisan ini diikutsertakan dalam #LombaBlogNUB

2 Komentar

Miz Tia

16 Oct 2013 11:58

berkat ibu :) .

Ismie Nurbarina

16 Oct 2013 16:32

Iya, semua berkat ibu, wanita paling hebat sampai kapanpun dan dimanapun.

Azhar Ilyas

14 Oct 2013 17:36

Ya, bahagiakanlah Ibu kita ... :-)

Ismie Nurbarina

16 Oct 2013 10:47

Ya, mari sama-sama kita bahagiakan ibu.