Semua yang terbaik untuk anak ^_^

Oleh ailina 17 Oct 2013

Buat saya dan suami masa-masa hadirnya Abrar mulai sejak dia ada didalam kandungan sampai Abrar hadir didunia ini adalah saat-saat yang membahagiakan. Apalagi sejak didalam kandungan tidak pernah sekalipun Abrar rewel. Meskipun dia diajak emaknya keliling Indonesia, dari pulau Jawa sampai ke Pulau Sumatera, nggak pernah sekalipun Abrar merepotkan. Tau mungkin ya kalo emak sama bapaknya melakukan ini semua demi dia juga. Tidak pernah ada keluhan-keluhan yang saya rasakan meskipun saya harus mengajak janin Abrar naik pesawat ataupun meskipun tiap hari saya ajak dia berangkat ataupun pulang kerja naik bis kota. Paling-paling dia protesnya cuman dengan muter-muter aja didalam kandungan hingga akhirnya emaknya ini harus sujud tiap hari minimal selama 10 menit, hehehe… Alhamdulillah tanggal 10 Mei 2010, Abrar kecil lahir didunia ini dengan persalinan normal di bidan deket rumah pukul 2 pagi setelah siangnya diajak emak sama bapaknya jalan-jalan keliling department store, eh malemnya si Abrar protes pengen keluar juga, hehehe..
Setelah Abrar kecil lahir, saya dan suami selalu memberikan apapun yang terbaik buat putra pertama kami ini. Mulai dari ASI hingga tidak memakaikan pospak kepada Abrar kecil. Sayangnya status saya yang saat itu hanya sebagai CPNS mengakibatkan saya hanya memperoleh jatah cuti selama 40 hari saja. Ditambah lagi semasuk kerja, saya mendapatkan surat panggilan untuk melaksanakan diklat prajabatan selama 3 minggu yang itu berarti saya harus berpisah dengan Abrar kecil selama 3 minggu.
Sedih, marah dan stress waktu itu. Sampai-sampai persediaan ASI saya berkurang waktu itu karena stress memikirkan saat-saat saya harus meninggalkan Abrar kecil yang baru saya lahirkan. Pekerjaan saya waktu itu hanya melamun dan menangis sampai-sampai orang tua dan suami saya kelimpungan. Tapi bagaimanapun, tanggung jawab pekerjaan tidak bisa saya tinggalkan. Dengan berat hati saya berangkat juga melaksanakan diklat prajabatan. Tiap hari saya selalu menguatkan diri saya supaya saya harus kuat. Demi Abrar! Ya, demi Abrar. Setiap ada waktu istirahat saya selalu menelpon rumah, meskipun saya hanya bisa mendengar suara tangisannya saya sudah lega. Meskipun di akhir telpon, saya selalu mengakhirinya dengan tangisan juga. Tapi saya harus kuat demi Abrar. Saya juga selalu memompa ASI saya meskipun pada akhirnya harus saya buang tapi saya tetap harus sabar karena hanya dengan cara ini setelah diklat selama 3 minggu ini saya kembali bisa menyusui Abrar.
Alhamdulillah saat ini usia Abrar sudah 3,5 tahun. Abrar kecil sudah menjadi balita yang aktif, sehat, pintar, lincah dan soleh. Sudah pintar berdoa, bersepeda, bernyanyi, sudah bisa makan sendiri dan sudah pinter bikin rumah-rumahan dari balok-balok kayu. Abrar belum sekolah sih, tapi saya selalu mengajarkan kepada Abrar tentang agama dan pentingnya bersosialisasi dengan sekitar. Alhamdulillah mas Abrar tidak pernah lupa mengucapkan salam jika masuk kedalam rumah, solat 5 waktu, berdoa jika mau makan dan tidur (baru doa ini aja yang dia hafal, hehehe..) dan yang paling membanggakan adalah mas Abrar tidak pernah lupa mengucapkan terimakasih pada orang lain jika diberi sesuatu ataupun jika dia sudah memperoleh bantuan dari orang lain.
Sebisa mungkin, secapek apapun kondisi saya, selalu saya tanamkan pada diri saya bahwa bukan kuantitas yang penting, yang terpenting adalah kualitas kita bersama anak. Dan masa kanak-kanak Abrar hanya terjadi sekali saja, kita nggak akan sadar tiba-tiba saja si kecil yang dulu kita gendong ini beberapa tahun kemudian akan menjadi remaja, akan menjadi dewasa. Dan saya selalu meyakinkan diri saya bahwa untuk menjadikan seorang anak menjadi pemimpin yang hebat, harus dimulai dari pondasinya. Jika pondasinya kuat, insyaAllah bangunannya juga kuat. Bukan hanya menjadi pemimpin suatu perusahaan, bahkan untuk menjadi pemimpin keluarga pun juga harus dilandasi oleh pondasi yang kuat. Ya, agama dan keluarga adalah sesuatu yang menurut saya sangat penting untuk kehidupan Abrar sekarang ataupun nanti.
Meskipun saya tidak memberikan ASI eksklusif untuk Abrar kecil, meskipun saya hanya bisa menemani Abrar pagi sebelum pulang kerja dan sore setelah pulang kerja (dan waktu libur tentunya!) saya selalu yakin saya pasti bisa memberikan yang terbaik buat Abrar. Karena tidak ada ibu yang sempurna, tetapi saya yakin setiap ibu pasti akan memberikan yang terbaik buat putra-putrinya… ^_^