Serunya Acara 7 Bulananku

Oleh yeti dwi novika 12 Feb 2014

Dear Diary…..

Waktu hamil anak pertama tahun 2010 lalu aku sangat senang sekali, apalagi pas menginjak usia 7 bulan karena ini usia “aman” bagi kehamilan setelah waktu usia 2 bulan aku hampir kehilangan janinku karena capek jadi kata dokter “selaput ketubanku gak nempel di rahim”.

Acara ini disebut “tingkepan” dengan memanggil tetangga & kerabat dekat untuk berdoa & melakukan siraman. Semua serba 7, mulai dari kebaya batik, air siraman dari 7 sumber mata air, kulupan/urap, rujak buah, jadah ketan 7 warna, & 7 pala wija (orang jawa bilang “polo pendem”)

Di mulai dengan memasukkan masakan dalam rumah & tidak boleh melewati pintu yg sama. Kedua orang tuaku membawa lampu tempel sebagai lambang penerangan. Selesai mengaji lalu  “siraman”. Gayungnya dari kelapa yang dibelah & diberi pegangan panjang, air dalam gentong dari 7 sumber mata air & bunga setaman yg di dalamnya juga terdapat uang koin  yang akan diperebutkan. Aku memakai kemben batik & ditutup pupus daun pisang sedangkan suamiku memakai sarung, kami berdua tidak boleh memakai pakaian dalam. Masing2  sodara yang terdiri dari 7 orang bergantian menyirami kami berdua, dan ada peristiwa lucu karena gayungnya berat & postur suamiku yg tinggi jadi dia sering kena gayung. Setelah siraman, suamiku  memecah kelapa gadhing yang di gambari wayang Kamajaya & Dewi Ratih. Kl belah tengah ktanya “cwok” tapi kl cm di pinggir “cwek”. Kami  berganti baju, aku di cobakan 7 kain batik & yang terakhir itulah yg dpakai, kami berdua dibedaki sampai putih kaya badut, disuruh makan nasi sepiring berdua & makan rujak buah di depan pintu, lalu kami di usir dengan kata “jing” & berlari yg melambangkan persalinan yang cepat. Para tamu pun segera pulang & tidak boleh berpamitan kepada tuan rumah.