Si Kecil : Sebuah Tantangan bagi Sang Ibu

Oleh rizki ramadan 20 Oct 2013

Banner Lomba Blog NUB

Status ibu bukanlah sebuah status biasa. Mereka mempunyai dua posisi yang saling berkesinambungan, yaitu ibu bagi si kecil dan ibu rumah tangga yang cakupannya lebih luas. Selain mengurusi urusan rumah tangga seperti memasak, mencuci, belanja, mengatur uang bulanan, dan yang lainnya, mereka harus pula mampu menyeimbangkan urusan anak-anaknya sedari dini dan tentunya sangat memiliki banyak kebutuhan yang beragam. Tantangan menjadi seorang ibu bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan. Mereka harus bisa membagi dan memainkan  tugas beserta tanggungjawabnya secara tepat dan bersamaan. Selain itu, ibu harus menekuninya dengan penuh kesabaran, keikhlasan, juga rasa cinta untuk memberi dan menerima.
 
Ibu adalah orang yang paling medukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka. Sedari bayi hingga menjelang umur belasan, anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama ibu dibandingkan bersama ayah. Apalagi ketika masa balita, si kecil harus dirawat, dijaga, diberi kasih sayang dan ketulusan, diajarkan berbicara, tertawa, merangkak sampai berjalan dimana itulah tahapan awal si kecil yang harus diemban oleh ibu untuk mengajari buah hatinya. Setelah melewati tahap awal, si kecil akan melalui proses mulai bersosialisasi, mengenal dunia luar, hingga meniru/mencontoh banyak sikap dan perilaku. Hasil akhir dari tahap ini adalah proses pembelajaran karakter serta kepribadian setelah memahami apa yang diamati oleh si kecil. Pada tahap ini, ibu harus bersikap reaktif, selektif dan waspada karena dalamproses ini rawan timbulnya kesalahan yang berakibat negatif bagi pertumbuhan si anak apabila tanpa adanya pengawasan dan pengarahan yang benar.
 
Mengajarkan sikap dan perilaku yang baik kepada anak sedari dini sangatlah diperlukan. Satu hal utama yang wajib diajarkan adalah jiwa kepemimpinan. Peran ibu lagi-lagi patut diasah untuk menunjukkan gaya kepemimpinan yang sejati, yaitu pertama mampu memimpin diri sendiri kemudian memimpin orang lain. Hal inilah yang harus ditanamkan kepada si kecil . Untuk memunculkan jiwa kepemimpinan tersebut, ibu dapat memicunya dengan beragam penjelasan, pembelajaran, dan pertanyaan yang mengarahkan si anak agar mampu berpikir kritis, berani, simpati, dan tanggung jawab.
 
Ketika si kecil menginjak umur empat tahun ke atas, mereka mulai aktif terhadap situasi dan kondisi di sekitarnya serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Disinilah seorang ibu harus dapat mengajarkan sikap yang baik manakah yang harus dipahami si kecil. Menjelaskan banyak hal dengan matang ketika timbulnya pertanyaan. Memancing daya kreatifitas dan nalar si kecil terhadap situasi kondisi yang dialami. Lalu mengarahkannya dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi suatu permasalahan.
 
Satu hal penting lainnya adalah menemukan jati diri si kecil agar mereka mengerti apa yang disukai maupun disenangi. Nantinya akan timbul sebuah passion. Suatu hasrat/keinginan/kemauan besar dalam melakukan sesuatu dan ada rasa menikmatinya. Kaitannya adalah pada waktu si kecil sudah mengerti tentang passion mereka maka tugas ibu selanjutnya untuk mengembangkan minat, bakat serta potensi yang dimiliki buah hati mereka. Sebagai contoh, ketika si anak suka dan memiliki bakat bernyanyi, ibu pun mendukung potensi bernyanyi anaknya dengan mengarahkannya untuk les seni/bernyanyi. Dengan seperti ini, perkembangan dan pertumbuhan yang berkorelasi terhadap masa depan si anak akan lebih terarah dengan jelas. Dimana suatu yang diulik dan diasah sedari awal akan menunjukkan hasil yang lebih optimal di akhir meskipun dengan suatu proses yang panjang. 

#LombaBlogNUB @Nutrisi_Bangsa, Lomba Blog NUB, LombaBlogNuB, Pemimpin Masa Depan, Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil , Tumbuh Kembang Anak