Tips JITU memperlancar ASI

Oleh Mervin Hadianto 20 Jan 2013

Tips memperlancar & memperbanyak ASI: Jika suatu saat ASI berkurang, maka pertama-tama harus dicari dan mengatasi 4 kelompok faktor penyebab, yakni:
1.Faktor teknik menyusui yang kurang benar, misalnya jarang disusui, perlekatan mulut bayi ke areola mammae yang kurang benar, bayi bingung puting akibat pemakaian dot sehingga jarang menyusu
2.Faktor psikologis, ibu stress, panik, dsb
3.Faktor fisik misalnya karena KB hormonal (pil kontrasepsi estrogen tinggi), pemakaian diuretik HCT (obat hipertensi), ibu hamil lagi, merokok (aktif atau pasif), kurang gizi dll
4.Faktor bayi yang kurang bisa menetek misalnya adanya kelainan bawaan (sindroma Pierre Robin – dagu kecil, sehingga kesulitan menetek dengan benar)

Setelah mengenali penyebabnya, maka perlu tindakan untuk mengatasinya. Secara umum untuk memperlancar ASI adalah:

A. Persiapan sejak hamilSebaiknya saat hamil ibu banyak mencari info benar mengenai laktasi, buku-buku resmi yang dipakai cukup beragam diantaranya: Indonesia Menyusui (terbitan Ikatan Dokter Anak Indonesia), Ultimate breastfeeding (Jack Newman) dari Asosiasi Menyusui Indonesia, atau dari internet. Lakukan perawatan payudara (masase) pada trimester 3 kehamilan dengan air hangat dan dingin bergantian. Jika puting susu masuk, lakukan tindakan Hoffman atau puting susu ditarik dengan spuit 10 cc yang dimodifikasi (bisa konsultasi dengan bidan atau dokter). Cari pembantu yang baik yang siap melaksanakan segala pekerjaan rumah tangga agar nanti ibu tidak terlalu capai.

B.Pelaksanaan
1.Segera setelah melahirkan (jika bayi normal), lakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), agar ibu percaya diri menyusui, mempercepat involusi uterus, mencegah perdarahan, dan membuat awal yang baik bayi untuk belajar menyusu dan mendapat kolustrum pada 1-2 jam pertama sesudah melahirkan.

2.Perlu kemauan dan niat yang baik dalam menyusu, karena pikiran positif membawa ke hal positif juga

3.Konsentrasi ibu hanya untuk menyusui, bukan hal-hal lain (jangan sibuk main handphone)

4.Posisikan bayi dalam posisi benar & nyaman, pelekatan mulut yang baik sampai melingkupi seluruh areola mamma. Jika bayi “menolak” payudara, maka bisa “dipancing” dulu dengan memasukkan jari kita yang bersih dalam mulut bayi beberapa saat baru dibiarkan menyusu. Jika bayi menyusu yang benar maka ibu merasakan ASI keluar dari ke-2 payudara, dan terdengar suara bayi menelan.

5.Menyusui sesering mungkin, dan terutama malam hari (produksi prolaktin tertinggi). Semakin banyak bayi mengisap maka susu yang dihasilkan makin banyak. Adanya refleks prolaktin (produksi ASI) dan oksitosin (otot-otot untuk mengeluarkan ASI) dapat berlangsung dengan baik. Semakin sering menyusu maka akan menstimulasi reseptor prolaktin secara maksimum yang akan memperbanyak produksi ASI.

6.Perbanyak mengonsumsi makanan yang bergizi. Semua ASI yang dihasilkan oleh ibu berasal dari makanan apa yang di konsumsi ibu itu sendiri. Banyak mengkonsumsi buah-buahan segar, makanan bergizi, minum susu (tidak wajib susu ibu menyusui) serta yang mengandung banyak cairan bisa membantu proses laktasi. Jumlah cairan yang diminum minimal 2.5 liter perhari. Diet pada ibu ditambah 285 Kalori/hari (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 1993) dengan rincian 6 bulan pertama 700 Kal/hari, 6 bulan kedua 500 Kal/hari, Tahun ke-2 400 Kal/hari. Cukupi protein minimal 44 g (wanita tak hamil) + 6 bulan pertama tambah 16 g/hari, 6 bulan ke-2 12 g/hari, tahun kedua tambah 11 g/hari.

7.Menghindari Stress bagi si Ibu menyusuiStress secara langsung menyebabkan penurunan produksi susu, oleh karena itu karena itu si ibu harus tetap santai adalah hal yang penting saat menyusui.

8.Istirahat yang cukup untuk ibu menyusuiKelelahan bisa menjadi penyebab turunnya produksi ASI, jangan menyibukkan diri dengan membuang energi untuk masak dan pekerjaan rumah tangga lainnya.l pleh karena itu Ibu yang sedang menyusui juga harus istirahat yang cukup. Tak ada salahnya untuk ikut tidur sejenak ketika si kecil sedang tidur siang. Keuntungan lain dari istirahat yang cukup adalah membantu meremajakan organ internal tubuh. Dalam hal ini perlu sekali dukungan ayah untuk membuat suasana hati ibu lebih baik, serta orang lain yang membereskan urusan rumah tangga. Seiring berjalannya waktu, bayi akan mempunyai pola menyusu yang teratur. Batasi jam kunjung tamu ke rumah terutama jam-jam menyusui. Istirahat di tempat tidur bisa dengan cara membawa buku, majalah, ke kamar tidur, membuat ibu santai.

9.Ciptakan suasana yang kondusif untuk menyusui (terhindar dari suara bising yang mengganggu, terkena polusi udara, kamar yang bersih, dsb

10.Menghindari asap rokok (aktif atau pasif)Rokok sangat berpengaruh pada kesehatan seseorang dan bisa juga berdampak negatif terhadap laktasi yaitu menurunkan produksi ASI. Serta racun dan nikotin yang terkandung di dalam rokok bisa masuk melalui darah dan nantinya akan berpengaruh terhadap ASI yang dihasilkan.

11.Kosongkan ASI sesudah bayi selesai menyusu. Produksi ASI prinsipnya “based on demand” sama spt prinsip pabrik, makin sering diminta (disusui, diperas, dipompa) maka makin banyak ASI yang diproduksi. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui; sisa air susu di sinus kelenjar susu akan membuat hambatan (inhibitor) produksi ASI selanjutnya. Cara mengosongkan bisa dengan memerah ASI dengan tangan atau pompa susu manual atau elektrik. Simpan ASI di freezer yang bisa tahan sampai 4 bulan (beri wadah plastik obat yang ada klip-penutupnya, tulis tanggal dan jumlah berapa cc)

12.Sedapat mungkin lakukan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan, hindari susu formula. Karena komposisi protein susu sapi sebagian besar kasein maka lambat dicerna, sehingga anak kenyang lama,dan banyak tidur sehingga malas menetek. Makin banyak susu formula, produksi ASI menurun. Makanan terbaik bayi 0-6 bulan adalah ASI, dan anjuran WHO ASI diteruskan sampai usia 2 tahun. Dibandingkan susu formula, ASI punya keunggulan dari berbagai aspek, yakni: NUTRISI KOMPLET DAN TEPAT, FK.IMUNITAS yang tak ada pada susu formula, TAK MENYEBABKAN ALERGI, KECERDASAN/KOGNITIF BAYI, LEBIH AMAN,dan HEMAT)

13.Berikan ASI peras (saat ibu tak bisa meneteki langsung) dengan sendok atau cup feeder yang bisa dibeli di klinik laktasi untuk menghindari bingung puting (nipple confussion); jangan beri dengan dot. Jika menyusu dari botol dengan tekanan (energi sedikit), bayi sudah mendapat susu, sementara jika menyusu harus mengeluarkan energi lebih & mulut bayi harus mencakup seluruh areola mammae.

14.Tetap melakukan perawatan payudara: melakukan pijat/kompres air hangat dan dingin bergantian.

15.Sayuran yang dipercaya sebagai laktagoga seperti daun kattuk (segar atau ekstrak), kacang-kacangan, jagung, sup ayam hangat dll bisa membantu memperbanyak produksi ASI. Yang penting makanan berimbang.

16.Tetap jaga kesehatan lakukan olahraga tapi santai (senam, renang), namun hindari olahraga keras yang mengeluarkan banyak keringat. Ibu yang sakit membuat produksi ASI berkurang

17.Sebelum dan sesudah menyusui cukup minum susu (tak harus susu khusus ibu menyusui) atau air putih. Lakukan pijatan ringan pada payudara sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin.

18.Pijatan pada punggung ibu, dipercaya membantu ibu relaksasi dan merangsang pengeluaran hormon oksitosin (foto terlampir).

19.Kenali tipe-tipe menyusui bayi (karakter bayi berbeda-beda) sehingga ibu tetap pede menyusui. Ada tipe barracudas (tangan bayi memegang putting, lalu menyusu kuat 10-20 mnt), excited ineffectives (putting dikeluarkan & dimasukkan secara berulang-ulang, menangis jika ASI tidak keluar), procrastinator(menunggu ASI keluar baru menyusu dengan baik), gourmerts (bayi menjilat ASI yang menetes sebelum benar-benar melekat pada putting, menolak jika dipaksa cepat-cepat), dan rester (menyusu beberapa menit, berhenti beberapa menit, sehingga memerlukan waktu yang lama).

20.Sedapat mungkin hindari obat yang menurunkan persediaan ASI seperti antihistamin (misalnya diphenhidramin), pseudoefedrin, diuretika tiazid untuk hipertensi

21.Jika semua cara di atas tak berhasil, sebagai alternatif terakhir biasanya dokter/konsultan laktasi akan memberikan obat seperti domperidon dengan dosis awal 4x20 mg (4x2 tablet, lalu diturunkan bertahap sesuai respons (semacam obat antimuntah namun mampu merangsang produksi prolaktin dengan bekerja menghambat pengeluaran dopamin di otak [antagonis prolaktin]), namun efek sampingnya perlu diwaspadai walau ringan seperti mulut kering, nyeri kepala, dan kram perut.

“BERIKAN HANYA ASI PADA BAYI 0-6 BULAN, BAYI 6 BULAN KE ATAS TERUSKAN ASI SAMPAI 2 TAHUN & BERIKAN MP ASI YANG TEPAT”