Zohrah

Oleh umikudori 21 Dec 2014

Gara-gara masih kecil di kampung kami sering digertak ayah: “Awas, kalau nakal, kalian akan disuntik”, saya dan kakak saya, Zohrah, menjadi fobia terhadap dunia kesehatan. Ini terus berlangsung meskipun kami telah dewasa, terdidik, dan hijrah ke kota mengikuti suami masing-masing. Fobia itu menyebabkan kami lebih suka berobat, bahkan melahirkan anak, ke dukun ketimbang ke dokter meskipun itu pasti memicu pertengkaran dengan suami kami. Suatu hari, Zohrah melahirkan anaknya yang ketiga di dukun beranak langganan kami. Nahasnya, terjadi pendarahan yang hebat. Dukun menjadi ketakutan dan kebingungan. Terpaksa suami-suami kami melarikan Zohrah ke rumah sakit terdekat. Saat itu Zohrah sangat membutuhkan donor darah karena rumah sakit kekurangan stok darah. Sayalah orang yang paling cocok menjadi donor, namun karena fobia, saya menolak melakukannya. Sekitar tiga jam suami Zohrah dan suami saya serta seluruh kerabat membujuk saya untuk menjadi donor. Akhirnya saya pun luluh dan terpaksa bersedia. Tragisnya, ternyata semua sudah terlambat. Zohrah meninggal akibat kekurangan darah. Hingga kini saya tidak sanggup memaafkan diri saya sendiri. Saya pun berusaha sedikit “mengurangi” dosa saya dengan menjadi donor darah tetap di Palang Merah setempat. Memang saya telah “membunuh” Zohrah. Namun semoga di luar sana ada Zohrah-Zohrah lainnya yang bisa tertolong berkat darah saya.