setetes darah masa depan

Oleh julfah rodiyah kusumawati 22 Dec 2014

melahirkan disebut perjuangan hidup dan mati seorang wanita, dan saya merasakan itu. saat melahirkan, saya dapat bonus yaitu curet, krna bali bayi hancur. dengan sisa tenaga setelah melahirkan, saya harus berjuang, motivasi saya adalah bayi saya, bila saya menyerah bagaimana nasib anak saya? siapa yg akan mengurusnya? kelak ia akan menjadi apa saat dewasa? saya harus berjuang sekuat tenaga, saya harus hidup!! memang saya tdk mungkin dapat menahan darah yang keluar namun saya masih bisa berdoa, telapak kaki+tangan berubah menjadi kuning karena kekurangan darah, wajar saja karena ibu saya sampai hrz membuang kaoskakinya karena darah yg keluar cukup banyak dan mengenai kaoskaki ibu yg saat itu terus menemani, bidan memutuskan saya wajib dapat donor darah. alhamdulillah saya berhasil. entah darah siapa yg didonorkan saya sangat bersyukur, betapa luar biasa manfaatnya donor darah, setetes darah yang didonorkan dapat menyelamatkan ibu dari calon guru kelak, mungkin calon dokter atau bisa pula calon presiden. karena mungkin saja bila saat itu saya tdk mndapat donor entahlah. banyak ibu yg kurang beruntung yg kasusnya sama namun tdk dapat donor darah. bila kita mampu, sehat knp tidak kita berbagi “nyawa” dengan yang lainnya. bukan untuk masa depan si bayi, tapi untk masa depan kita pula.