1000 Tahun Lagi Untuk Bunda

Oleh Syarifah Rachmawati 03 Feb 2012

Kesehatan Bunda, Kesehatan Kita juga…

Kata itu yang selalu terucapkan untuk Bunda, mengingat Bunda adalah seorang Ibu karier yang bekerja untuk membiayai hidup kami sebagai Anak-anaknya. Bunda dimata Aku pribadi adalah sosok Ibu yang sangat super dalam hal kesehatan(walaupun sesekali Bunda suka mengeluhkan panyakitnya), tapi menurut Aku itu adalah hal yang wajar. Bunda itu nggak pernah kenal Siang-Malam, nggak ngenal Capek, nggak ngenal Rasa Sakit, pokoknya Bunda itu ngelawan semua “Badai”(walaupun Aku tau banyak rasa yang dipendem Bunda) hanya untuk Kami Anak-anaknya…

Pernah suatu hari, saat itu Bunda baru pulang kerja(gak kaya biasanya, Bunda peulang lebih awal) Aku dan Adikku lagi ada di ruang tamu menunggu Bunda, berbeda dengan Kakakku yang lagi BBM-an dikamar(biasa “Anak Gaoel”), saat Bunda memasuki pintu rumah, Aku dan Adikku melihat wajah Bunda yang begitu pucat dan terlihat letih, sungguh tidak tega Aku melihat Bunda saat itu. Aku bertanya “Bunda tumben pulang cepat? Apa Bunda sudah makan?” lalu Bunda menjawab “Bunda pulang cepet, karena Bunda sangat capek sekali(biasanya Bunda memang letih, tapi kata Bunda baru kali ini tubuhnya merasakan letih yang sangat). Bunda juga belum makan dari tadi siang tapi Bunda enek kalo makan”. Itu kebiasaan Bunda, Bunda bilang kalo makan ia selalu merasa enek, tapi Aku selalu memaksa Bunda untuk makan, karena Bunda bekerja dari Pagi sampai Larut Malam, setelah dibujuk Bunda mau makan dengan Bihun yang Aku masak(disela Aku memasak Kakakku&Adikku memijat-mijat kepala dan kaki Bunda) tapi bihunnya wajib menggunakan bahan tambahan. Setelah selesai makan, Bunda menceritakan keluh-kesahnya kepada kami, Bunda bercerita tubuhnya sudah banyak yang sakit, tubuh Bunda sebenarnya sudah rapuh(mengingat umur bunda yang sudah 49tahun, dan tahun ini akan menjadi 50tahun) tapi, Bunda paksakan tubuh ini untu bergerak, kaki ini untu berjalan, otak ini untuk berfikir jalan hidup untuk esok hari, semuanya Bunda paksakan demi kalian(Anak-anaknya), kekuatan Bunda hanya satu, yaitu kalian, jika Bunda merasa sakit dan tidak kuat lagi untuk bekerja saat itu pula Bunda terbayang wajah kalian Anak-anak Bunda dan rasa itu langsung hilang, Bunda membayangkan kalau Bunda bermanja-manja dirumah nanti siapa yang akan menyekolahkan kalian, siapa yang akan menafkahi kalian, siapa yang akan??? Jika kalian sudah besar, kalian harus ingat Bunda, kalian ingat perjuangan Bunda, perjuangaan seorang Ibu yang tidak pernah ada hentinya. Air mataku tidak tertahan lagi mendengar kata-kata Bunda, begitu juga Adik dan Kakakku. Saat itu Aku berkata, Bunda maafkan kami sebagai Anak Bunda yang tidak bisa apa-apa, yang bisanya hanya nyusahin Bunda, yang bisanya hanya membuat Bunda kesal, yang bisanya hanya membuat Bunda sakit hati dengan perkataan kami, yang bisanya hanya membuat Bunda menangis. Kami berjanji kepada Bunda, saat ini Bunda “Banting Tulang” untuk mengurus kami, tapi saat kami semua sudah besar dan mampu untuk mencari uang. Bunda hanya tinggal bersantai-santai tanpa memikirkan apa-apa, biar kami yang akan menbalas semua keringat Bunda saat kami kecil sampai kami seperti ini(walaupun kami tahu, kami tida bisa membalas semua pengorbanan Bunda kepada kami) kami akan berusaha untuk selalu membuat senyuman di wajah Bunda setiap harinya. Kami janji Bunda…

Bunda itu punya penyakit Migran yang udah dari dulu Bunda derita, Bunda nggak pernah mau untuk periksa ke Dokter, katanya Bunda takut kalo diperiksain ke Dokter nanti penyakit Bunda malah kebuka semua dan akhirnya Bunda stres mikirin penyakitnya. Alasan lainnya Bunda nggak mau ke Dokter Bunda takut kalo dirawat, katanya kalo Bunda dirawat nanti siapa yang nyari uang??. Dengan begitu Bunda mempunyai cara lain untuk menyembuhkan penyakitnya, biasanya kalo nggak minta Pijetin pasti Bunda minta di Injek-injek(itu loh, jadi kepala&leher bagian belakang atau jidat&dada yang ditadangin tangan bagian depan Bunda di Injek-injek pake kaki sama kita, tapi yang nginjek juga jangan orang gendut.) kuat ya Bunda Aku. Tapi sekarang Bunda udah nemuin terapi yang cukup berhasil baginya, yaitu “Terapi Bantal Uang Logam” jadi uang logam Rp 500,- yang udah di selotip plus diplastikin awalnya kan mau ditabungin, Bunda nyoba-nyoba buat tiduran diatasnya, alhasih Migran Bunda ilang dan kata Bunda sampe sekarang dia udah jarang Migran(yang biasanya tiap hari Migran). Unik banget ya Bunda Aku…

Aku selalu berharap kalo Bunda bisa bareng-bareng sama kami 1000tahun lagi, pokoknya Bunda harus selalu sehat, Bunda harus selalu bareng kita sampe kita berhasil bahagiain Bunda, sampe kami punya cucu Bunda harus tetep bareng-bareng kita selamanya. Bunda harus rajin makannya, walaupun enek Bunda harus paksain untuk makan, Aku nggak mau ngeliat Bunda sakit, Aku pengen ngeliat Bunda sehat, karena Kesehatan Bunda, Kesehatan Kita juga, Kekuatan Bunda, Kekuatan Kita juga. Intinya Bunda, Aku pengen Bunda selalu sehat dan selalu bareng-bareng kita. Jangan sedih lagi Bunda, kita akan selalu jagain Bunda, kita akan selalu buat Bunda bahagia. Bundaa…. Semangat…. (^_^)

Selesai….