3 Diet Populer, Mana yang Paling Baik dan Sehat ?

Oleh Mutia Anggun Sayekti 20 Dec 2010

Kata ‘diet’ yang semula berarti pengaturan pola makan telah mengalami perubahan makna. Diet kini dipahami sebagai upaya mengurangi jumlah konsumsi makanan agar bisa langsing. Dalam perkembangannya,banyak pakar senang menulis tentang diet dan menawarkan beragam pola diet. Saking banyaknya pilihan diet yang ditawarkan, masyarakat menjadi kebingungan mana yang sesuai untuk mereka. Nah, sebelum mencoba, ada baiknya ikuti informasi berikut bersama Dr. Leane Suniar, MSc, SpGK :

  • Zone Diet

Penemu : Dr. Barry Sears yang berprofesi sebagai ahli kimia

Aturan :

Komposisi makanan dengan hitungan 40% protein, 30% lemak, dan 30% karbohidrat. Anda bisa makan :

à ½ piring sayur

à ¼ makanan berprotein

à ¼ makanan dari biji-bijian (gandum, beras)

Hindari makanan berkarbohidrat tinggi

Kekurangan :

Jika hanya 40% karbohidrat yang dikonsumsi setiap kali makan, bukanlah jumlah yang cukup bagi individu yang aktif. Akibatnya diet itu membuat cepat lelah dan lemas, Pola tersebut menyebabkan seseorang menjadi terlalu mempertimbangkan jenis makanan yang mereka konsumsi sehingga melewatkan zat-zat gizi dari makanan lain yang belum tentu ditemui di menu Zone Diet. Bagi usia pertumbuhan dan orang-orang dengan aktivitas tinggi, menurut Dr. Leane diet ini mungkin tidak pas. Beda halnya untuk kondisi usia tertentu dimana aktivitas fisik mulai menurun atau orang dengan aktivitas fisik yang sedikit, maka bisa mengurangi karbohidrat lebih sedikit dari patokan yang ada (60-70%)

  • Atkins Diet (Diet Tinggi Protein)

Penemu : Dr. Robert Atkins

Aturan : Hindari mengkonsumsi karbohidrat dalam bentuk apapun seperti roti, kue ataupun pastry, bahkan beras, kentang maupun mie. Sebagai gantinya, konsumsi protein dan lemak seperti keju, daging, telur, dan mentega.

Kekurangan : Mengurangi asupan karbohidrat dan mempertinggi konsumsi protein yang akan memperberat kerja ginjal. Diet ini tidak boleh dilakukan oleh pasien dengan fungsi ginjal yang buruk. Menurut Dr. Leane, orang dengan aktivitas yang tinggi juga tidak disarankan untuk mengikuti pola diet ini. Minimnya asupan karbohidrat tidak bisa mengimbangi tingginya aktivitas seseorang. Efeknya, timbul rasa lemas dan mudah lelah karena kekurangan sumber energi dari karbohidrat. Diet ini juga tidak boleh dilakukan anak-anak karena bbisa mempengaruhinya masa pertumbuhannya.

  • Diet Tipe Golongan Darah

Penemu : Dr. Peter J. D’Adamo, seorang ahli naturopati.

Aturan : Semua makanan yang cocok dengan golongan darah masing-masing. Sebagai contoh, orang bergolongan darah O dianjurkan mengonsumsi makanann tinggi protein tapi rendah karbohidrat, seperti daging merah dan seafood. Orang dengan golongan darah A, dianjurkan menjadi vegetarian, atau hanya mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Orang yang bergolongan darah B cukup beruntung bisa mengonsumsi makanan yang leboh variatif. Adapun mereka yang bergolongan darah AB sebaiknya menerapkan pola makanan gabungan antara golongan darah A dan B.

Kekurangan :

Teori ini dianggap banyak ahli gizi termasuk Dr. Leane, tidak didukung oleh penelitian ilmiah. Penelitian ini pun belum dibuktikan oleh ahli lain.

Apapun Dietnya, Asal Seimbang Gizinya

Dr. Leane mengatakan, diet memiliki makna sebagai pengaturan makan. Sayangnya seringkali diet dianggap sebagai upaya penurunan berat badan saja. Bahkan, dikatakannya tidak jarang diet yang tidak teruji secara klinis dilakukan dengan harapan mencapai titik target turunnya berat badan. Padahal kembali lagi perlu diingat bahwa diet yang benar dan aman adalah diet yang seimbang nilai gizinya sesuai rujukan para dokter spesialis gizi klinik atau ahli gizi.

Sumber : Majalah Kesehatan Keluarga “Dokter Kita” ,Edisi 3-Tahun V-Maret 2009 ,Halaman 25
(dengan sedikit perubahan )

2 Komentar

Mutia Anggun Sayekti

29 Dec 2010 11:09

terima kasih. diambil dari majalah Dokter Kita , hahaa

Titiw Akmar

28 Dec 2010 12:09

Keereeeen! Sangat komprehensiif! :)