Alergi Protein Susu Sapi Bukan Penghalang Tumbuh Kembang Anak

Oleh Nutrisi Bangsa 17 Apr 2014

BlUZ7t4CUAI0kbe

Sahabat nutrisi,

Perubahan gaya hidup masyarakat modern, meningkatnya polusi, serta aneka zat tertentu dalam makanan menyebabkan penyakit alergi meningkat, terutama di kalangan bayi dan balita.

Umumnya, alergi yang banyak menimpa mereka adalah alergi terhadap produk susu sapi. Bahkan diperkirakan sekitar 0.3% - 7,5% anak mengalami alergi protein susu sapi. Hal ini disebabkan oleh reaksi imunologis akibat pemberian susu sapi dan semua bentuk turunannya. Gejala ini biasanya mulai terlihat dalam usia 6 bulan pertama setelah lahir dan muncul di organ tubuh tertentu.

“Alergi ini umumnya mengenai anak yang mempunyai dampak alergi yang disebut atopik, di mana bakat tersebut diturunkan secara genetik oleh salah satu atau kedua orangtuanya,” kata dr. Zakiudin Munasir, SpA(K) Ketua Divisi Alergi Imunologi Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Rabu (16/4) di pada acara Nutritalk yang diselenggarakan oleh Sarihusada.

“Jika orangtua memiliki alergi terhadap suatu makanan, termasuk susu sapi,” lanjut dr. Zakiudin, “Maka 50% kemungkinan anaknya memiliki alergi yang sama. Faktor lingkungan juga merupakan faktor yang bisa menimbulkan alergi, selain faktor genetik.”

Gejala yang paling sering muncul pada anak dengan alergi protein susu sapi adalah masalah di saluran cerna, seperti muntah, kolik, diare, feses berdarah, serta masalah pada kulit seperti bentol merah gatal, bentol merah berisi cairan, koreng, kulit kering dan gatal.

Selain itu gejala klinis yang mungkin muncul di antaranya adalah bengkak dan gatal di bibir sampai lidah, nyeri dan kejang perut, muntah sampai diare berat disertai darah. Juga dapat berdampak ppada saluran pernafasan seperti gatal-gatal pada hidung, pilek, hingga asma.


Makanan Pengganti

Dalam banyak kasus, anak penderita alergi protein susu sapi mengalami komplikasi kurang gizi atau malnutrisi. Hal ini terutama terjadi pada anak dengan gangguan di saluran cerna akibat reaksi alergi. Jika dibiarkan maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan anak.

“Anak dengan alergi makanan lebih sering mengalami gangguan pertumbuhan yang berhubungan dengan gangguan asupan makanan.” ungkap dr. Bernie Endryani Medise, SpA(K), MPH ahli tumbuh kembang anak.

“Langkah paling ideal adalah menghindari makanan penyebab alergi dan memberikan makanan atau nutrisi pengganti yang dibutuhkan dalam jumlah tepat serta pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin. Hal ini akan membantu anak alergi tumbuh dan berkembang secara optimal,” tambahnya.

Sementara dr. Zakiudin mengatakan bahwa penanganan dasar untuk alergi protein susu sapi adalah dengan menghindari protein susu sapi dan produk turunannya. Dan selama penanganannya, pemberian air susu ibu (ASI) tidak boleh terhenti, terutama selama pemberian ASI ekslusif 0 - 6 bulan.

“ASI merupakan nutrisi terbaik karena mengandung nutrisi lengkap dan bisa berefek positif terhadap sistem ketahanan tubuh anak. Akan tetapi bila ASI tidak dapat diberikan atas indikasi medis, alternatif lain adalah susu formula ‘hipoalergenik’ atau pemberian susu kedelai (soya),” lanjut dr. Zaki.

Sementara dr. Bernie mengatakan susu kedelai merupakan alternatif pengganti susu sapi karena mengandung isolat protein kedelai dan sudah difortifikasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

Perlu diperhatikan bahwa susu pertumbuhan kedelai yang dianjurkan adalah yang mengandung isolat protein kedelai, susu pertumbuhan ini berbeda dengan susu sari kedelai.

Adapun keuntungan susu kedelai dibandingkan susu protein hidrolisat ekstensif adalah tidak mempunyai protein susu sapi, rasa lebih enak, harga lebih terjangkau, dan dapat menunjang tumbuh kembang anak yang optimal termasuk di dalamnya penambahan berat badan, tinggi badan, dan mineralisasi tulang yang baik.


Hak Anak Untuk Tumbuh dan Berkembang

Sementara itu, Head of Corporate Affairs Sarihusada, Arif Mujahidin, menyampaikan bahwa Sarihusada percaya bahwa setiap anak berhak untuk tumbuh dan berkembang dengan dukungan nutrisi yang tepat dan seimbang, terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya.

Arif Mujahidin juga berharap bahwa materi yang dibahas pada Nutritalk yang bertema “Alergi Protein Susu Sapi Bukan Penghalang Tumbuh Kembang Anak” ini mampu meningkatkan kesadaran ibu mengenai alergi susu sapi. Serta memperhatikan kebutuhan nutrisi yang paling tepat untuk buah hati. Agar semakin banyak anak Indonesia yang tumbuh kembangnya optimal di tengah kondisi yang berragam.

Pada kesempatan Nutritalk ini hadir pula dr. Marina Damajanti, MKM, Kepala Subdirektorat Bina Gizi Klinik, Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

1 Komentar

01 May 2014 19:06

Sehubungan dgn susu kedelai mengandung bahan yg bisa menyebabkan endapan di Ginjal apabila dikonsumsi setiap hari maka disini saya ingin bertanya dampak pemberian susu kedelai ini kepada bayi setiap hari Sekian dan teriama kasih atas perhatian yg diberikan Wassalam Nelson

Nutrisi Bangsa

02 May 2014 13:34

Terima kasih pak Nelson, pertanyaan bapak kami teruskan ke Ahli Gizi kami yaaa.. silakan tunggu jawabannya setiap Senin dan Kamis di rubrik Tanya Ahli.. :)