Bunda, Begini Cara Penanganan Alergi Makanan untuk Si Kecil

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 19 Dec 2019

Sedih ya Bun jika di Si Kecil memiliki alergi makanan? Alergi makanan merupakan kondisi medis di mana paparan makanan memicu respons kekebalan yang berbahaya. Respons imun, yang disebut reaksi alergi, terjadi karena sistem kekebalan ‘menyerang’ protein dalam makanan yang biasanya tidak berbahaya.

Protein yang memicu reaksi disebut alergen. Gejala-gejala reaksi alergi terhadap makanan dapat berkisar dari ringan (mulut gatal, beberapa gatal-gatal) hingga parah (tenggorokan mengencang, sulit bernapas). yang perlundiwaspadai adalah reaksi alergi serius yang timbul secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian disebut anafilaksis.

Menurut Food Allergy Research and Education, 1 dari 13 anak memiliki alergi setidaknya pada satu bahan pangan. Setiap tiga menit, reaksi alergi makanan mengirim seseorang ke ruang gawat darurat.1

Dibandingkan dengan yang tidak memiliki alergi makanan, anak-anak dengan alergi makanan ternyata dua hingga empat kali lebih mungkin memiliki kondisi alergi lain, seperti asma atau eksim. Menunda pengenalan makanan alergi tidak memberikan perlindungan terhadap alergi makanan. Memberikan makanan seperti kacang-kacangan sejak dini dan sering kepada bayi dengan alergi telur atau eksim justru secara bertahap mengurangirisiko mereka terkena alergi kacang.

Namun sebelum memberikan makanan yang mungkin memicu alergi, Bunda sebaiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan tenaga kesehatan agar mengetahui pencegahan dan cara penanganan yang tepat. Penanganan alergi pada anak harus dilakukan secara benar, berkesinambungan dan menyeluruh. Pemberian obat secara terus-menerus bukanlah jalan terbaik untuk mengatasi alergi. Penghindaran makanan pada anak dengan alergi makanan harus dilakukan secara benar, karena dapat berisiko untuk terjadinya kekurangan gizi. Salah satu caranya adalah dengan mengganti makanan pencetus alergi dengan makanan lain yang tidak mencetuskan alergi yang tak kalah kandungan gizinya.2

Bila telah terdeteksi alergi susu sapi, sebaiknya si Kecil tetap diberikan ASI dan Bunda harus menghindari segala olahan yang mengandung olahan susu sapi. Jika Si Kecil terdeteksi memiliki alergi terhadap telur, ayam ataupun ikan-ikanan, gantilah dengan makanan lain yang memiliki kandungan gizi yang hampir sama, misalnya daging sapi, tempe, tahu, daging kambing atau produk unggas lain. Biasakan untuk mengetahui kandungan gizi dan isi makanan serta membaca label pada kemasan makanan untuk mengetahui apakah terdapat zat yang dapat mencetuskan alergi pada Si Kecil.

Bila terlihat tanda-tanda seperti batuk, diare, kepala pusing, muntah, gatal-gatal pada kulit, Bunda dapat memberikan antihistamin serta obat lainnya jika dibutuhkan untuk mengurangi gejala yang dialami Si Kecil berdasarkan/sesuai saran dokter. Apabila Si Kecil menunjukkan tanda-tanda yang lebih parah di bagian dada, pingsan, napas pendek, kulit membiru, kehilangannya detak nadi, atau pembengkakan di bagian bibir, lidah, dan tenggorokan, jangan tunda lagi segera bawa ia ke klinik/rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Mungkin banyak orangtua yang tergoda untuk mencoba pengobatan alami untuk mengatasi alergi makanan pada anak. Namun hal ini tidak disarankan lho Bun. Sebaiknya konsultasikan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat untuk Si Kecil yang mengalami alergi.

Referensi

1. https://www.foodallergy.org/life-with-food-allergies/food-allergy-101/facts-and-statistics

2. Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Tahun 2014.

https://www.healthline.com/health/allergies/kids-food-allergies#emergency-signs

https://www.webmd.com/allergies/tame-child-allergies-19/treatments-child-allergy