Bunda Selamat Si Kecilpun Sehat

Oleh hkurn31new 15 Mar 2012

Melahirkan bayi sehat dan normal merupakan dambaan setiap orang tua. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan bayinya. Asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu hamil harus benar benar dijaga agar si kecil lahir sehat dan tumbuh normal. Sayangnya masih banyak ditemukan kasus gizi buruk pada ibu hamil dan bayi. Gizi buruk memberikan sumbangan 56% untuk kematian dari 11 juta anak diseluruh dunia. Data menunjukkan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 461 per 100.000 kelahiran hidup, dan juga Angka Kematian Balita (AKB) yaitu 42 per 1.000 kelahiran hidup.

Faktor nutrisi sangat berpengaruh pada kondisi ibu dan bayi. Baik sebelum, saat, ataupun setelah melahirkan. Selama masa kehamilan metabolisme energy meningkat , karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat pula. Kebutuhan zat-zat seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral , dan air harus tercukupi.
Salah satu zat yang sangat penting pada masa kehamilan adalah asam folat. Menurut Dr. Bambang Fajar, Sp.OG dari RS International Bintaro, Tangerang, asam folat adalah salah satu gugus yang berperan dalam pembentukan DNA pada proses erithropoesis. Yaitu, dalam pembentukan sel-sel darah merah atau eritrosit (butir-butir darah merah) dan perkembangan sistem syaraf. Asam folat bisa didapat dari sereal, roti, gandum, kol, brokoli, bayam dan tauge. namun, asam folat akan bekerja lebih baik jika dibarengi dengan vitamin B12 yang diperoleh dari daging.
Kebutuhan asam folat untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram/ hari atau sama dengan 2 (dua) gelas susu. Mengkonsumsi asam folat tidak hanya ketika hamil, tetapi sebelum hamil juga sangat dianjurkan mengkonsumsi asam folat.
Kekurangan asam folat pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat serta dapat menyebabkan keguguran. Pada bayi dapat menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, bayi lahir dengan berat badan rendah, anensefali (bayi lahir tanpa tempurung kepala), Down’s Syndrome, kelainan pembuluh darah, rusaknya endotel pipa yang melapisi pembuluh darah, menyebabkan lepasnya plasenta sebelum waktunya. Kelainan lainnya adalah bayi mengalami gangguan buang air besar dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan emosi tinggi. Pada anak perempuan, saat dewasa tidak mengalami menstruasi.

Selain faktor nutrisi diatas faktor psikologis juga sangat berpengaruh pada tumbuh kembang bayi. “Kalau ibunya stres, bisa meningkatkan masalah pada perilaku anak kelak,” ujar psikolog anak dan keluarga Rusyika Thamrin Psi, CBA, CPHR. Emosi ibu seperti marah, takut, cinta dan berharap, juga berpengaruh pada genetika anak. “Emosi yang dialami ibu dibawa ke plasenta bayi oleh molekul, sehingga bisa mempengaruhi perkembangan otak bayi dan karakter emosi bayi,” beber Tika. Menurutnya, stimulasi sejak dalam kandungan seperti respons sentuhan dan suara, dapat menjalin kedekatan emosi ibu dan bayi. Dukungan dari pasangan dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu hamil.

http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/