Cegah dan Atasi Sembelit pada Anak

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Feb 2020

Pernahkah Si Kecil mengeluh sulit buang air besar (BAB) atau rasa sakit saat ingin BAB sehingga ia cenderung menundanya? BAB keras tak jarang membuat Si Kecil menunda ke toilet yang menjadikan BAB makin keras.

Sulit buang air besar kerap disebut sembelit atau konstipasi. Sejumlah gejala yang mungkin muncul saat Si Kecil mengalami sembelit antara lain rasa sakit di perut disertai dengan kembung, demam, dan muntah.

Sembelit bisa dibilang merupakan masalah yang cukup umum pada anak. Ada tiga tahap ketika Si Kecil mungkin akan mengalami sembelit, yaitu:

1.Pengenalan MPASI atau peralihan dari susu formula ke makanan padat saat Si Kecil berusia 6 bulan.

2. Ketika mulai toilet troining di masa batita.

3. Saat Si Kecil mulai bersekolah.

Ada sejumlah tanda yang bisa dikenali ketika Si Kecil mengalami sembelit, antara lain rasa tidak nyaman di perut, BAB kurang dari 3 kali per minggu untuk anak-anak dan tidak buang air besar selama 2 atau 3 hari untuk bayi. Gejala lain mengenali anak sembelit adalah dia menyilangkan kaki dan terlihat gelisah, feses keras dan kering sehingga sulit dikeluarkan, serta terdapat noda feses di pakaian dalam Si Kecil.

Mungkin Bunda bertanya-tanya apa yang membuat Si Kecil sembelit. Ada sejumlah hal yang membuat anak sulit buang air besar, misalnya:

1.Menunda BAB

Si Kecil mungkin mungkin mengabaikan keinginan untuk BAB karena ia terlalu sibuk bermain dan enggan berhenti. Bisa saja ia malas ke kamar mandi atau tidak nyaman menggunakan toilet umum. Hal lain yang menjadi alasan: Si Kecil mungkin takut BAB karena merasa sakit atau ia ada masalah dengan toilet training.

2. Kurang asupan serat

Serat berfungsi melancarkan gerakan usus. Sayangnya banyak anak tidak tercukupi konsumsi buah sayur dan biji-bijian sehingga asupan seratnya tidak mencukupi.

3. Kurang cairan

Air dan cairan lain dapat menunjang tugas serat untuk melancarkan saluran cerna.

4. Konsumsi obat-obatan

Apabila anak mengonsumsi obat-obatan tertentu - misalnya obat penghilang rasa sakit dan antasida - hal ini dapat memicu konstipasi. Pemberian suplementasi zat besi bisa memicu sembelit pada anak.

5. Stres

Stres juga bisa memicu konstipasi. Si Kecil dapat mengalami konstipasi ketika mereka cemas tentang sesuatu, seperti mulai di sekolah baru atau masalah di rumah. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan emosi dapat mempengaruhi fungsi usus, memicu konstipasi dan kondisi lainnya, seperti diare.

6. Sindrom iritasi usus besar (IBS)

Beberapa anak mengalami sembelit karena sindrom iritasi usus besar (IBS), yang dapat terjadi ketika mereka stres atau makan makanan pemicu tertentu, misalnya makanan berlemak atau pedas. Si Kecil dengan kondisi IBS mungkin mengalami sembelit atau diare, serta sakit perut dan gas.

Lantas, bagaimana cara mengatasi sembelit pada Si Kecil? Bunda dapat melakukan sejumlah langkah berikut ini:

1.Pastikan Si Kecil mendapat cukup cairan

Jumlah cairan yang dibutuhkan anak-anak bervariasi berdasarkan berat dan usia mereka. Tetapi kebanyakan anak-anak usia sekolah membutuhkan setidaknya 3 hingga 4 gelas air setiap hari.

2. Tambahkan lebih banyak serat ke dalam makanan Si Kecil

Pastikan ia cukup mengonsumsi buah, biji-bijian, dan sayuran. Saat menambahkan lebih banyak serat ke dalam makanan anak, lakukan perlahan-lahan selama beberapa minggu dan pastikan Si Kecil juga minum lebih banyak cairan ya Bun.

3. Kurangi konsumsi makanan cepat makan cepat saji

Alasannya, makanan cepat saji bersifat memperlambat kinerja saluran cerna. Juga batasi asupan soda dan teh karena mengandung kafein.

4. Biasakan jadwal makan teratur

Makan adalah stimulan alami untuk usus, sehingga makan teratur dapat membantu Si Kecil membentuk kebiasaan buang air besar rutin. Jika perlu, jadwalkan sarapan sedikit lebih awal untuk memberi Si Kecil kesempatan untuk ke toilet sebelum berangkat sekolah.

5. Ajari Si Kecil untuk BAB rutin

Minta Si Kecil mencoba setidaknya 10 menit dua kali sehari. Setelah makan adalah waktu yang tepat untuk mencoba BAB.

Perubahan kecil ini biasanya membantu sebagian besar anak mengatasi keluhan sembelit. Bicarakan dengan dokter sebelum memberi Si Kecil segala jenis obat sembelit yang dijual bebas.

Jika semua upaya sudah dilakukan namun Si Kecil tetap sembelit, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Sembelit biasanya bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, namun kadang-kadang memang bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius. Jika sembelit pada Si Kecil berlangsung lebih dari 2 minggu, mungkin ini bukanlah sembelit biasa apalagi jika Bunda mengenali terdapat pembengkakan di perut, penurunan berat badan, feses mengandung darah, demam, muntah dan terjadi robekan di kulit sekitar anus.

Referensi

https://kidshealth.org/en/parents/constipation.html

https://www.webmd.com/children/guide/constipation-treatment#1

https://www.webmd.com/children/child-constipated#1

https://www.webmd.com/first-aid/treating-constipation-in-children