Daftar Makanan Pemicu Alergi

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Apr 2019

Sahabat NUB,

Alergi memang sesuatu yang menjengkelkan namun sayangnya sulit dihindari. Apakah ada di antara keluarga yang memiliki alergi? Mereka yang mengalami alergi membutuhkan upaya ekstra untuk mencegah agar alergi ini tidak muncul. Alergi makanan merupakan salah satu jenis alergi yang kerap ditemui.

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebut, alergi makanan diperkirakan mempengaruhi 4% - 6% anak-anak dan 4% orang dewasa.

Gejala alergi makanan paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak, tetapi faktanya alergi ini dapat muncul pada usia berapa pun. Kita bahkan dapat mengembangkan alergi terhadap makanan yang telah terbiasa dimakan selama bertahun-tahun tanpa masalah.

Alergi makanan disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh yang tidak sesuai terhadap makanan atau zat dalam makanan tertentu. Kesalahan sistem kekebalan tubuh menganggap suatu makanan tertentu sebagaizat berbahaya,dan menciptakan imunoglobulin E (IgE) antibodi untuk melawannya.

Saat mengonsumsi makanan ini – meski dalam jumlah sedikit - IgE merasakannya dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan bahan kimia untuk melawannya. Bahan kimia ini menyebabkan gejala reaksi alergi.

Ada sejumlah makanan yang paling banyak memicu reaksi alergi, di antaranya susu sapi, telur, ikan dan kerang, kacang tanah dan kacang-kacangan, kedelai, dan gandum. Yuk Bunda kenali lebih jauh makanan yang bisa memicu alergi dalam uraian berikut ini:

Susu sapi (atau protein susu sapi).

Antara 2% dan 3% anak-anak di bawah 3 tahun alergi terhadap protein yang ditemukan dalam susu sapi dan formula berbasis susu sapi. Sayangnya, kebanyakan susu formula berbahan dasar susu sapi. Protein susu juga bisa menjadi bahan tersembunyi dalam makanan olahan yang bisa memicu reaksi alergi.

Menurut Food Allergy & Anaphylaxis Network (FAN), alergi susu adalah alergi makanan yang paling umum, yang mempengaruhi dua setengah persen anak-anak di bawah usia tiga tahun. Dua jenis protein dalam susu dapat menyebabkan reaksi alergi: kasein dan whey, yang mana whey menjadi penyebab di sebagian besar kasus alergi.

Telur.

Alergi telur bisa menjadi tantangan bagi sebagian besar orangtua. Telur banyak disukai anak dan sumber protein hewani ini kerap dtemukan dalam bahan makanan. Menurut FAAN, setidaknya satu setengah persen dari anak-anak memiliki alergi ini. Sejumlah protein dalam kuning dan putih telur dapat menyebabkan alergi. Kabar baiknya, saat beranjak dewasa, alergi telur bisa teratasi.

Ikan dan kerang.

Meskipun seseorang dengan alergi ikan mungkin hanya alergi terhadap satu jenis ikan, namun demi meminimalkan kemungkinan alergi, ia disarankan untuk menghindari semua ikan. Tidak seperti banyak alergi makanan lainnya, alergi ikan cenderung bertahan sepanjang hidup seseorang. Ini adalah salah satu alergi makanan yang paling umum pada orang dewasa.

Kerap mendengar makanan laut bisa memicu reaksi alergi? Faktanya, segala macam hewan lautdapat menyebabkan reaksi alergi, terutama krustasea (kepiting, lobster, udang, udang), dan moluska (misalnya kerang, tiram, cumi-cumi, dan gurita). Beberapa orang hanya alergi terhadap satu jenis kerang; beberapa orang lain harus menghindari semua jenis. Alergi kerang lebih umum pada orang dewasa daripada anak-anak.

Menurut American College of Asthma, Allergy, & Imunology (ACAAI), bersama dengan kacang tanah dan kacang pohon, alergi kerang lebih mungkin menyebabkan gejala anafilaksis.

Kacang tanah dan kacang pohon.

Alergi kacang sedang meningkat, dan juga alergi terhadap kacang pohon. Kacang pohon yang dapat menyebabkan reaksi alergi termasuk almond, pecan, kacang mete, pistachio dan walnut. Seperti kerang, beberapa orang alergi terhadap satu jenis kacang, sementara yang lain memiliki reaksi untuk semua jenis kacang., seperti almond, kenari, pecan, hazelnut, dan kacang mede.

Kedelai.

Alergi kedelai lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Menurut Food Allergy Initiative (FAI), kebanyakan anak akan bereaksi ringan sajaterhadapkedelai pada saat mereka berusia tiga tahun. Sebagian besar, reaksi alergi terhadap kedelai hanya reaksi ringan.

Gandum.

Protein gandum ditemukan dalam banyak makanan. Meskipun alergi gandum sering dikacaukan dengan penyakit celiac, namun ada perbedaan di antara keduanya. Penyakit celiac adalah sensitivitas terhadap gluten (ditemukan dalam gandum, gandum hitam). Pada alergi gandum bisa menyebabkan reaksi yang mengancam jiwa.

Empat kelas protein gandum dapat menyebabkan reaksi alergi: albumin, globulin, gliadin dan gluten. protein gandum, terutama gluten, yang digunakan dalam berbagai jenis makanan, antara lain es krim, roti, kecap, saus tomat, kerupuk juga cake dan muffin.

Bagi orang yang sangat alergi, bahkan sejumlah kecil makanan (misalnya, 1/44.000 biji kacang tanah) dapat memicu reaksi. Orang yang kurang sensitif mungkin bisa makan makanan pemicu alergi dalam jumlah kecil.

Anak-anak dengan alergi makanan harus sepenuhnya menghindari produk yang dibuat dengan bahan pemicu alergi itu. Namun ini bisa sulit karena alergen ditemukan di banyak makanan dan produk yang tidak terduga. Baca selalu label untuk melihat apakah makanan kemasan mengandung alergen yang bisa memicu reaksi alergi.

Karena Si Kecil mungkin tidak tahu bagaimana menggambarkan apa yang terjadi, mereka mungkin mengatakan sesuatu seperti “Mulutku kesemutan” atau “Lidahku terasa berat” atau “Seperti ada katak di tenggorokan” saat terjadi reaksi alergi. Suara serak atau mencicit juga bisa menjadi tanda reaksi alergi pada anak yang patut diwaspadai.

Referensi

https://www.webmd.com/allergies/food-triggers#1

https://www.healthline.com/nutrition/common-food-allergies#section1

https://acaai.org/allergies/types/food-allergy

https://kidshealth.org/en/parents/allergy.html