Jangan Berbuka Puasa dengan Yang Manis

Oleh juliehardy 26 Jul 2012

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW mengatakan “Apabila berbuka salah satu dari kamu, hendaklah berbuka dengan yang manis”.

Nabi Muhammad SAW berbuka puasa dengan kurma lembek sebelum melaksanakan sholat magrib dan bila tidak ada kurma lembek beliau akan berbuka dengan kurma kering (tamr) dan bila tidak ada keduanya maka beliau akan berbuka dengan air putih saja.

Kurma mengandung karbohidrat kompleks yang memang dibutuhkan ketika kita berbuka puasa. Sebab saat berpuasa selama lebih kurang 14 jam kadar gula darah di dalam tubuh manusia normal tentu akan menurun sehingga kita butuh asupan karbohidrat atau gula yang akan meningkatkan kadar gula tubuh. Namun hadist nabi tadi disalahartikan oleh banyak orang yang akhirnya mengkonsumsi makanan manis dalam arti yang sebenarnya.

Makanan manis seperti penganan, syrup, kue-kue lebih banyak mengandung karbohidrat sederhana yang akan cepat diuraikan oleh tubuh sehingga akan terjadi lonjakan kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini tentu tidak baik.
Kurma juga mengandung karbohidrat tetapi karena bentuknya kompleks maka akan diuraikan secara perlahan-lahan oleh sebab itu kurma sangat cocok dikonsumsi saat berbuka dan sahur.

Adapun kurma yang dijual saat ini di pasaran belum tentu mengandung karbohidrat asli dari buah kurmanya, sebab banyak yang sudah ditambahkan pemanis supaya rasanya menjadi manis sebab kurma yang asli rasanya tidak terlalu manis. Kurma yang asli ini mengandung nutrisi tinggi dengan kalori yang rendah. Maksud penambahan pemanis atau bahan lainnya pada kurma yang dijual di Indonesia tentu fungsinya untuk mengawetkan kurma segar agar layak dikonsumsi ketika tiba di sini. Tetapi banyak yang tidak sadar dengan bahaya bahan-bahan tambahan tersebut yang mengandung kadar gula berlipat-lipat.

Alhasil, niat ingin mencontoh nabi berbuka dengan kurma malah menambah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Banyak orang yang berpuasa di bulan Ramadhan justru menjadi lemas, mengantuk, atau justru tambah gemuk karena kebanyakan gula. Kebanyakan menyalahartikan hadist di atas, makin banyak mengkonsumsi yang manis saat berbuka maka makin baiklah puasanya, dan yang manis = gula.

Dalam proses metabolisme dikenal adanya Indeks Glikemik. Indeks Glikemik yang tinggi dari makanan mengandung arti bahwa makin cepat makanan tersebut diubah menjadi gula. Maka reaksi tubuh akan makin cepat menghasilkan insulin. Respon insulin dalam tubuh yang cepat akan mengakibatkan tubuh bereaksi cepat menimbun lemak.

Maka saat berbuka puasa ada baiknya meminum air putih terlebih dahulu saat berbuka lalu dilanjutkan dengan sholat maghrib dan setelah itu dapat mengkonsumsi nasi yang mengandung karbohidrat kompleks. Dianjurkan pula untuk mengkonsumsi karbohidrat 50 persen saja dalam makanan, sisanya banyak-banyak mengkonsumsi protein, lalu lemak secukupnya dan buah serta sayuran. Jika sangat lapar dan tak bisa menunggu lama untuk mengkonsumsi karbohidrat segera setelah berbuka, maka pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat sederhana tetapi dengan Indeks Glikemik yang rendah seperti Pisang, buah Pir atau Apel.

Saat sahur pun demikian juga, karbohidrat kompleks adalah pilihan yang tepat untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil di dalam tubuh dan tidak membuat kita cepat lapar dan merasa lemas dan mengantuk saat berpuasa. Semoga amal ibadah kita di bulan suci ini akan semakin membawa berkah dengan tetap menjaga tubuh yang segar dan sehat.

1 Komentar

Nutrisi Bangsa

27 Jul 2012 13:36

Setuju bu, berbuka dengan yang manis memang segar pada saat itu, akan tetapi kemudian menjadi cepat lemas juga... :)