Memutus Lingkaran Jahat Anemia

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 01 Mar 2019

Sahabat NUB,

Anemia masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Anemia akibat defisiensi zat besi bukanlah masalah sepele karena dampaknya serius untuk jangka panjang, dan menjadi lingkaran setan tak berkesudahan.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi kejadian anemia pada remaja perempuan di Indonesia masih tinggi, angkanya mencapai 22,7%.

Anemia yang tidak ditangani dengan baik, khususnya pada remaja perempuan, dapat berdampak jangka panjang bagi dirinya dan juga anaknya kelak. Jika saatnya tiba, remaja putrid akan menikah, hamil dan memiliki anak. Di masa kehamilan, remaja yang sudah menderita anemia bisa mengembangkan anemia yang lebih parah saat hamil, antara lain karena kebutuhan gizi saat hamil meningkat.

Anemia yang parah dapat menimbulkan konsekuensi serius, baik pada ibu maupun janin di dalam kandungan. Wanita yang sedari remaja kekurangan zat besi, saat hamil akan mengalami anemia, yang dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah.

Mengapa remaja putri rentan mengalami anemia? Masa remaja merupakan masa di mana pertumbuhan terjadi dengan cepat, yang membutuhan asupan gizi yang memadai. Remaja putribanyak yang melakukan diet tanpa konsultasi dengan ahlinya sehingga berisiko mengalami asupan zat gizi penting, selain itu remaja putri berisiko untuk anemia karena mengalami menstruasi setiap bulannya.

Zat besi dibutuhkan pada semua sel tubuh dan merupakan dasar dalam proses fisiologis, seperti pembentukan hemoglobin (sel darah merah) dan fungsi enzim. Perempuan membutuhkan asupan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) mengatakan bahwa kebutuhan zat besi remaja perempuan usia 13-29 tahun adalah 26 mg, angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan laki-laki seusianya sebesar 13 mg.

Pada perempuan, asupan zat besi tidak hanya digunakan untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga digunakan untuk mengganti zat besi yang hilang akibat siklus menstruasisetiap bulannya. Karena kebutuhan zat besi perempuan yang sangat tinggi inilah, perempuan berisiko mengalami kekurangan zat besi, yang nantinya dapat berkembang menjadi anemia.

Dampak anemia antara lain pertumbuhan dan perkembangan terganggu, mudah lelah, gampang terkena infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang menurun, lebih rentan terhadap keracunan, juga terganggunya konsentrasi dan kemampuan berpikir.

Bagaimana solusinya? Remaja putri dan perempuan usia subur perlu mengonsumsi aneka ragam makanan untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan untuk pertumbuhanyang cepat, peningkatan volume darah dan peningkatan haemoglobin. Zat gizi mikro penting yang diperlukan pada remaja putri ini salah satunya zat besi, juga asam folat.

Mengapa selain zat besi asupan asam folat juga penting bagi perempuan? Alasannya, asam folat digunakan untuk pembentukan sel, termasuk sel darah merah dan sistem saraf.

Asam folat berperan penting pada pembentukan DNA dan metabolisme asam amino dalam tubuh. Kekurangan asam folat bisa mengakibatkan anemia karena terjadinya gangguan pada pembentukan DNA yang memicu gangguan pembelahan sel darah merah sehingga jumlah sel darah merah menjadi kurang.

Asam folat bersama-sama dengan vitamin B6 dan B12 dapat membantu mencegah penyakit jantung. Seperti halnya zat besi, asam folat banyak terdapat pada sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Menurut Pedoman Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan, konsumsi folat pada orang dewasa disarankan sebanyak 1000 gr/hari.

Anemia dapat disebabkan oleh kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi. Oleh karena itu, untuk mencegah anemia, disarankan untuk memenuhi kebutuhan zat besi dengan cara makan makanan yang mengandung zat besi dan gizi seimbang setiap hari.

Untuk mencukupi asupan zat besi bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan sumber zat besi, seperti sereal yang difortifikasi besi, roti, atau sayuran berdaun hijau.

Lengkapi menu makan dengan makanan sumber protein, seperti daging merah, telur, kacang, yang juga kaya akan zat besi.

Referensi:

https://www.webmd.com/a-to-z-guides/qa/how-can-i-prevent-anemia

http://promkes.kemkes.go.id/5-cara-sehat-cegah-anemia-saat-menstruasi

https://www.thewellproject.org/hiv-information/anemia-and-women

http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman Gizi/PGS Ok.pdf